Kebutuhan Minyak Kayu Putih Capai 1.500 Ton, Ini Langkah Perhutani
Jum'at, 23 September 2022 - 20:21 WIB
JAKARTA - Perum Perhutani mencatat kebutuhan minyak kayu putih secara nasional mencapai 1.500 ton per tahun. Sementara produksi dalam negeri hanya mencapai 450 ton per tahun tahun.
Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro mencatat potensi pasar minyak kayu putih dalam negeri sangat besar. Oleh karena itu, pihaknya tengah mengembangkan komoditas tersebut yang termasuk dalam Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). “Peluang pasar untuk produk minyak kayu putih sangat baik,” ujar Wahyu, Jumat (23/9/2022).
Dia melanjutkan, Perhutani telah meluncurkan Klon Unggul Jati dan Klon Unggul Kayu Putih melalui Perhutani Forestry Institute (PeFI).
PeFI berfungsi sebagai pusat pendidikan, penelitian dan inovasi bagi perusahaan termasuk mengelola riset serta inovasi teknologi dan produk, menciptakan bisnis atau produk baru.
Produk baru ini sekaligus mendukung program pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi dan pangan nasional, di mana, BUMN dituntut mengambil peran strategis untuk mewujudkan ekosistem tersebut.
Untuk tanaman kayu putih, Perhutani melakukan pemuliaan sejak tahun 2010 dan telah mendapatkan hasil 5 klon unggul dengan keunggulan pada rendemen minyak kayu putih dan menghasilkan biomassa daun kayu putih yang bagus.
Sementara itu, ungkap Wahyu, jati merupakan komoditi utama yang dikembangkan oleh Perhutani dan pemuliaan tanamannya sudah dilakukan sejak tahun 1997. Adapun klon unggul Jati yang dihasilkan tersebut dikenal dengan istilah Jati Plus Perhutani (JPP).
"Kami berharap JPP dapat menjadi acuan dalam pengembangan tanaman jati dan menjadi bibit jati terbaik di Indonesia," tuturnya.
Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro mencatat potensi pasar minyak kayu putih dalam negeri sangat besar. Oleh karena itu, pihaknya tengah mengembangkan komoditas tersebut yang termasuk dalam Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). “Peluang pasar untuk produk minyak kayu putih sangat baik,” ujar Wahyu, Jumat (23/9/2022).
Dia melanjutkan, Perhutani telah meluncurkan Klon Unggul Jati dan Klon Unggul Kayu Putih melalui Perhutani Forestry Institute (PeFI).
PeFI berfungsi sebagai pusat pendidikan, penelitian dan inovasi bagi perusahaan termasuk mengelola riset serta inovasi teknologi dan produk, menciptakan bisnis atau produk baru.
Produk baru ini sekaligus mendukung program pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi dan pangan nasional, di mana, BUMN dituntut mengambil peran strategis untuk mewujudkan ekosistem tersebut.
Untuk tanaman kayu putih, Perhutani melakukan pemuliaan sejak tahun 2010 dan telah mendapatkan hasil 5 klon unggul dengan keunggulan pada rendemen minyak kayu putih dan menghasilkan biomassa daun kayu putih yang bagus.
Sementara itu, ungkap Wahyu, jati merupakan komoditi utama yang dikembangkan oleh Perhutani dan pemuliaan tanamannya sudah dilakukan sejak tahun 1997. Adapun klon unggul Jati yang dihasilkan tersebut dikenal dengan istilah Jati Plus Perhutani (JPP).
"Kami berharap JPP dapat menjadi acuan dalam pengembangan tanaman jati dan menjadi bibit jati terbaik di Indonesia," tuturnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda