Punya 97 Gerai, Begini Trik Ritel Fesyen Kalangan Bawah Menghadapi para Raksasa
Sabtu, 17 Desember 2022 - 17:02 WIB
JAKARTA - Di tengah gencarnya ekspansi ritel besar fesyen kelas atas, pemain ritel kalangan bawah punya trik tersendiri untuk bertahan dan bertumbuh. Ria Busana, misalnya, yang menerapkan sejumlah strategi agar bisnisnya terus membesar.
Salah satunya adalah konsisten dengan bisnis perusahan. Maksudnya, Ria Busana konsisten menyediakan fesyen berkualitas dengan harga yang terbilang murah.
"Kami sediakan barang yang looksnya (tampilan) bukan murahan. Barang kami terlihat mewah dengan harga yang sangat terjangkau. Itu letak konsistensi kami," kata Tuty Damayanti, Head of Marketing Ria Busana, kepada Sindonews di Cibinong, Jawa Barat, Sabtu (17/12/2022).
Ria Busana menyadari benar bahwa dengan banderol harga yang murah mereka fokus memburu kalangan bawah. Strateginya, mereka lebih memilih masuk ke wilayah-wilayah kota sub-urban atau tier 3.
"Berdasarkan data kependudukan, kalangan menengah bawah ini porsinya paling besar, sekitar 85%," tambah Tuty.
Di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi, kalangan ini sangat sensitif dengan harga. Pasalnya, fesyen bukan kebutuhan primer sehingga banyak yang berpikir dua kali jika membelanjakan uangnya untuk pakaian yang "mahal".
Untuk mendapatkan barang yang terjangkau, Ria Busana menggandeng para pelaku UMKM, dan kebanyakan usaha rumahan sebagai pemasok. Dengan catatan, produk mereka berkualitas dan bisa mengikuti trend fesyen.
Ria Busana pun mencoba menanamkan branding perusahaan kepada generasi alfa, alias anak-anak, lewat gelaran fashion show. Tujuannya, hingga remaja dan dewasa kelak, branding perusahaan tetap bertahan.
Dengan segala trik itu, Ria Busana terus mengepakkan bisnis. Saat ini, ritel yang berdiri pada 1996 itu memiliki sekitar 97 gerai yang tersebar di berbagai daerah. Tahun depan, mereka akan menambah hingga empat gerai lagi.
Salah satunya adalah konsisten dengan bisnis perusahan. Maksudnya, Ria Busana konsisten menyediakan fesyen berkualitas dengan harga yang terbilang murah.
"Kami sediakan barang yang looksnya (tampilan) bukan murahan. Barang kami terlihat mewah dengan harga yang sangat terjangkau. Itu letak konsistensi kami," kata Tuty Damayanti, Head of Marketing Ria Busana, kepada Sindonews di Cibinong, Jawa Barat, Sabtu (17/12/2022).
Ria Busana menyadari benar bahwa dengan banderol harga yang murah mereka fokus memburu kalangan bawah. Strateginya, mereka lebih memilih masuk ke wilayah-wilayah kota sub-urban atau tier 3.
"Berdasarkan data kependudukan, kalangan menengah bawah ini porsinya paling besar, sekitar 85%," tambah Tuty.
Di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi, kalangan ini sangat sensitif dengan harga. Pasalnya, fesyen bukan kebutuhan primer sehingga banyak yang berpikir dua kali jika membelanjakan uangnya untuk pakaian yang "mahal".
Untuk mendapatkan barang yang terjangkau, Ria Busana menggandeng para pelaku UMKM, dan kebanyakan usaha rumahan sebagai pemasok. Dengan catatan, produk mereka berkualitas dan bisa mengikuti trend fesyen.
Ria Busana pun mencoba menanamkan branding perusahaan kepada generasi alfa, alias anak-anak, lewat gelaran fashion show. Tujuannya, hingga remaja dan dewasa kelak, branding perusahaan tetap bertahan.
Baca Juga
Dengan segala trik itu, Ria Busana terus mengepakkan bisnis. Saat ini, ritel yang berdiri pada 1996 itu memiliki sekitar 97 gerai yang tersebar di berbagai daerah. Tahun depan, mereka akan menambah hingga empat gerai lagi.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda