Investor Stop Bakar Uang, Gelombang PHK Startup Tak Terbendung
Selasa, 22 November 2022 - 19:24 WIB
JAKARTA - Tren gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di perusahaan startup masih terus berlanjut. Baru-baru ini GoTo mengonfirmasi memangkas 1.300 pegawai atau 12% dari total karyawan mereka disusul Ruangguru.
"Itu mungkin beberapa perusahaan melihat potensi sulit mendapatkan dana tambahan, dan mereka mengambil jalur efisiensi sebagai salah satu pilihan," Managing Partner East Ventures Roderick Purwana dalam acara Kompas100 CEO Forum, di Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Baca Juga: Jor-joran Rekrut Karyawan Berujung PHK Massal, Kelewat Pede?
Menurut dia sulitnya memperoleh pendanaan karena mempertimbangkan potensi resesi yang diperkirakan terjadi pada 2023. Investor mengambil sikap hati-hati terutama penilaian terhadap aspek keuangan dan operasional perusahaan tertentu di saat biaya modal mengalami kenaikan.
"Banyaklah investor yang berinvestasi di sana sini, sekarang mungkin lebih ketat dan lebih berhati-hati dalam memberikan investasi kepada perusahaan. Di mana salah satunya juga untuk investor cost of capital, investor naik dalam 1-2 tahun ini, karena dulunya interest rate hampir 0 kali. Jadi money itu lebih katakanlah lebih murah," kata dia.
Roderick membantah jika fenomena PHK dikaitkan dengan investor mengalami kehabisan uang akan tetapi lebih melihat market di Indonesia. Investor mulai hati-hati dan mengentikan strategi bakar uang karena tidak efektif.
"Kayaknya kalau dibilang kehabisan duit nggak, apalagi kalau dilihat belakangan ini makin banyak investor-investor bukan dari lokal saja tapi regional dan global melihat market Indonesia," tutup Roderick.
"Itu mungkin beberapa perusahaan melihat potensi sulit mendapatkan dana tambahan, dan mereka mengambil jalur efisiensi sebagai salah satu pilihan," Managing Partner East Ventures Roderick Purwana dalam acara Kompas100 CEO Forum, di Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Baca Juga: Jor-joran Rekrut Karyawan Berujung PHK Massal, Kelewat Pede?
Menurut dia sulitnya memperoleh pendanaan karena mempertimbangkan potensi resesi yang diperkirakan terjadi pada 2023. Investor mengambil sikap hati-hati terutama penilaian terhadap aspek keuangan dan operasional perusahaan tertentu di saat biaya modal mengalami kenaikan.
"Banyaklah investor yang berinvestasi di sana sini, sekarang mungkin lebih ketat dan lebih berhati-hati dalam memberikan investasi kepada perusahaan. Di mana salah satunya juga untuk investor cost of capital, investor naik dalam 1-2 tahun ini, karena dulunya interest rate hampir 0 kali. Jadi money itu lebih katakanlah lebih murah," kata dia.
Roderick membantah jika fenomena PHK dikaitkan dengan investor mengalami kehabisan uang akan tetapi lebih melihat market di Indonesia. Investor mulai hati-hati dan mengentikan strategi bakar uang karena tidak efektif.
"Kayaknya kalau dibilang kehabisan duit nggak, apalagi kalau dilihat belakangan ini makin banyak investor-investor bukan dari lokal saja tapi regional dan global melihat market Indonesia," tutup Roderick.
(nng)
tulis komentar anda