Potensi 270 Juta Penduduk RI Harus Dioptimalkan untuk Pakai Produk Lokal
Senin, 31 Oktober 2022 - 15:43 WIB
Dody menerangkan, program P3DN dilaksanakan melalui dua pendekatan, yakni mengampanyekan ke seluruh lapisan masyarakat serta mengoptimalkan pengadaan barang dan jasa pemerintah. Sejalan upaya ini, Kemenperin juga menginisiasi fasilitas sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
“Sertifikat TKDN ini untuk mewujudkan kemandirian industri dalam negeri, dan produk lokal tersebut akan menjadi prioritas dalam pengadaan barang dan jasa,” paparnya.
Lebih lanjut, dengan adanya fasilitas sertifikasi TKDN, industri terus berupaya untuk mengoptimalkan komponen lokalnya dari produk yang dibuat.
Artinya, langkah ini dapat mendorong tumbuhnya industri komponen di dalam negeri sehingga struktur manufakturnya terintegrasi, yang berdampak positif pada peningkatan daya saing.
“Minimal komponen lokal pada produk industri tersebut sekitar 25 persen, nanti tinggal ditambah bobot manfaat perusahaan (BMP) yang meliputi misalnya punya lini produksi di Indonesia, adanya investasi, kemudian penyerapan tenaga kerja lokal, dan lain-lain,” terang dia.
Dody menambahkan, sejumlah produk lokal yang sudah menembus pasar global, di antaranya produk makanan dan minuman, fesyen, kerajinan, dan alat pertahanan.
Produk-produk lokal yang diekspor tersebut dinilai punya kualitas unggul karena telah memenuhi standar di negara-negara penerimanya.
“Contohnya produk Indomie telah tersebar ke 80 negara dan permen Kopiko di lebih 100 negara. Selain itu, PT Pindad yang memproduksi berbagai alutsista, telah dipesan banyak negara lain, seperti panser dan senapan. Bahkan, PT Sritex membuat seragam militer Filipina dan memasok rompi antipeluru untuk personil NATO,” bebernya.
“Sertifikat TKDN ini untuk mewujudkan kemandirian industri dalam negeri, dan produk lokal tersebut akan menjadi prioritas dalam pengadaan barang dan jasa,” paparnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, dengan adanya fasilitas sertifikasi TKDN, industri terus berupaya untuk mengoptimalkan komponen lokalnya dari produk yang dibuat.
Artinya, langkah ini dapat mendorong tumbuhnya industri komponen di dalam negeri sehingga struktur manufakturnya terintegrasi, yang berdampak positif pada peningkatan daya saing.
“Minimal komponen lokal pada produk industri tersebut sekitar 25 persen, nanti tinggal ditambah bobot manfaat perusahaan (BMP) yang meliputi misalnya punya lini produksi di Indonesia, adanya investasi, kemudian penyerapan tenaga kerja lokal, dan lain-lain,” terang dia.
Dody menambahkan, sejumlah produk lokal yang sudah menembus pasar global, di antaranya produk makanan dan minuman, fesyen, kerajinan, dan alat pertahanan.
Produk-produk lokal yang diekspor tersebut dinilai punya kualitas unggul karena telah memenuhi standar di negara-negara penerimanya.
“Contohnya produk Indomie telah tersebar ke 80 negara dan permen Kopiko di lebih 100 negara. Selain itu, PT Pindad yang memproduksi berbagai alutsista, telah dipesan banyak negara lain, seperti panser dan senapan. Bahkan, PT Sritex membuat seragam militer Filipina dan memasok rompi antipeluru untuk personil NATO,” bebernya.
(ind)
tulis komentar anda