Patahkan Paradigma BUMN Merugi dan Banyak Utang, Erick Thohir: Modal Naik jadi 60%
Jum'at, 23 Desember 2022 - 12:44 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan perusahaan pelat merah dalam kondisi sehat dan utang juga terus menurun.
Menurut dia, saat ini utang perseroan dibandingkan modal yang diinvestasikan turun dari 38% menjadi 34%. Penurunan utang BUMN pun sejalan dengan peningkatan modal usahanya, di mana modal BUMN naik menjadi 60%.
Secara agregat, mayoritas bidang usaha, di luar perusahaan pelat merah, mencatat 70% pinjaman dan 30% modal. Dengan begitu, Erick bilang, struktur keuangan BUMN lebih baik dibandingkan perusahaan swasta. "BUMN, modalnya itu 60% dibandingkan utangnya. Artinya apa? Kita sehat," ujarnya di Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Dia melanjutkan, profitabilitas atau keuntungan BUMN selama 9 bulan tahun ini naik dari Rp124,7 triliun menjadi Rp155 triliun. Erick menilai kenaikan itu sekaligus mematahkan paradigma bahwa perseroan kerap membukukan utang dan kerugian.
"Kita sudah membuktikan bagaimana paradigma yang bicara BUMN ini korup, utangnya banyak, kita buktikan salah," tukas mantan bos Inter Milan itu.
Sepanjang tahun lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 27 BUMN yang mencatatkan kerugian puluhan triliun. Kerugian tersebut terjadi di BUMN sektor transportasi, pergudangan, konstruksi.
Masing-masing perusahaan mencatat kerugian sebesar Rp63,15 triliun dan Rp3,95 triliun. Kerugian terbesar dialami oleh PT Garuda Indonesia Tbk yang mencapai Rp59,60 triliun.
Meski 27 BUMN merugi pada tahun lalu, pada periode yang sama terdapat 16 perusahaan negara di lapangan usaha lainnya yang justru mencatatkan laba bersih melampaui Rp1 triliun.
Dari 16 perusahaan, tiga BUMN peraih laba terbesar secara berturut-turut yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Pertamina (Persero), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).
Menurut dia, saat ini utang perseroan dibandingkan modal yang diinvestasikan turun dari 38% menjadi 34%. Penurunan utang BUMN pun sejalan dengan peningkatan modal usahanya, di mana modal BUMN naik menjadi 60%.
Secara agregat, mayoritas bidang usaha, di luar perusahaan pelat merah, mencatat 70% pinjaman dan 30% modal. Dengan begitu, Erick bilang, struktur keuangan BUMN lebih baik dibandingkan perusahaan swasta. "BUMN, modalnya itu 60% dibandingkan utangnya. Artinya apa? Kita sehat," ujarnya di Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Dia melanjutkan, profitabilitas atau keuntungan BUMN selama 9 bulan tahun ini naik dari Rp124,7 triliun menjadi Rp155 triliun. Erick menilai kenaikan itu sekaligus mematahkan paradigma bahwa perseroan kerap membukukan utang dan kerugian.
"Kita sudah membuktikan bagaimana paradigma yang bicara BUMN ini korup, utangnya banyak, kita buktikan salah," tukas mantan bos Inter Milan itu.
Sepanjang tahun lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 27 BUMN yang mencatatkan kerugian puluhan triliun. Kerugian tersebut terjadi di BUMN sektor transportasi, pergudangan, konstruksi.
Masing-masing perusahaan mencatat kerugian sebesar Rp63,15 triliun dan Rp3,95 triliun. Kerugian terbesar dialami oleh PT Garuda Indonesia Tbk yang mencapai Rp59,60 triliun.
Meski 27 BUMN merugi pada tahun lalu, pada periode yang sama terdapat 16 perusahaan negara di lapangan usaha lainnya yang justru mencatatkan laba bersih melampaui Rp1 triliun.
Dari 16 perusahaan, tiga BUMN peraih laba terbesar secara berturut-turut yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Pertamina (Persero), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).
(ind)
tulis komentar anda