China Menang Tender Lithium di Bolivia, Simpan Deposit 21 Juta Ton
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan baterai raksasa China, CATL memenangkan tender untuk mengembangkan cadangan lithium di Bolivia yang sangat besar. Melansir BBC, logam ultra ringan tersebut digunakan untuk membuat baterai kendaraan listrik (EV) yang produksinya diperkirakan akan melonjak.
Presiden Bolivia Luis Arce mengatakan konsorsium yang dipimpin CATL menjadi sejarah baru industrialisasi lithium di Bolivia. "Lebih dari USD1 miliar akan diinvestasikan dalam fase pertama proyek," kata Luis Arce.
Baca Juga: 2024, Pemerintah Targetkan Produksi Baterai Kendaraan Listrik
Sebagaimana diketahui, Australia dan Chili adalah produsen lithium terbesar di dunia, tetapi Bolivia memiliki cadangan besar di dataran garam Potosi dan Oruro. Rintangan teknis dan kurangnya infrastruktur telah lama menunda ekstraksi lithium di Bolivia, yang cadangannya diperkirakan mencapai 21 juta ton.
Arce mengatakan Bolivia masih bernegosiasi dengan perusahaan asing lain untuk kemitraan potensial. Dilaporkan Reuters, mereka di antaranya perusahaan AS Lilac Solutions, Uranium One Group Rusia dan tiga perusahaan China.
Pemerintah Bolivia optimistis ekspor lithium bisa dilakulan pada kuartal I 2025 mendatang. Argentina, Bolivia, dan Chili berbagi hamparan dataran garam yang disebut segitiga lithium menampung lebih dari 75% simpanan lithium dunia.
Presiden Bolivia Luis Arce mengatakan konsorsium yang dipimpin CATL menjadi sejarah baru industrialisasi lithium di Bolivia. "Lebih dari USD1 miliar akan diinvestasikan dalam fase pertama proyek," kata Luis Arce.
Baca Juga: 2024, Pemerintah Targetkan Produksi Baterai Kendaraan Listrik
Sebagaimana diketahui, Australia dan Chili adalah produsen lithium terbesar di dunia, tetapi Bolivia memiliki cadangan besar di dataran garam Potosi dan Oruro. Rintangan teknis dan kurangnya infrastruktur telah lama menunda ekstraksi lithium di Bolivia, yang cadangannya diperkirakan mencapai 21 juta ton.
Arce mengatakan Bolivia masih bernegosiasi dengan perusahaan asing lain untuk kemitraan potensial. Dilaporkan Reuters, mereka di antaranya perusahaan AS Lilac Solutions, Uranium One Group Rusia dan tiga perusahaan China.
Pemerintah Bolivia optimistis ekspor lithium bisa dilakulan pada kuartal I 2025 mendatang. Argentina, Bolivia, dan Chili berbagi hamparan dataran garam yang disebut segitiga lithium menampung lebih dari 75% simpanan lithium dunia.
(nng)