Malaysia Incar Harta Karun RI Terbesar di Dunia, di Sini Lokasinya
Rabu, 05 Oktober 2022 - 10:46 WIB
Kemudian baru pengembangan di Blok North Madura, ada lapangan Hidayah. Kemudian Petronas juga ada di Andaman sama Repsol. “Kita juga akan segera dorong kembangkan East Natuna,” ujar Dwi.
Menurut dia, teknologi saat ini memang berkembang dengan pesat dan bisa membantu untuk bisa mengembangkan blok East Natuna. Salah satu mangkraknya pengembangan East Natuna adalah ketersediaan teknologi. ExxonMobil yang dulunya mitra Pertamina dan sebagai operator karena memiliki teknologi pisahkan gas yang kandungan CO2-nya sangat tinggi.
Namun kini teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) makin berkembang dan memang jadi salah satu strategi pemerintah untuk menekan emisi dari kegiatan hulu migas. Selain itu tingginya CO2 di lapangan migas dengan adanya CCUS menjadi potensi ekonomi baru.
Petronas kata Dwi juga saat ini tengah menggarap ladang gas yang memiliki kandungan CO2 tinggi. “Dengan adanya sudah bisa ada CCUS maka sekarang CO2 tinggi sudah ada titik terang untuk menangani. Malaysia sendiri proyek CO2 juga, kandungan CO2 sekitar 70%,” ujar Dwi.
Sebagaimana diketahui, President dan Group CEO Petronas Datuk Tengku Muhammad Taufik sempat berkunjung ke kantor Kementerian ESDM pada Jumat (23/9/2022). Dalam pertemuan tersebut perusahaan migas asal Malaysia ini mengungkapkan pertemuan dengan ESDM itu setidaknya membahas sejumlah rencana kerja sama dan investasi di industri hulu dan hilir migas Indonesia.
Dia menjelaskan maksudnya berkunjung ke kantor Kementerian ESDM yakni dalam rangka membahas kolaborasi, kerja sama, atau investasi untuk ketahanan energi nasional bersama SKK Migas dan perusahaan migas lokal lain. "Apa-apa yang kami lakukan nanti kalau dengan izin SKK Migas kerja samanya dengan Pertamina dengan pengusaha lain untuk membangun security energy untuk Indonesia," jelas Datuk Taufik.
Menurut dia, teknologi saat ini memang berkembang dengan pesat dan bisa membantu untuk bisa mengembangkan blok East Natuna. Salah satu mangkraknya pengembangan East Natuna adalah ketersediaan teknologi. ExxonMobil yang dulunya mitra Pertamina dan sebagai operator karena memiliki teknologi pisahkan gas yang kandungan CO2-nya sangat tinggi.
Namun kini teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) makin berkembang dan memang jadi salah satu strategi pemerintah untuk menekan emisi dari kegiatan hulu migas. Selain itu tingginya CO2 di lapangan migas dengan adanya CCUS menjadi potensi ekonomi baru.
Petronas kata Dwi juga saat ini tengah menggarap ladang gas yang memiliki kandungan CO2 tinggi. “Dengan adanya sudah bisa ada CCUS maka sekarang CO2 tinggi sudah ada titik terang untuk menangani. Malaysia sendiri proyek CO2 juga, kandungan CO2 sekitar 70%,” ujar Dwi.
Sebagaimana diketahui, President dan Group CEO Petronas Datuk Tengku Muhammad Taufik sempat berkunjung ke kantor Kementerian ESDM pada Jumat (23/9/2022). Dalam pertemuan tersebut perusahaan migas asal Malaysia ini mengungkapkan pertemuan dengan ESDM itu setidaknya membahas sejumlah rencana kerja sama dan investasi di industri hulu dan hilir migas Indonesia.
Dia menjelaskan maksudnya berkunjung ke kantor Kementerian ESDM yakni dalam rangka membahas kolaborasi, kerja sama, atau investasi untuk ketahanan energi nasional bersama SKK Migas dan perusahaan migas lokal lain. "Apa-apa yang kami lakukan nanti kalau dengan izin SKK Migas kerja samanya dengan Pertamina dengan pengusaha lain untuk membangun security energy untuk Indonesia," jelas Datuk Taufik.
(nng)
tulis komentar anda