Resmikan BUMN Startup Day 2022, Jokowi Ungkap Penyebab Bisnis Rintisan Gagal Berkembang

Senin, 26 September 2022 - 11:01 WIB
Presiden Jokowi meresmikan ajang BUMN Startup Day Tahun 2022 di Indonesia Convention Exhibition BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (26/9/2022). Foto/tangkapan layar
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi ini meresmikan ajang BUMN Startup Day Tahun 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.

"Pada kesempatan yang baik ini, dan dengan mengucap bismillah, pagi hari ini saya buka BUMN Startup Day Tahun 2022," kata Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan secara daring, Senin (25/9/2022).

Jokowi mengungkapkan, hampir 90% startup di Indonesia gagal saat sedang merintis usahanya. "Hati-hati 80-90% startup gagal saat merintis karena sekali lagi tidak melihat kebutuhan pasar yang ada. Berangkatnya mestinya dari kebutuhan pasar yang ada itu apa?" ucap Jokowi yang dulu sempat terjun di bisnis mebel.





Selain tidak melihat kebutuhan pasar, kata Jokowi, faktor yang membuat startup tidak bisa bertahan adalah karena keterbatasan biaya. "Yang kedua, juga karena kehabisan dana," tukasnya.

Untuk itu, Jokowi mengingatkan pentingnya modal ventura atau Venture Capital yang merupakan salah satu jenis pembiayaan yang diberikan investor kepada perusahaan rintisan atau startup dan usaha kecil yang diyakini memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.

"Ini nanti fungsinya venture capital. Fungsinya BUMN agar ekosistem besar yang ingin kita bangun ini bisa saling sambung sehingga semuanya terdampingi dengan baik dan tidak gagal untuk masuk ke pasar-pasar, ke peluang-peluang yang ada di negara kita," papar mantan Gubernur DKI itu.



Sementara itu terkait UMKM, Jokowi menyebut baru 19 juta pelaku UMKM yang masuk ke platform digital dari 65,4 juta UMKM yang di Tanah Air.

Maka itu, kepala negara meminta pihak-pihak terkait untuk dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami para UMKM tersebut.

"Hati-hati kita memiliki 65,4 juta UMKM. Memang masih banyak persoalan, urusan kemasan, urusan kualitas, produksi, urusan kapasitas produksi, tetapi di situ baru 19 juta yang masuk ke platform digital. Sehingga, masih ada ruang yang sangat besar untuk bisa kita kerjakan di sana," harapnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More