Revenue Melonjak 182,89%, IATA Terus Tunjukkan Kinerja Impresif
Senin, 24 Oktober 2022 - 13:31 WIB
JAKARTA - PT MNC Energy Investments Tbk ( IATA ) terus menunjukkan kinerja impresif. IATA mencatatkan pendapatan sebesar USD137,62 juta untuk tahun berjalan, atau melonjak 182,89% year-on-year (yoy).
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengapresiasi kinerja perseroan, yang terus mencatatkan peningkatan signifikan. “Well done IATA team (PT MNC Energy Investments Tbk). Revenue pada Q3/2022 meningkat 183% YoY ke USD137,6 juta sedangkan net income untuk periode yang sama naik 345% ke USD44,9 juta,” ujar Hary, Senin (24/10/2022).
Kenaikan tajam juga dapat dilihat jika dibandingkan dengan total pendapatan pada kuartal yang sama tahun lalu, dari USD24,80 juta di Q3-2021 menjadi USD53,97 juta di Q3-2022 atau sebesar 117,61%.
Melesatnya kinerja IATA merupakan hasil dari langkah strategis perseroan yang mengalihkan fokus bisnisnya menjadi perusahaan yang bergerak di bidang energi dan investasi, dengan mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR).
BCR merupakan perusahaan induk yang mengelola 8 izin usaha pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. 3 IUPnya sudah dalam tahap produksi dan IUP lainnya ditargetkan untuk beroperasi secara bertahap mulai tahun depan. Mendekati akhir tahun 2022, IATA terus menggenjot output produksi batu bara.
Hingga akhir September 2022, perseroan telah memproduksi lebih dari 3 juta MT, lebih tinggi 64,1% dari produksi tahun lalu yang hanya 1,8 juta MT. IATA menargetkan produksi sebanyak 10 juta MT tahun depan dan akan terus meningkat seiring bertambahnya cadangan terbukti hasil eksplorasi. IATA optimistis cadangan batu bara untuk semua IUP setidaknya mencapai 600 juta MT.
Dampak dari peningkatan pendapatan yang telah disebutkan di atas, EBITDA perseroan pada 9M- 2022 tumbuh positif 215,20% mencapai USD63,41 juta, dari USD20,12 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan secara kuartal, EBITDA pada Q3-2022 tercatat sebesar USD18,71 juta, menguat 47,23% dibandingkan Q3-2021.
Selain itu, laba bersih perseroan melambung 344,75% yoy dari USD10,11 juta pada 9M-2021 menjadi USD44,95 juta pada 9M-2022, yang juga mewakili peningkatan sebesar 109,11% yoy dari USD6,25 juta di Q3-2021 menjadi USD13,08 juta pada kuartal yang sama tahun ini.
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengapresiasi kinerja perseroan, yang terus mencatatkan peningkatan signifikan. “Well done IATA team (PT MNC Energy Investments Tbk). Revenue pada Q3/2022 meningkat 183% YoY ke USD137,6 juta sedangkan net income untuk periode yang sama naik 345% ke USD44,9 juta,” ujar Hary, Senin (24/10/2022).
Kenaikan tajam juga dapat dilihat jika dibandingkan dengan total pendapatan pada kuartal yang sama tahun lalu, dari USD24,80 juta di Q3-2021 menjadi USD53,97 juta di Q3-2022 atau sebesar 117,61%.
Melesatnya kinerja IATA merupakan hasil dari langkah strategis perseroan yang mengalihkan fokus bisnisnya menjadi perusahaan yang bergerak di bidang energi dan investasi, dengan mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR).
BCR merupakan perusahaan induk yang mengelola 8 izin usaha pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. 3 IUPnya sudah dalam tahap produksi dan IUP lainnya ditargetkan untuk beroperasi secara bertahap mulai tahun depan. Mendekati akhir tahun 2022, IATA terus menggenjot output produksi batu bara.
Hingga akhir September 2022, perseroan telah memproduksi lebih dari 3 juta MT, lebih tinggi 64,1% dari produksi tahun lalu yang hanya 1,8 juta MT. IATA menargetkan produksi sebanyak 10 juta MT tahun depan dan akan terus meningkat seiring bertambahnya cadangan terbukti hasil eksplorasi. IATA optimistis cadangan batu bara untuk semua IUP setidaknya mencapai 600 juta MT.
Dampak dari peningkatan pendapatan yang telah disebutkan di atas, EBITDA perseroan pada 9M- 2022 tumbuh positif 215,20% mencapai USD63,41 juta, dari USD20,12 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan secara kuartal, EBITDA pada Q3-2022 tercatat sebesar USD18,71 juta, menguat 47,23% dibandingkan Q3-2021.
Selain itu, laba bersih perseroan melambung 344,75% yoy dari USD10,11 juta pada 9M-2021 menjadi USD44,95 juta pada 9M-2022, yang juga mewakili peningkatan sebesar 109,11% yoy dari USD6,25 juta di Q3-2021 menjadi USD13,08 juta pada kuartal yang sama tahun ini.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda