Konversi Kendaraan Konvensional ke Listrik Akan Ciptakan Efek Domino hingga Rp90 Triliun
Rabu, 28 September 2022 - 13:52 WIB
JAKARTA - Pemerintah menargetkan akan ada enam juta motor konvensional yang dikonversi menjadi motor listrik hingga tahun 2025. Jumlah itu merupakan bagian dari target besar konversi kendaraan konvensional ke listrik hingga 2030.
Baca juga: Baru Ada 21.000 Unit Kendaraan Listrik Wara-wiri, ESDM: Harganya Masih Mahal
Tenaga Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Ketenagalistrikan Sripeni Inten Cahyani mengungkapkan, di dalam Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) yang disusun bersama dengan Dewan Energi Nasional (DEN) telah memasukkan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebagai salah satu program strategis untuk menurunkan impor bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 67 barel oil ekuivalen per day.
"Dengan target sebanyak 13 juta motor listrik dan dua juta mobil listrik sampai dengan tahun 2030, di dalamnya terdapat target enam juta motor listrik hasil dari konversi yang pada akhir tahun 2025," ujar Sripeni dalam acara Pembukaan Indonesia Electric Motor Show 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (28/9/2022).
Dia menambahkan, target enam juta motor listrik hasil konversi tersebut diharapkan akan mampu mengurangi BBM sebesar 12,8 juta barel per tahun dan menurunkan emisi CO2 sebanyak 3,9 juta ton per tahun serta meningkatkan konsumsi listrik sebesar 2,4 terawatt hour.
"Selain itu, adanya multiplier efek dari transaksi dalam negeri sekitar Rp72 sampai Rp90 triliun selama kurun waktu lima tahun mendatang," ungkapnya.
Menurutnya, program tersebut juga akan membantu kesiapan bengkel motor untuk melayani layanan purna jual atau aftersales dari pembelian motor listrik baru. Selain itu, akan turut membuka lebih luas lapangan pekerjaan untuk keahlian teknisi, siswa SMK atau vokasi serta peluang pasar bagi industri komponen motor listrik dan baterai nasional.
"Hal ini diharapkan akan dapat mendorong tumbuhnya industri pengolahan mineral dalam negeri untuk produksi baterai nasional," pungkasnya.
Baca juga: Baru Ada 21.000 Unit Kendaraan Listrik Wara-wiri, ESDM: Harganya Masih Mahal
Tenaga Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Ketenagalistrikan Sripeni Inten Cahyani mengungkapkan, di dalam Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) yang disusun bersama dengan Dewan Energi Nasional (DEN) telah memasukkan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebagai salah satu program strategis untuk menurunkan impor bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 67 barel oil ekuivalen per day.
"Dengan target sebanyak 13 juta motor listrik dan dua juta mobil listrik sampai dengan tahun 2030, di dalamnya terdapat target enam juta motor listrik hasil dari konversi yang pada akhir tahun 2025," ujar Sripeni dalam acara Pembukaan Indonesia Electric Motor Show 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (28/9/2022).
Dia menambahkan, target enam juta motor listrik hasil konversi tersebut diharapkan akan mampu mengurangi BBM sebesar 12,8 juta barel per tahun dan menurunkan emisi CO2 sebanyak 3,9 juta ton per tahun serta meningkatkan konsumsi listrik sebesar 2,4 terawatt hour.
"Selain itu, adanya multiplier efek dari transaksi dalam negeri sekitar Rp72 sampai Rp90 triliun selama kurun waktu lima tahun mendatang," ungkapnya.
Menurutnya, program tersebut juga akan membantu kesiapan bengkel motor untuk melayani layanan purna jual atau aftersales dari pembelian motor listrik baru. Selain itu, akan turut membuka lebih luas lapangan pekerjaan untuk keahlian teknisi, siswa SMK atau vokasi serta peluang pasar bagi industri komponen motor listrik dan baterai nasional.
"Hal ini diharapkan akan dapat mendorong tumbuhnya industri pengolahan mineral dalam negeri untuk produksi baterai nasional," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda