Task Force B20 Perdagangan dan Investasi: Integrasi UMKM ke dalam Rantai Pasok Global Dorong Inklusivitas
Rabu, 16 November 2022 - 11:55 WIB
Yang keempat, B20 merekomendasikan para pemimpin G20 untuk menjadikan perdagangan dan investasi sebagai penggerak yang memberi dampak bagi pembangunan hijau dan berkelanjutan.
Sejalan dengan hal tersebut, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Vassilis Gkatzelis, yang turut hadir dalam sesi tersebut, mengatakan bahwa kebijakan ekonomi yang inklusif harus dapat memberdayakan seluruh warga, mulai dari produsen kecil hingga pengusaha besar. Hal ini untuk mendorong perdagangan sebagai pusat pemulihan ekonomi dan mengangkat miliaran orang dari kemiskinan.
"Kebijakan pemerintah yang tepat sasaran terhadap sektor UMKM akan semakin mendorong pertumbuhan sektor ini secara efektif," ujar Vassilis.
Dia juga menekankan bahwa inklusivitas diperlukan bagi UMKM untuk memperluas pasar dan akses pada pembiayaan. Selain itu, akses perdagangan internasional dan investasi juga akan menguntungkan UMKM. Dampaknya juga terlihat pada pertumbuhan ekonomi bangsa.
Vassilis menambahkan, setiap pembuatan kebijakan di sektor UMKM harus dibuat inklusif, berbasis bukti, dan mempertimbangkan semua aspek di lingkungan bisnis.
Vassilis lebih lanjut menekankan pentingnya kolaborasi. “Semua pemangku kepentingan harus berkolaborasi untuk menjembatani kesenjangan dan memberdayakan UMKM dengan menyediakan akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk mengkatalisasi pertumbuhan dan membantu peningkatan bisnis, serta memberikan pengetahuan serta bantuan dalam adaptasi teknologi digital untuk lebih mempromosikan inklusivitas UMKM dalam rantai pasok dan nilai global,” katanya.
Sebagai bagian dari Task Force B20 untuk Perdagangan dan Investasi, Sampoerna mendukung penuh upaya untuk memajukan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM.
“Sampoerna berfokus pada penciptaan nilai bagi ekosistem sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok. Salah satu contohnya, kami memberdayakan lebih dari 200.000 UMKM toko kelontong yang tersebar di seluruh Indonesia melalui Sampoerna Retail Community (SRC). 60% dari mereka adalah perempuan, dan usaha toko kelontong ialah sumber pendapatan utama bagi keluarga mereka. Melalui program tersebut, kami memberikan akses terhadap teknologi, pelatihan, dan peluang pengembangan bisnis bagi para toko kelontong,” kata Vassilis.
Sejalan dengan hal tersebut, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Vassilis Gkatzelis, yang turut hadir dalam sesi tersebut, mengatakan bahwa kebijakan ekonomi yang inklusif harus dapat memberdayakan seluruh warga, mulai dari produsen kecil hingga pengusaha besar. Hal ini untuk mendorong perdagangan sebagai pusat pemulihan ekonomi dan mengangkat miliaran orang dari kemiskinan.
"Kebijakan pemerintah yang tepat sasaran terhadap sektor UMKM akan semakin mendorong pertumbuhan sektor ini secara efektif," ujar Vassilis.
Dia juga menekankan bahwa inklusivitas diperlukan bagi UMKM untuk memperluas pasar dan akses pada pembiayaan. Selain itu, akses perdagangan internasional dan investasi juga akan menguntungkan UMKM. Dampaknya juga terlihat pada pertumbuhan ekonomi bangsa.
Vassilis menambahkan, setiap pembuatan kebijakan di sektor UMKM harus dibuat inklusif, berbasis bukti, dan mempertimbangkan semua aspek di lingkungan bisnis.
Vassilis lebih lanjut menekankan pentingnya kolaborasi. “Semua pemangku kepentingan harus berkolaborasi untuk menjembatani kesenjangan dan memberdayakan UMKM dengan menyediakan akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk mengkatalisasi pertumbuhan dan membantu peningkatan bisnis, serta memberikan pengetahuan serta bantuan dalam adaptasi teknologi digital untuk lebih mempromosikan inklusivitas UMKM dalam rantai pasok dan nilai global,” katanya.
Sebagai bagian dari Task Force B20 untuk Perdagangan dan Investasi, Sampoerna mendukung penuh upaya untuk memajukan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM.
“Sampoerna berfokus pada penciptaan nilai bagi ekosistem sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok. Salah satu contohnya, kami memberdayakan lebih dari 200.000 UMKM toko kelontong yang tersebar di seluruh Indonesia melalui Sampoerna Retail Community (SRC). 60% dari mereka adalah perempuan, dan usaha toko kelontong ialah sumber pendapatan utama bagi keluarga mereka. Melalui program tersebut, kami memberikan akses terhadap teknologi, pelatihan, dan peluang pengembangan bisnis bagi para toko kelontong,” kata Vassilis.
(atk)
tulis komentar anda