Tumbuh 10% Lebih, Ekspor Perikanan Indonesia Tembus Rp88 Triliun
Kamis, 29 Desember 2022 - 22:00 WIB
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP ) mencatat peningkatan nilai ekspor produk perikanan sebesar 10,66% pada periode Januari-November 2022, dibanding periode sama tahun lalu. Nilai ekspor di periode itu mencapai USD5,71 miliar atau Rp88,5 triliun (kurs Rp15.500), sedangkan impor USD0,64 miliar.
"Artinya masih surplus neraca perdagangan hasil perikanan sebesar USD5,07 miliar," terang Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Ishartini, Kamis (29/12/2022).
Komoditas utama ekspor Indonesia meliputi udang dengan nilai USD1,9 miliar, disusul oleh tuna, cakalang, tongkol senilai USD865,73 juta. Kemudian cumi, sotong, gurita sebesar USD657,71 juta, rumput laut USD554,96 juta, dan rajungan serta kepiting USD450,55 juta.
Komoditas-komoditas tersebut dikirim ke negara tujuan ekspor utama seperti Amerika Serikat senilai USD2,15 miliar (37,63%), Tiongkok USD1,02 miliar (17,90%), Jepang USD678,13 juta (11,89%), ASEAN USD651,66 juta (11,42%) serta 27 negara Uni Eropa senilai USD357,12 juta (6,26%).
Ishartini mengakui bahwa dinamika kondisi global seperti perang Rusia-Ukraina sangat berdampak pada ekspor perikanan Indonesia. Kendati demikian, pihaknya tetap menjaga pangsa pasar ke negara-negara tujuan ekspor utama.
"Kita cari peluang alternatif selain pasar-pasar yang sudah mapan, ini tentu sebagai respons dinamika global yang terjadi sejak awal tahun 2022 yang tentu berpengaruh terhadap kelancaran arus barang," ujar Ishartini.
Lebih lanjut Ishartini mengungkapkan, capaian nilai ekspor perikanan diperkirakan tumbuh 8,84% dengan nilai USD6,22 miliar hingga Desember 2022 dibanding akhir tahun 2021.
"Artinya masih surplus neraca perdagangan hasil perikanan sebesar USD5,07 miliar," terang Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Ishartini, Kamis (29/12/2022).
Komoditas utama ekspor Indonesia meliputi udang dengan nilai USD1,9 miliar, disusul oleh tuna, cakalang, tongkol senilai USD865,73 juta. Kemudian cumi, sotong, gurita sebesar USD657,71 juta, rumput laut USD554,96 juta, dan rajungan serta kepiting USD450,55 juta.
Komoditas-komoditas tersebut dikirim ke negara tujuan ekspor utama seperti Amerika Serikat senilai USD2,15 miliar (37,63%), Tiongkok USD1,02 miliar (17,90%), Jepang USD678,13 juta (11,89%), ASEAN USD651,66 juta (11,42%) serta 27 negara Uni Eropa senilai USD357,12 juta (6,26%).
Ishartini mengakui bahwa dinamika kondisi global seperti perang Rusia-Ukraina sangat berdampak pada ekspor perikanan Indonesia. Kendati demikian, pihaknya tetap menjaga pangsa pasar ke negara-negara tujuan ekspor utama.
"Kita cari peluang alternatif selain pasar-pasar yang sudah mapan, ini tentu sebagai respons dinamika global yang terjadi sejak awal tahun 2022 yang tentu berpengaruh terhadap kelancaran arus barang," ujar Ishartini.
Lebih lanjut Ishartini mengungkapkan, capaian nilai ekspor perikanan diperkirakan tumbuh 8,84% dengan nilai USD6,22 miliar hingga Desember 2022 dibanding akhir tahun 2021.
(uka)
tulis komentar anda