Masker 'Tanda Kasih' Bukti Solidaritas, Persembahan Maybank ke ASEAN
loading...
A
A
A
“Di tengah masa-masa sulit ini, saya terharu melihat para perajin tenun ikut berupaya memberikan sumbangsihnya dalam menghambat penyebaran virus dengan memproduksi masker hasil kerajinan tangan ini,” kata CEO Maybank Foundation, Shahril Azuar Jimin.
Masker katun tiga lapis hasil tenun tangan ini dapat dicuci, dipakai ulang dan dibuat dengan biaya yang rendah yaitu USD0,65 sedangkan untuk masker tenun sutra harganya USD1,50 per potong. Masker tersebut tersedia dalam warna polos dan pola garis-garis yang disebut Kroma yang unik dan merupakan pola warisan tenun sutra khas Kamboja.
“Saya juga sangat terinspirasi melihat dampak positif investasi kami dalam bentuk solusi bersama bagi komunitas yang kami layani. Sudah menjadi amanat Maybank Foundation untuk berinvestasi dalam program yang berkelanjutan di tingkat regional untuk mewujudkan manfaat nyata dalam jangka panjang. Oleh karena itu, kami sangat senang program ini dapat berkontribusi secara langsung dalam memerangi ancaman terbesar yang kini tengah dihadapi dunia,” lanjut Shahril.
Program Maybank Foundation difokuskan pada enam pilar utama yaitu Pendidikan, Pemberdayaan Masyarakat, Hidup Sehat, Seni & Budaya dan Keanekaragaman Lingkungan. Program pemberdayaan masyarakat saat ini berjalan di empat negara ASEAN, yaitu Indonesia, Kamboja, Malaysia dan Laos.
Delapan pusat pelatihan di keempat negara ini telah melatih total lebih dari 600 orang perempuan perajin tenun dan juga telah memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya yang mencakup lebih dari 500 petani murbei. Hingga hari ini program tersebut telah memberikan dampak positif bagi lebih dari 2.500 orang di seluruh rantai nilai, sejalan dengan misi Maybank humanising financial services.
Masker katun tiga lapis hasil tenun tangan ini dapat dicuci, dipakai ulang dan dibuat dengan biaya yang rendah yaitu USD0,65 sedangkan untuk masker tenun sutra harganya USD1,50 per potong. Masker tersebut tersedia dalam warna polos dan pola garis-garis yang disebut Kroma yang unik dan merupakan pola warisan tenun sutra khas Kamboja.
“Saya juga sangat terinspirasi melihat dampak positif investasi kami dalam bentuk solusi bersama bagi komunitas yang kami layani. Sudah menjadi amanat Maybank Foundation untuk berinvestasi dalam program yang berkelanjutan di tingkat regional untuk mewujudkan manfaat nyata dalam jangka panjang. Oleh karena itu, kami sangat senang program ini dapat berkontribusi secara langsung dalam memerangi ancaman terbesar yang kini tengah dihadapi dunia,” lanjut Shahril.
Program Maybank Foundation difokuskan pada enam pilar utama yaitu Pendidikan, Pemberdayaan Masyarakat, Hidup Sehat, Seni & Budaya dan Keanekaragaman Lingkungan. Program pemberdayaan masyarakat saat ini berjalan di empat negara ASEAN, yaitu Indonesia, Kamboja, Malaysia dan Laos.
Delapan pusat pelatihan di keempat negara ini telah melatih total lebih dari 600 orang perempuan perajin tenun dan juga telah memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya yang mencakup lebih dari 500 petani murbei. Hingga hari ini program tersebut telah memberikan dampak positif bagi lebih dari 2.500 orang di seluruh rantai nilai, sejalan dengan misi Maybank humanising financial services.
(akr)