Wall Street Anjlok Saat Dolar AS Justru Menguat Dibayangi Kekhawatiran Kebijakan Hawkish
Jum'at, 23 Desember 2022 - 07:11 WIB
NEW YORK - Wall Street ditutup merosot dan dolar Amerika Serikat (USD) menambah keuntungan kecil pada perdagangan Kamis (22/12/2022) waktu setempat. Hal itu karena data ekonomi yang solid memicu kekhawatiran bahwa kebijakan moneter Federal Reserve atau The Fed akan berada pada tingkat pembatasan lebih lama dari yang diharapkan oleh banyak pelaku pasar.
Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 348,99 poin atau 1,05% menjadi 33.027,49, selanjutnya indeks S&P 500 (.SPX) kehilangan 56,05 poin atau 1,45% menjadi 3.822,39. Sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 233,25 poin, atau 2,18% ke level 10.476,12.
S&P 500 dan Dow masing-masing turun 1,5% dan 1,1%, sementara saham semikonduktor dan mega caps yang sensitif terhadap suku bunga menarik Nasdaq yang sarat teknologi turun 2,2%. Aksi jual membantu memperkuat greenback terhadap beberapa mata uang dunia.
"Ini adalah pelarian ke tempat yang aman karena investor semakin khawatir akan resesi yang akan datang pada tahun 2023," kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research, Sam Stovall di New York.
Dengan minggu terakhir dari tahun yang mengerikan hampir berakhir, harapan "reli Sinterklas" di hari-hari terakhir tahun 2022 memudar karena investor bersiap untuk menutup buku pada tahun terburuk untuk pasar saham sejak 2008, titik nadir dari Resesi Hebat.
"2008 adalah tahun yang mengerikan," kata Keith Buchanan, manajer portofolio di GLOBALT Investments di Atlanta.
"Pasar yang buruk itu mengikutimu pulang."
Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 348,99 poin atau 1,05% menjadi 33.027,49, selanjutnya indeks S&P 500 (.SPX) kehilangan 56,05 poin atau 1,45% menjadi 3.822,39. Sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 233,25 poin, atau 2,18% ke level 10.476,12.
S&P 500 dan Dow masing-masing turun 1,5% dan 1,1%, sementara saham semikonduktor dan mega caps yang sensitif terhadap suku bunga menarik Nasdaq yang sarat teknologi turun 2,2%. Aksi jual membantu memperkuat greenback terhadap beberapa mata uang dunia.
"Ini adalah pelarian ke tempat yang aman karena investor semakin khawatir akan resesi yang akan datang pada tahun 2023," kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research, Sam Stovall di New York.
Baca Juga
Dengan minggu terakhir dari tahun yang mengerikan hampir berakhir, harapan "reli Sinterklas" di hari-hari terakhir tahun 2022 memudar karena investor bersiap untuk menutup buku pada tahun terburuk untuk pasar saham sejak 2008, titik nadir dari Resesi Hebat.
"2008 adalah tahun yang mengerikan," kata Keith Buchanan, manajer portofolio di GLOBALT Investments di Atlanta.
"Pasar yang buruk itu mengikutimu pulang."
Lihat Juga :
tulis komentar anda