Transisi Energi Bersih, APBI Ungkap Tantangan Bisnis Batu Bara di 2023

Kamis, 17 November 2022 - 17:59 WIB
Transisi energi bersih akan membuat pasokan batu bara ke PLTU menjadi berkurang. FOTO/dok.SINDOnews
JAKARTA - Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) mengungkapkan tantangan yang akan dihadapi industri batu bara di 2023, utamanya di tengah upaya transisi energi bersih.

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan, kondisi geopolitik masih menjadi faktor utama yang akan mempengaruhi pola perdagangan batu bara di 2023. Selain itu, hubungan dagang antara Australia dan China juga turut mempengaruhi prospek ekspor batu bara Indoneisa, khususnya ke China dan India.

“Konflik yang terjadi juga memicu inflasinya yang tinggi, menghambat logistik dan suplai yang merugikan semua pihak, termasuk industri batu bara,” kata Hendra dalam acara ‘Mining Talk Series’ secara virtual, Kamis (17/11/2022).





Tantangan lainnya yang juga akan dihadapi industri batu bara yakni, kondisi cuaca yang tidak menentu. Di mana, curah hujan menjadi sulit untuk diprediksi dan cukup tinggi, hal ini disebut mempengaruhi produksi batu bara. “Selain itu, ketersediaan alat berat juga masih faktor yang berpengaruh terhadap suplai dan demand,” imbuhnya.

Selain itu, adanya rencana melakukan pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara juga menjadi tantangan ke depan. Di mana, pemanfaatan batu bara untuk kelistrikan akan semakin berkurang.



Namun di sisi lain, batu bara masih menjadi sumber energi yang paling diandalkan oleh industri non kelistrikan, terutama semen, kertas, pupuk, keramik, tekstik, bahkan smelter. “Namun, kami memperhatikan bahwa ada beberapa pembangkit listrik berbasis batu bara yang masih dapat beroperasi dengan kondisi ini,” pungkasnya.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More