OJK Umumkan Hasil SNLIK 2022: Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia Meningkat
Sabtu, 29 Oktober 2022 - 22:16 WIB
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 pada gelaran Puncak Bulan Inklusi Keuangan di Jakarta, Sabtu (29/10/2022). Hasil SNLIK tersebut menunjukkan adanya peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia dari tahun lalu.
Berdasarkan hasil SNLIK 2022 yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menunjukkan indeks literasi keuangan sebesar 49,68 persen dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 85,10 persen. Angka ini cukup meningkat dibandingkan hasil SNLIK 2019, dengan indeks literasi keuangan 38,03 persen dan inklusi keuangan 76,19 persen.
Adapun proses pengambilan data SNLIK dilaksanakan mulai Juli hingga September 2022 di 34 provinsi yang mencakup 76 kota/kabupaten dengan jumlah responden 14.634 orang dengan rentang usia 15 sampai dengan 79 tahun. Survei ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara secara tatap muka dan dibantu dengan sistem Computer-Assisted Personal Interviewing (CAPI).
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari mengatakan, “SNLIK bertujuan untuk memetakan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia termasuk literasi keuangan digital. Strategi peningkatan literasi dan inklusi secara masif akan menciptakan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tentunya harus diikuti dengan upaya perlindungan konsumen.”
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari (Foto: OJK)
Hasil SNLIK ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi OJK dan seluruh stakeholders dalam membuat kebijakan, menyusun strategi, dan merancang produk/layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen serta dapat meningkatkan perlindungan bagi masyarakat Indonesia.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan, literasi dan inklusi keuangan memiliki peranan yang penting bagi masyarakat untuk mengurangi risiko agar tidak terjebak dalam aktivitas ilegal. Dengan tingkat literasi yang semakin meningkat diharapkan diikuti pemanfaatan produk dan layanan jasa keuangan yang optimal.
"SNLIK angkanya sudah naik, sudah lebih mendekati 3 dari 5 yang mengerti dari sisi literasi. Nah ini yang saya melihat tantangannya adalah bagaimana utilisasi setelah literasinya naik, utilisasinya untuk ditawarkan berbagai akses kepada produk jasa keuangan harus terus ditingkatkan, kalau tidak, maka ini tidak akan optimal," ujar Mahendra dalam Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2022, Sabtu (29/10/2022).
Berdasarkan hasil SNLIK 2022 yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menunjukkan indeks literasi keuangan sebesar 49,68 persen dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 85,10 persen. Angka ini cukup meningkat dibandingkan hasil SNLIK 2019, dengan indeks literasi keuangan 38,03 persen dan inklusi keuangan 76,19 persen.
Adapun proses pengambilan data SNLIK dilaksanakan mulai Juli hingga September 2022 di 34 provinsi yang mencakup 76 kota/kabupaten dengan jumlah responden 14.634 orang dengan rentang usia 15 sampai dengan 79 tahun. Survei ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara secara tatap muka dan dibantu dengan sistem Computer-Assisted Personal Interviewing (CAPI).
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari mengatakan, “SNLIK bertujuan untuk memetakan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia termasuk literasi keuangan digital. Strategi peningkatan literasi dan inklusi secara masif akan menciptakan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tentunya harus diikuti dengan upaya perlindungan konsumen.”
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari (Foto: OJK)
Hasil SNLIK ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi OJK dan seluruh stakeholders dalam membuat kebijakan, menyusun strategi, dan merancang produk/layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen serta dapat meningkatkan perlindungan bagi masyarakat Indonesia.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan, literasi dan inklusi keuangan memiliki peranan yang penting bagi masyarakat untuk mengurangi risiko agar tidak terjebak dalam aktivitas ilegal. Dengan tingkat literasi yang semakin meningkat diharapkan diikuti pemanfaatan produk dan layanan jasa keuangan yang optimal.
"SNLIK angkanya sudah naik, sudah lebih mendekati 3 dari 5 yang mengerti dari sisi literasi. Nah ini yang saya melihat tantangannya adalah bagaimana utilisasi setelah literasinya naik, utilisasinya untuk ditawarkan berbagai akses kepada produk jasa keuangan harus terus ditingkatkan, kalau tidak, maka ini tidak akan optimal," ujar Mahendra dalam Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2022, Sabtu (29/10/2022).
tulis komentar anda