Realisasi Anggaran Capai 63,23%, Kemensos Tertinggi di Antara Semua K/L
Sabtu, 11 Juli 2020 - 21:31 WIB
JAKARTA - Kementerian Sosial (Kemensos) mencatatkan realisasi anggaran mengesankan. Penghitungan per Kamis (9/7), dari total Pagu Anggaran TA 2020 sebesar Rp104,45 triliun, realisasi anggaran mencapai Rp66,04 triliun atau 63,23%.
Mengikuti arahan Presiden Joko Widodo, realisasi anggaran Kemensos meliputi semua jenis belanja. Di antaranya, belanja barang sebesar 38,85%, belanja modal 37,88%, Kewenangan Kantor Pusat sebesar 63,53%, Belanja Bansos sebesar 64,23%, dan belanja lain.
( )
Dengan realisasi belanja dari total Pagu TA 2020 sebesar 63,23%, menempatkan Kemensos di posisi pertama dari belanja semua K/L (Kementerian atau Lembaga) dan jauh di atas rata-rata realisasi anggaran nasional, sebesar 39%.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, percepatan realisasi belanja pemerintah menjadi kunci dari pergerakan roda ekonomi di tengah pandemi yang mengalami pelambatan. Oleh karena itu, saya selalu mendorong jajaran Kemensos untuk terus mengakselerasi belanja, di setiap satuan kerja,” kata Menteri Sosial Juliari P. Batubara di Jakarta.
Di antara berbagai jenis belanja, tentu saja belanja bantuan sosial (bansos) menjadi yang paling efektif meningkatkan daya beli masyarakat. "Karena bansos tunai, misalnya, dananya kan langsung diterima Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Kemudian mereka langsung belanjakan di warung terdekat. Ini yang memutar ekonomi lokal dan pada gilirannya perekonomian nasional," katanya.
Alokasi bansos pada Pagu TA 2020 Kemensos sebesar Rp100,21 triliun dengan realisasi per kemarin, Rp64,36 triliun atau 64,23%. Dalam berbagai kesempatan, Mensos kerap menyatakan, bansos di masa pandemi Covid-19 seperti bansos tunai (BST), memiliki efek langsung dalam menggerakkan perekonomian. Seperti saat meninjau penyaluran BST di Kabupaten Sukabumi, kemarin, Mensos menyatakan hal senada.
“Saat ini, kondisi ekonomi sedang turun. BST bisa menggerakkan ekonomi masyarakat dan menutupi kebutuhan dasar keluarga yang tidak bisa dipenuhi karena dampak dari pandemi Covid-19,” katanya.
Untuk memastikan akselerasi distribusi Bansos dan ketepatan sasaran, dalam sepekan, Mensos bisa 3-4 kali turun ke lapangan ke berbagai kota. Sebelumnya dalam rapat terbatas Selasa, 7 Juli 2020, di Istana Negara, Jakarta, Presiden meminta jajarannya mempercepat belanja pemerintah untuk menggerakkan perekonomian. Kuartal ketiga tahun ini akan menjadi kunci bagi upaya pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi.
( )
“Kuncinya di kuartal ketiga ini. Begitu kuartal ketiga bisa mengungkit ke plus (pertumbuhan ekonomi), ya sudah kuartal keempat lebih mudah, tahun depan insyaallah juga akan lebih mudah,” katanya.
Menurutnya, belanja pemerintah menjadi penggerak utama bagi perekonomian di tengah pandemi saat ini. Kepala Negara sekali lagi mengingatkan jajarannya untuk dapat bekerja luar biasa melebihi apa yang telah dilakukan sebelum-sebelumnya. Sejumlah hal menurutnya masih harus terus diperbaiki dan ditingkatkan pelaksanaannya untuk kebutuhan masyarakat luas.
Mengikuti arahan Presiden Joko Widodo, realisasi anggaran Kemensos meliputi semua jenis belanja. Di antaranya, belanja barang sebesar 38,85%, belanja modal 37,88%, Kewenangan Kantor Pusat sebesar 63,53%, Belanja Bansos sebesar 64,23%, dan belanja lain.
( )
Dengan realisasi belanja dari total Pagu TA 2020 sebesar 63,23%, menempatkan Kemensos di posisi pertama dari belanja semua K/L (Kementerian atau Lembaga) dan jauh di atas rata-rata realisasi anggaran nasional, sebesar 39%.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, percepatan realisasi belanja pemerintah menjadi kunci dari pergerakan roda ekonomi di tengah pandemi yang mengalami pelambatan. Oleh karena itu, saya selalu mendorong jajaran Kemensos untuk terus mengakselerasi belanja, di setiap satuan kerja,” kata Menteri Sosial Juliari P. Batubara di Jakarta.
Di antara berbagai jenis belanja, tentu saja belanja bantuan sosial (bansos) menjadi yang paling efektif meningkatkan daya beli masyarakat. "Karena bansos tunai, misalnya, dananya kan langsung diterima Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Kemudian mereka langsung belanjakan di warung terdekat. Ini yang memutar ekonomi lokal dan pada gilirannya perekonomian nasional," katanya.
Alokasi bansos pada Pagu TA 2020 Kemensos sebesar Rp100,21 triliun dengan realisasi per kemarin, Rp64,36 triliun atau 64,23%. Dalam berbagai kesempatan, Mensos kerap menyatakan, bansos di masa pandemi Covid-19 seperti bansos tunai (BST), memiliki efek langsung dalam menggerakkan perekonomian. Seperti saat meninjau penyaluran BST di Kabupaten Sukabumi, kemarin, Mensos menyatakan hal senada.
“Saat ini, kondisi ekonomi sedang turun. BST bisa menggerakkan ekonomi masyarakat dan menutupi kebutuhan dasar keluarga yang tidak bisa dipenuhi karena dampak dari pandemi Covid-19,” katanya.
Untuk memastikan akselerasi distribusi Bansos dan ketepatan sasaran, dalam sepekan, Mensos bisa 3-4 kali turun ke lapangan ke berbagai kota. Sebelumnya dalam rapat terbatas Selasa, 7 Juli 2020, di Istana Negara, Jakarta, Presiden meminta jajarannya mempercepat belanja pemerintah untuk menggerakkan perekonomian. Kuartal ketiga tahun ini akan menjadi kunci bagi upaya pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi.
( )
“Kuncinya di kuartal ketiga ini. Begitu kuartal ketiga bisa mengungkit ke plus (pertumbuhan ekonomi), ya sudah kuartal keempat lebih mudah, tahun depan insyaallah juga akan lebih mudah,” katanya.
Menurutnya, belanja pemerintah menjadi penggerak utama bagi perekonomian di tengah pandemi saat ini. Kepala Negara sekali lagi mengingatkan jajarannya untuk dapat bekerja luar biasa melebihi apa yang telah dilakukan sebelum-sebelumnya. Sejumlah hal menurutnya masih harus terus diperbaiki dan ditingkatkan pelaksanaannya untuk kebutuhan masyarakat luas.
(akr)
tulis komentar anda