RI Kalah Gugatan di Meja WTO, Intip Kinerja dan Prospek Emiten Nikel

Minggu, 04 Desember 2022 - 10:35 WIB
Kapasitas produksi nikel diproyeksi akan cenderung naik selama 2-3 tahun ke depan dan akan menjadi salah satu pemberat harga nikel seiring melimpahnya pasokan.

Mirae Asset Sekuritas menurunkan rating sektor pertambangan logam Indonesia menjadi netral. Adapun saham ANTM sebagai pilihan utama (top picks). Rekomendasi untuk ANTM adalah buy dengan target harga Rp2.300.

Rekomendasi ini menimbang pendapatan ANTM yang terdiversifikasi, potensi tambahan pendapatan dari proyek smelter Halmahera, dan eksposur ke proyek Indonesia Battery Corporation (IBC).



Menyoal kinerja saham, ANTM pada perdagangan Jumat (2/12) ditutup stagnan di 2.040. Dalam lima hari terakhir perdagangan, saham ANTM bergerak naik 4,88%, namun secara year-to-date (ytd) turun 12,82%.

Sementara itu di INCO, persediaan nikel berupa barang jadi naik dari USD17,42 juta menjadi USD23 juta. Sedangkan dalam proses mengalami penurunan dari USD57,83 juta menjadi USD45 juta di kuartal III 2022.

Jika melihat volumenya, INCO telah memproduksi 43.907 ton nikel hingga kuartal III/2022. Besaran tersebut turun dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar 48.373 ton nikel dalam matte.

Namun, jika melihat kuartal ke kuartal (q-to-q) produksi nikel dalam matte INCO mengalami kenaikan 39% dari 12.567 metrik ton di kuartal II 2022.

Adapun pergerakan saham INCO pada Jumat lalu berakhir menguat 1,37% di level 7.400. Dalam lima hari terakhir perdagangan, saham INCO nanjak 4,23% dan secara ytd melonjak 55,46%.
(ind)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More