Tok! The Fed Naikkan Lagi Suku Bunga Acuan 75 Bps
Kamis, 22 September 2022 - 05:48 WIB
JAKARTA - Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed resmi menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) atau 0,75% menjadi di kisaran 3,00%-3,25%. Angka ini menandai level tertinggi suku bunga AS sejak 2008.
Persentase tersebut sekaligus menunjukkan adanya tren lonjakan Fed Funds Rate (FFR) ketiga kalinya sebagai langkah agresif dalam menjinakkan inflasi . Sebelumnya, FFR berada di level 2,25%-2,50%.
Kebijakan baru ini juga mencatat The Fed telah mengerek suku bunga sebesar 300 basis poin atau 3% hanya dalam enam bulan terakhir.
Melalui pertemuan FOMC, Kamis (22/9/2022) dini hari WIB, The Fed juga memperkirakan ada lonjakan suku bunga mencapai 4,6% pada tahun 2023. Langkah ini bakal diambil secara bertahap sampai perjuangan melawan inflasi benar-benar dihentikan.
Selain lonjakan suku bunga, kebijakan pengetatan kuantitatif (QT) atau pengurangan neraca The Fed diperkirakan akan semakin memperketat kondisi keuangan.
Diketahui, awal bulan ini, The Fed telah meningkatkan laju QT-nya menjadi USD95 miliar per bulan, naik dari USD47,5 miliar pada bulan Juni.
Sebelumnya, sejumlah pengamat ekonomi dunia menyebut ada peluang suku bunga acuan AS dapat menyentuh area 3,8% di akhir tahun dan akan menembus level 4,4% pada tahun depan.
Hal ini akan mendorong tingkat pengangguran mendekati level 4,5%, sebagaimana ramalan Deutsche Bank, dilansir Reuters, Rabu (21/9/2022).
Dengan ongkos bunga yang lebih tinggi, pasar saat ini dihadapkan dengan masalah perlambatan pertumbuhan yang ditakutkan akan secara perlahan menggiring ekonomi Negeri Paman Sam tersungkur ke dalam jurang resesi.
"Itu adalah risiko yang jauh lebih besar saat ini, dan itu meningkat dengan setiap kenaikan suku bunga,” ujar CEO GraniteShares Will Rhind, mengutip Investing.com.
Persentase tersebut sekaligus menunjukkan adanya tren lonjakan Fed Funds Rate (FFR) ketiga kalinya sebagai langkah agresif dalam menjinakkan inflasi . Sebelumnya, FFR berada di level 2,25%-2,50%.
Kebijakan baru ini juga mencatat The Fed telah mengerek suku bunga sebesar 300 basis poin atau 3% hanya dalam enam bulan terakhir.
Melalui pertemuan FOMC, Kamis (22/9/2022) dini hari WIB, The Fed juga memperkirakan ada lonjakan suku bunga mencapai 4,6% pada tahun 2023. Langkah ini bakal diambil secara bertahap sampai perjuangan melawan inflasi benar-benar dihentikan.
Selain lonjakan suku bunga, kebijakan pengetatan kuantitatif (QT) atau pengurangan neraca The Fed diperkirakan akan semakin memperketat kondisi keuangan.
Diketahui, awal bulan ini, The Fed telah meningkatkan laju QT-nya menjadi USD95 miliar per bulan, naik dari USD47,5 miliar pada bulan Juni.
Sebelumnya, sejumlah pengamat ekonomi dunia menyebut ada peluang suku bunga acuan AS dapat menyentuh area 3,8% di akhir tahun dan akan menembus level 4,4% pada tahun depan.
Hal ini akan mendorong tingkat pengangguran mendekati level 4,5%, sebagaimana ramalan Deutsche Bank, dilansir Reuters, Rabu (21/9/2022).
Dengan ongkos bunga yang lebih tinggi, pasar saat ini dihadapkan dengan masalah perlambatan pertumbuhan yang ditakutkan akan secara perlahan menggiring ekonomi Negeri Paman Sam tersungkur ke dalam jurang resesi.
"Itu adalah risiko yang jauh lebih besar saat ini, dan itu meningkat dengan setiap kenaikan suku bunga,” ujar CEO GraniteShares Will Rhind, mengutip Investing.com.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda