Kampung Ikan Asap Penatarsewu Aktif Ikut Tanggulangi Pandemi Covid-19
Senin, 13 Juli 2020 - 15:28 WIB
JAKARTA - Desa Penatarsewu, TangguLangin, Kabupaten Sidoarjo, desa binaan PT Pertamina Gas (Pertagas) , perusahaan terafiliasi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Pertamina (Persero), yang dikenal dengan kampung ikan asap, terus berpartisipasi aktif dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Lewat inisiatif warga, kampung ini berinisiatif membentuk satgas pencegahan Covid-19.
"Selain berupaya menanggulangi penyebaran Covid-19, keberadaan satgas juga ikut mengantisipasi dan mengatasi dampak yang ditimbulkan dari adanya pandemi," ujar Cholik, Kepala Desa Penatarsewu dalam keterangan pers yang diterima, Senin (13/7/2020).
Sejak 26 Mei 2020, Pemerintah Desa Penartarsewu menerapkan konsep Kampung Tangguh. Menurut Cholik, selain aktif melakukan kegiatan sosialisasi keliling terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), anggota satgas juga diberikan kewenangan untuk intervensi kepada warga yang tidak patuh terhadap PHBS. "Kami mengadopsi program Satgas Semeru sesuai arahan Gubernur Jawa Timur (Khofifah Indar Parawansa)," ujarnya.
Cholik mengatakan salah satu fungsi satgas di Kampung Tangguh adalah sebagai satgas wani ngandani atau berani memperingatkan. "Kalau yang tidak pakai masker saat beraktifitas di luar rumah, satgas nanti akan langsung menegur," ujarnya.
(Baca Juga: Pertagas Salurkan 1.835 Paket Bantuan untuk Dhuafa dan Yatim Terdampak Covid-19)
Selain satgas wani ngandani, fungsi satgas yang lain adalah satgas wani jogo (berani menjaga),satgas wani sehat, dan satgas wani sejahtera (berani sejahtera). Choliq menuturkan bahwa upaya menjaga Kampung Ikan Asap dari penyebaran Covid-19 juga dilakukan lewat satgas wani jogo. Petugas di tingkat RT dan RW aktif menjaga akses keluar masuk desa. Di pintu gerbang masuk desa, mencuci tangan dengan sabun dari wasfatel portable menjadi syarat yang harus dilakukan.
"Kami juga aktif melakukan pengecekan suhu tubuh warga yang keluar masuk dan secara selektif menanyakan kepentingan kunjungan warga lain ke desa," katanya.
Selama penerapan PSBB hingga saat ini, pihak desa juga memutuskan untuk menutup layanan makan di tempat di Resto Apung Seba yang menjadi ikon desa ini. Satgas wani sejahtera yang dimiliki desa bergerak. Didampingi oleh PT Pertamina Gas (Pertagas), Resto Apung Seba mengubah konsep resto seba menjadi dapur umum. Selain menyediakan makanan untuk anggota satgas dan paramedis, mereka juga menerima pesanan katering dari perusahaan setempat serta membuka layanan pesanan melalui daring.
"Alhamdulillah, meski sempat khawatir, konsep ini bisa menyambung keberlangsungan operasi di resto, bahkan pendapatan per bulan naik sedikit disbanding biasanya," ujar Erni, salah satu anggota kelompok.
"Selain berupaya menanggulangi penyebaran Covid-19, keberadaan satgas juga ikut mengantisipasi dan mengatasi dampak yang ditimbulkan dari adanya pandemi," ujar Cholik, Kepala Desa Penatarsewu dalam keterangan pers yang diterima, Senin (13/7/2020).
Sejak 26 Mei 2020, Pemerintah Desa Penartarsewu menerapkan konsep Kampung Tangguh. Menurut Cholik, selain aktif melakukan kegiatan sosialisasi keliling terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), anggota satgas juga diberikan kewenangan untuk intervensi kepada warga yang tidak patuh terhadap PHBS. "Kami mengadopsi program Satgas Semeru sesuai arahan Gubernur Jawa Timur (Khofifah Indar Parawansa)," ujarnya.
Cholik mengatakan salah satu fungsi satgas di Kampung Tangguh adalah sebagai satgas wani ngandani atau berani memperingatkan. "Kalau yang tidak pakai masker saat beraktifitas di luar rumah, satgas nanti akan langsung menegur," ujarnya.
(Baca Juga: Pertagas Salurkan 1.835 Paket Bantuan untuk Dhuafa dan Yatim Terdampak Covid-19)
Selain satgas wani ngandani, fungsi satgas yang lain adalah satgas wani jogo (berani menjaga),satgas wani sehat, dan satgas wani sejahtera (berani sejahtera). Choliq menuturkan bahwa upaya menjaga Kampung Ikan Asap dari penyebaran Covid-19 juga dilakukan lewat satgas wani jogo. Petugas di tingkat RT dan RW aktif menjaga akses keluar masuk desa. Di pintu gerbang masuk desa, mencuci tangan dengan sabun dari wasfatel portable menjadi syarat yang harus dilakukan.
"Kami juga aktif melakukan pengecekan suhu tubuh warga yang keluar masuk dan secara selektif menanyakan kepentingan kunjungan warga lain ke desa," katanya.
Selama penerapan PSBB hingga saat ini, pihak desa juga memutuskan untuk menutup layanan makan di tempat di Resto Apung Seba yang menjadi ikon desa ini. Satgas wani sejahtera yang dimiliki desa bergerak. Didampingi oleh PT Pertamina Gas (Pertagas), Resto Apung Seba mengubah konsep resto seba menjadi dapur umum. Selain menyediakan makanan untuk anggota satgas dan paramedis, mereka juga menerima pesanan katering dari perusahaan setempat serta membuka layanan pesanan melalui daring.
"Alhamdulillah, meski sempat khawatir, konsep ini bisa menyambung keberlangsungan operasi di resto, bahkan pendapatan per bulan naik sedikit disbanding biasanya," ujar Erni, salah satu anggota kelompok.
tulis komentar anda