PLTU Akan Disuntik Mati, Permintaan Batu Bara Tetap Tinggi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI) mengungkapkan permintaan batu bara tetap tinggi di tengah rencana pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Batu bara masih menjadi sumber energi yang paling diandalkan oleh industri non kelistrikan, terutama semen, kertas, pupuk, keramik, tekstil, bahkan smelter.
"Ini yang menjadi menarik, karena kami masih memiliki peluang untuk mengisi pasar dalam negeri," kata Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia dalam acara Mining Talk Series secara virtual, Kamis (17/11/2022).
Namun di sisi lain, seiring rencana kebijakan 'suntik mati' PLTU untuk menurunkan emisi karbon tersebut akan mengurangi permintaan batu bara pembangkit listrik. Sementara permintaan batu bara dari industri semen diperkirakan akan mencapai 15,01 juta ton pada 2023, industri pemrosesan dan purifikasi diperkirakan mencapai 46,18 juta ton dan industri lainnya sebesar 16,14 juta ton.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa batu bara menjadi salah satu katalis yang berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terlebih saat pandemi Covid-19, batu bara menjadi sumber energi yang mencatatkan kenaikan demand atau permintaan, di saat industri lainnya mengalami collaps.
"Secara umum, sektor pertambangan tidak teralu terdampak resesi, adapun dampak yang ditimbulkan, yakni adanya kenaikan biaya operasional," pungkas Hendra.
"Ini yang menjadi menarik, karena kami masih memiliki peluang untuk mengisi pasar dalam negeri," kata Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia dalam acara Mining Talk Series secara virtual, Kamis (17/11/2022).
Namun di sisi lain, seiring rencana kebijakan 'suntik mati' PLTU untuk menurunkan emisi karbon tersebut akan mengurangi permintaan batu bara pembangkit listrik. Sementara permintaan batu bara dari industri semen diperkirakan akan mencapai 15,01 juta ton pada 2023, industri pemrosesan dan purifikasi diperkirakan mencapai 46,18 juta ton dan industri lainnya sebesar 16,14 juta ton.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa batu bara menjadi salah satu katalis yang berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terlebih saat pandemi Covid-19, batu bara menjadi sumber energi yang mencatatkan kenaikan demand atau permintaan, di saat industri lainnya mengalami collaps.
"Secara umum, sektor pertambangan tidak teralu terdampak resesi, adapun dampak yang ditimbulkan, yakni adanya kenaikan biaya operasional," pungkas Hendra.
(nng)