Aset Rusia Rp316,16 Triliun Dicaplok Inggris, Dari Mana Saja Sumbernya?

Senin, 14 November 2022 - 11:41 WIB
"Pesan kami jelas: kami tidak akan membiarkan Putin berhasil dalam perang brutal ini," tandasnya.

Inggris sejauh ini telah memberikan sanksi kepada lebih dari 1.200 orang termasuk pengusaha terkenal dan politisi terkemuka dan lebih dari 120 entitas di Rusia.

SANKSI KERAS

Inggris telah lama menjadi tujuan bagi sebagian besar uang Rusia yang mengalir ke Barat dalam beberapa dekade setelah keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991.

Uni Eropa, blok 27 negara dengan ekonomi lima kali lebih besar, mengatakan pada bulan Juli, bahwa mereka telah membekukan aset Rusia senilai 13,8 miliar euro (USD13,83 miliar) selama perang Ukraina.

Sanksi Barat terhadap Rusia berarti menipisnya suku cadang yang ditimbun untuk industri otomotif Rusia, hal itu terlihat dari mobil baru buatan Lada yang diproduksi tanpa airbag atau anti-lock brakes, kata perusahaan.

Selain sektor otomotif, perusahaan kedirgantaraan Rusia juga merasakan dampak dari gelombang sanksi Barat. Dimana mereka dipaksa melucuti pesawat untuk suku cadang dan menggunakan semikonduktor peralatan dapur di tank era Soviet, kata para pejabat.

Ditambahkan juga bahwa kekurangan amunisi telah berkontribusi pada keberhasilan Ukraina di medan perang baru-baru ini. Dalam jangka panjang, Rusia mengalami brain drain dan kurangnya akses ke teknologi penting, dengan 75% perusahaan mengurangi operasi dan 25% meninggalkan Rusia sepenuhnya.

Sementara itu aset Rusia saat ini hanya dibekukan, ada diskusi tentang opsi yang tersedia untuk merebutnya. Pejabat Barat mengatakan ada kebutuhan, bantuan keuangan skala besar untuk membangun kembali Ukraina dan kasus moral bagi mereka yang bertanggung jawab atas invasi untuk berkontribusi pada hal ini.

"Saya pikir apa yang ingin kami lakukan adalah melihat apa saja semua opsi yang ada, apa yang mungkin, dan kemudian mengambil keputusan dengan sekutu tentang itu," kata seorang pejabat.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More