Sistem Resi Gudang untuk Beras Bakal Makin Tumbuh di Semester II/2020
Kamis, 09 Juli 2020 - 11:44 WIB
JAKARTA - Pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) untuk komoditas gabah dan beras diproyeksikan mengalami pertumbuhan di semester II/2020. Pertumbuhan tersebut diperkirakan karena proyeksi musim tanam dan panen di semester II/2020.
"Melihat tren serta berbagai faktor yang ada, kami proyeksikan sampai akhir tahun 2020, pemanfaatan SRG baik untuk gabah maupun beras akan mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan tahun 2019," ujar Kepala KBI E-ducentre Diah Yulinda Wulandari, dalam keterangan tertulisnya, Kamis(9/7/2020).
Selain faktor bahwa masyarakat mulai bergerak di era new normal, ia juga melihat bahwa sosialisasi yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat terkait pemanfaatan SRG ini akan cukup mempengaruhi pertumbuhan, khususnya untuk gabah dan beras. Masyarakat khususnya petani dan pemilik komoditas mulai memahami manfaat SRG.
"Melihat proyeksi situasi yang ada di semester II/2020, kami juga merekomendasikan kepada para petani untuk memanfaatkan SRG ini. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga stabilitas harga gabah dan beras yang cenderung turun saat panen," tambah Diah.
(Baca Juga: KBI Gaet Asia Sejahtera Mina Tingkatkan Bisnis Resi Gudang Rumput Laut)
Terkait pemanfaatan SRG Gabah, data dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang menyebutkan, di tahun 2019 pemanfaatan SRG untuk komoditas gabah mencapai 289 RG dengan volume 5,2 juta kg. Adapun nilai pembiayaannya mencapai Rp19,18 miliar.
Sedangkan tahun 2020 untuk periode Januari-Mei, jumlah resi gudang gabah yang diterbitkan mencapai 53 SRG dengan volume 1,37 juta kg, dan dengan nilai pembiayaan sebesar Rp6,009 miliar.
Sedangkan untuk komoditas beras, di tahun 2019 tercatat penerbitan SRG sebanyak 67 dengan volume 5,2 juta kg dan nilai pembiayaan sebesar Rp. 19,18 miliar. Sedangkan untuk tahun 2020 periode Januari-Mei, jumlah resi gudang Beras yang terbit sebanyak 11 RG dengan volume 840.500 kg, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp5,55 miliar.
Proyeksi yang dilakukan oleh KBI e-ducentre tidak terlepas dari mulai bergeraknya ekonomi Indonesia di fase new normal setelah wabah covid-19. Sebelumnya, Riset Morgan Stanley menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh mulai kuartal II tahun 2020, dan akan terus berlanjut sampai akhir tahun 2020.
Dari sisi produksi gabah dan beras, Pemerintah untuk tahun 2020 juga telah menargetkan luas tanam padi seluas 11,66 juta hektare (ha), yang berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras. Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga mencanangkan Gerakan Percepatan Tanam pada April-September 2020.
"Melihat tren serta berbagai faktor yang ada, kami proyeksikan sampai akhir tahun 2020, pemanfaatan SRG baik untuk gabah maupun beras akan mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan tahun 2019," ujar Kepala KBI E-ducentre Diah Yulinda Wulandari, dalam keterangan tertulisnya, Kamis(9/7/2020).
Selain faktor bahwa masyarakat mulai bergerak di era new normal, ia juga melihat bahwa sosialisasi yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat terkait pemanfaatan SRG ini akan cukup mempengaruhi pertumbuhan, khususnya untuk gabah dan beras. Masyarakat khususnya petani dan pemilik komoditas mulai memahami manfaat SRG.
"Melihat proyeksi situasi yang ada di semester II/2020, kami juga merekomendasikan kepada para petani untuk memanfaatkan SRG ini. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga stabilitas harga gabah dan beras yang cenderung turun saat panen," tambah Diah.
(Baca Juga: KBI Gaet Asia Sejahtera Mina Tingkatkan Bisnis Resi Gudang Rumput Laut)
Terkait pemanfaatan SRG Gabah, data dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang menyebutkan, di tahun 2019 pemanfaatan SRG untuk komoditas gabah mencapai 289 RG dengan volume 5,2 juta kg. Adapun nilai pembiayaannya mencapai Rp19,18 miliar.
Sedangkan tahun 2020 untuk periode Januari-Mei, jumlah resi gudang gabah yang diterbitkan mencapai 53 SRG dengan volume 1,37 juta kg, dan dengan nilai pembiayaan sebesar Rp6,009 miliar.
Sedangkan untuk komoditas beras, di tahun 2019 tercatat penerbitan SRG sebanyak 67 dengan volume 5,2 juta kg dan nilai pembiayaan sebesar Rp. 19,18 miliar. Sedangkan untuk tahun 2020 periode Januari-Mei, jumlah resi gudang Beras yang terbit sebanyak 11 RG dengan volume 840.500 kg, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp5,55 miliar.
Proyeksi yang dilakukan oleh KBI e-ducentre tidak terlepas dari mulai bergeraknya ekonomi Indonesia di fase new normal setelah wabah covid-19. Sebelumnya, Riset Morgan Stanley menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh mulai kuartal II tahun 2020, dan akan terus berlanjut sampai akhir tahun 2020.
Dari sisi produksi gabah dan beras, Pemerintah untuk tahun 2020 juga telah menargetkan luas tanam padi seluas 11,66 juta hektare (ha), yang berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras. Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga mencanangkan Gerakan Percepatan Tanam pada April-September 2020.
(fai)
tulis komentar anda