Pemerintah Bidik 1,6 Juta Motor Listrik di 2023, Pengamat: Mudah Saja
Sabtu, 24 September 2022 - 16:10 WIB
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan tahun ini hingga 2023, sebanyak 1,6 juta sepeda motor listrik baru dan konversi dapat mengaspal di jalanan Indonesia.
Pengamat Transportasi Darmaningtyas menilai target tersebut dapat mudah tercapai. Pasalnya, jumlah produksi kendaraan motor di Indonesia melebihi angka tersebut
"Kalau sudah menjadi keputusan politik mudah saja karena produksi motor tiap tahun sebelum pandemi sampai 8 juta (unit). Jadi kalo cuma 1,6 juta itu bisa selesai dalam waktu 6 bulan," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Sabtu (24/9/2022).
Lebih lanjut, Darmaningtyas menyebut langkah perubahan kendaraan bermotor berbahan bakar fosil ke listrik hanya menunda masalah dan memindahkan polusi saja.
"Konversi itu cuma nunda masalah dan mindah polusi saja. Nunda masalah karena cadangan batu bara juga terbatas, jadi suatu saat juga akan ngalami krisis," tukasnya.
"Maka sedang mindahin polusi karena semula polusi terjadi di jalan, sekarang pindah di tempat pembakaran batu bara (pembangkit)," imbuhnya.
Jika pemerintah ingin mewujudkan target net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat, kata dia, program B30 sebaiknya dilanjutkan.
"Intinya, selama sumber listrik kita 65% masih batu bara. Dan kalau Indonesia mau sustain ya gunakan energi terbarukan, program B30 syukur sampe B50 dilanjutin saja," tandasnya.
Pengamat Transportasi Darmaningtyas menilai target tersebut dapat mudah tercapai. Pasalnya, jumlah produksi kendaraan motor di Indonesia melebihi angka tersebut
"Kalau sudah menjadi keputusan politik mudah saja karena produksi motor tiap tahun sebelum pandemi sampai 8 juta (unit). Jadi kalo cuma 1,6 juta itu bisa selesai dalam waktu 6 bulan," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Sabtu (24/9/2022).
Lebih lanjut, Darmaningtyas menyebut langkah perubahan kendaraan bermotor berbahan bakar fosil ke listrik hanya menunda masalah dan memindahkan polusi saja.
"Konversi itu cuma nunda masalah dan mindah polusi saja. Nunda masalah karena cadangan batu bara juga terbatas, jadi suatu saat juga akan ngalami krisis," tukasnya.
"Maka sedang mindahin polusi karena semula polusi terjadi di jalan, sekarang pindah di tempat pembakaran batu bara (pembangkit)," imbuhnya.
Jika pemerintah ingin mewujudkan target net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat, kata dia, program B30 sebaiknya dilanjutkan.
"Intinya, selama sumber listrik kita 65% masih batu bara. Dan kalau Indonesia mau sustain ya gunakan energi terbarukan, program B30 syukur sampe B50 dilanjutin saja," tandasnya.
(ind)
tulis komentar anda