Harga Minyak Dunia Ditutup Beragam Usai China Longgarkan Pembatasan Covid-19
Jum'at, 02 Desember 2022 - 08:36 WIB
JAKARTA - Harga minyak dunia ditutup bervariasi pada Kamis (1/12/2022). Di tengah pelemahan dolar dan harapan peningkatan permintaan bahan bakar di Tiongkok setelah pembatasan Covid-19.
Melansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 9 sen menjadi USD86,88 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menetap di USD 81,22 per barel, naik 0,8% atau 67 sen. Kedua tolok ukur tersebut berada dalam jalur kenaikan mingguan pertama setelah tiga minggu berturut-turut mengalami penurunan. Brent pada Senin pekan ini menyentuh USD80,61 terendah sejak 4 Januari lalu.
"Memasuki sesi bullish namun tidak akan mencapai USD100 per barel karena tidak peduli dengan kota apa yang dibuka kembali," kata ahli strategi pasar senior di RJO Futures Eli Tesfaye.
Dia memproyeksikan harga minyak akan diperdagangkan di kisaran USD70-90 per barel stabil secara bertahap setelah volatilitas yang lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Pergeseran strategi nol-Covid Tiongkok meningkatkan optimisme tentang pemulihan permintaan minyak di sana setelah dua kota besar Guangzhou dan Chongqing mengumumkan pelonggaran pembatasan Covid-19 pada Rabu (30/11).
"Pasar minyak akan terus diterpa oleh berita yang sedang berlangsung dari Tiongkok, mengingat seberapa besar dampak penguncian yang sedang berlangsung terhadap permintaan minyak di konsumen terbesar kedua di dunia itu," kata analis minyak utama di Kpler, Matt Smith.
Tak hanya itu, sepanjang perdagangan Kamis (1/12), harga minyak didukung oleh penurunan indeks dolar Amerika Serikat (AS) ke level terendah sejak Agustus setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menyatakan bahwa kenaikan suku bunga berpotensi turun bulan ini. Pelemahan dolar AS membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Para Analis memproyeksikan prospek batas harga yang lebih rendah pada minyak Rusia juga memberikan dukungan. Uni Eropa secara tentatif menyetujui batas USD60 pada minyak mentah Rusia, Kamis (1/12).
"Setelah turun ke pertengahan USD70 pada awal minggu, minyak sekarang mengalihkan fokus ke pertemuan OPEC, sanksi Rusia, dan tidak adanya barel SPR besar yang mencapai persediaan komersial, ketiganya berpegaruh terhadap dukungan harga," kata Smith.
Sebagaimana diketahui, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) beserta sekutun akan bertemu secara virtual pada 4 Desember meskipun perubahan kebijakan sepertinya tidak terjadi.
Lihat Juga: 5 Drama China Terpopuler pada November 2024, Rekomendasi Terbaik untuk Pecinta Serial Asia
Melansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 9 sen menjadi USD86,88 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menetap di USD 81,22 per barel, naik 0,8% atau 67 sen. Kedua tolok ukur tersebut berada dalam jalur kenaikan mingguan pertama setelah tiga minggu berturut-turut mengalami penurunan. Brent pada Senin pekan ini menyentuh USD80,61 terendah sejak 4 Januari lalu.
"Memasuki sesi bullish namun tidak akan mencapai USD100 per barel karena tidak peduli dengan kota apa yang dibuka kembali," kata ahli strategi pasar senior di RJO Futures Eli Tesfaye.
Dia memproyeksikan harga minyak akan diperdagangkan di kisaran USD70-90 per barel stabil secara bertahap setelah volatilitas yang lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Pergeseran strategi nol-Covid Tiongkok meningkatkan optimisme tentang pemulihan permintaan minyak di sana setelah dua kota besar Guangzhou dan Chongqing mengumumkan pelonggaran pembatasan Covid-19 pada Rabu (30/11).
"Pasar minyak akan terus diterpa oleh berita yang sedang berlangsung dari Tiongkok, mengingat seberapa besar dampak penguncian yang sedang berlangsung terhadap permintaan minyak di konsumen terbesar kedua di dunia itu," kata analis minyak utama di Kpler, Matt Smith.
Tak hanya itu, sepanjang perdagangan Kamis (1/12), harga minyak didukung oleh penurunan indeks dolar Amerika Serikat (AS) ke level terendah sejak Agustus setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menyatakan bahwa kenaikan suku bunga berpotensi turun bulan ini. Pelemahan dolar AS membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Para Analis memproyeksikan prospek batas harga yang lebih rendah pada minyak Rusia juga memberikan dukungan. Uni Eropa secara tentatif menyetujui batas USD60 pada minyak mentah Rusia, Kamis (1/12).
"Setelah turun ke pertengahan USD70 pada awal minggu, minyak sekarang mengalihkan fokus ke pertemuan OPEC, sanksi Rusia, dan tidak adanya barel SPR besar yang mencapai persediaan komersial, ketiganya berpegaruh terhadap dukungan harga," kata Smith.
Sebagaimana diketahui, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) beserta sekutun akan bertemu secara virtual pada 4 Desember meskipun perubahan kebijakan sepertinya tidak terjadi.
Lihat Juga: 5 Drama China Terpopuler pada November 2024, Rekomendasi Terbaik untuk Pecinta Serial Asia
(nng)
tulis komentar anda