Maksimalkan Perjanjian Dagang RI-Australia, Kemendag Gelar Forum Bisnis di Ajang TEI 2022
Sabtu, 22 Oktober 2022 - 22:22 WIB
"Kita ingin sangat menggunakan IA-CEPA ini sebagai ‘jalan tol’ kalau istilah Pak Menteri (Mendag Zulkifli Hasan) untuk bisa memasarkan produk-produk yang punya nilai tambah tinggi. Kita kan sudah punya electric vehicle, jadi bisa kita coba untuk menembus pasar Australia," tuturnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total perdagangan Indonesia-Australia dalam periode delapan bulan terakhir (Januari hingga Agustus 2022) mengalami kenaikan lebih dari 8% dibandingkan total perdagangan selama kedua negara selama tahun 2021. Perdagangan Indonesia-Australia juga didominasi produk non-migas.
Pada kesempatan tersebut, Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia Siswo Pramono mengatakan, dengan mengoptimalkan isi perjanjian dalam IA-CEPA, peluang yang ada dapat dipakai untuk mendorong ekspor Indonesia ke Australia, termasuk melalui usaha kecil dan menengah, yang merupakan tulang punggung perekonomian negara.
“Kami harapkan melalui ajang Trade Expo Indonesia ke-37, kontribusi UKM terhadap nilai ekspor Indonesia, terutama dalam memasuki pasar Australia, bisa ditingkatkan,” kata Siswo.
Mengingat sifat perdagangan Indonesia dan Australia yang komplementer, industri kedua negara juga mendapatkan manfaat berupa ketersediaan sumber bahan baku dengan harga kompetitif.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams mengatakan, IA-CEPA memberikan peluang kepada bisnis Australia dan Indonesia untuk memperluas dan mendiversifikasi kemitraan yang ada.
IA-CEPA lebih dari sekedar perjanjian perdagangan dan merupakan kerangka kerja penting untuk fase selanjutnya dari hubungan ekonomi Indonesia-Australia.
“Perjanjian ini memperkuat kapasitas produktif dan membangun kemampuan ekspor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di kedua negara,” kata Penny.
Sementara itu, Direktur Program Kerjasama Ekonomi IA-CEPA Katalis Paul Bartlett mengajak komunitas bisnis Indonesia dan Australia menggali peluang kemitraan bersama untuk memaksimalkan manfaat IA-CEPA di berbagai bidang.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total perdagangan Indonesia-Australia dalam periode delapan bulan terakhir (Januari hingga Agustus 2022) mengalami kenaikan lebih dari 8% dibandingkan total perdagangan selama kedua negara selama tahun 2021. Perdagangan Indonesia-Australia juga didominasi produk non-migas.
Pada kesempatan tersebut, Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia Siswo Pramono mengatakan, dengan mengoptimalkan isi perjanjian dalam IA-CEPA, peluang yang ada dapat dipakai untuk mendorong ekspor Indonesia ke Australia, termasuk melalui usaha kecil dan menengah, yang merupakan tulang punggung perekonomian negara.
“Kami harapkan melalui ajang Trade Expo Indonesia ke-37, kontribusi UKM terhadap nilai ekspor Indonesia, terutama dalam memasuki pasar Australia, bisa ditingkatkan,” kata Siswo.
Mengingat sifat perdagangan Indonesia dan Australia yang komplementer, industri kedua negara juga mendapatkan manfaat berupa ketersediaan sumber bahan baku dengan harga kompetitif.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams mengatakan, IA-CEPA memberikan peluang kepada bisnis Australia dan Indonesia untuk memperluas dan mendiversifikasi kemitraan yang ada.
IA-CEPA lebih dari sekedar perjanjian perdagangan dan merupakan kerangka kerja penting untuk fase selanjutnya dari hubungan ekonomi Indonesia-Australia.
“Perjanjian ini memperkuat kapasitas produktif dan membangun kemampuan ekspor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di kedua negara,” kata Penny.
Sementara itu, Direktur Program Kerjasama Ekonomi IA-CEPA Katalis Paul Bartlett mengajak komunitas bisnis Indonesia dan Australia menggali peluang kemitraan bersama untuk memaksimalkan manfaat IA-CEPA di berbagai bidang.
tulis komentar anda