Sanksi Barat Hantam Sektor Keuangan Rusia, Laba Perbankan Ambruk Jadi Rp 43,17 Triliun
loading...
A
A
A
MOSKOW - Keuntungan bank- bank Rusia merosot sekitar 90% menjadi hanya 203 miliar roubles atau USD 2,9 miliar yang jika dirupiahkan mencapai Rp 43,17 triliun (Kurs Rp 14.887/USD) sepanjang tahun 2022. Hal ini setelah sanksi Barat menghujani sistem keuangan Rusia serta arus keluar deposan hingga menghambat prospek pemberi pinjaman.
Seperti diketahui sebagai respons atas pereng Ukraina, Barat memblokir akses beberapa bank utama Rusia ke sistem pembayaran SWIFT internasional. Hingga akhirnya pemberi pinjaman seperti Sberbank dan VTB terpaksa menutup operasi di sebagian besar Eropa.
Data ini dirilis oleh bank sentral Rusia pada hari Jumat, kemarin waktu setempat. Seiring dengan pemulihan sektor lain dari ekonomi Rusia, perbankan juga menunjukkan beberapa ketahanan.
Bank sentral mengatakan, bank telah berhasil mengimbangi kerugian pada paruh pertama sebesar 1,5 triliun roubles untuk membukukan laba pada akhir tahun.
"Namun, tidak semua bank dapat sepenuhnya memulihkan kerugian dari awal tahun, dengan beberapa pemain mengakhiri tahun dengan kerugian yang signifikan," kata bank sentral dalam sebuah laporan seperti dilansir Reuters.
Tercatat 104 bank mengalami kerugian hingga akhir tahun, turun dari 130 pada pertengahan 2022. Setahun yang lalu, bank sentral telah memperkirakan laba sektor perbankan bisa mencapai lebih dari 2 triliun roubles, menyusul rekor laba 2,4 triliun roubles pada tahun 2021.
Dijauhi oleh Barat dan berputar ke arah hubungan yang semakin dekat dengan negara-negara seperti China dan India, Moskow telah mengintensifkan upaya untuk mengurangi paparan terhadap dolar AS dan apa yang disebut mata uang 'tidak ramah' lainnya.
Portofolio pinjaman mata uang asing bank menyusut 18,2% pada tahun 2022, kata bank sentral Rusia, atau sebesar USD 30,2 miliar.
Seperti diketahui sebagai respons atas pereng Ukraina, Barat memblokir akses beberapa bank utama Rusia ke sistem pembayaran SWIFT internasional. Hingga akhirnya pemberi pinjaman seperti Sberbank dan VTB terpaksa menutup operasi di sebagian besar Eropa.
Data ini dirilis oleh bank sentral Rusia pada hari Jumat, kemarin waktu setempat. Seiring dengan pemulihan sektor lain dari ekonomi Rusia, perbankan juga menunjukkan beberapa ketahanan.
Bank sentral mengatakan, bank telah berhasil mengimbangi kerugian pada paruh pertama sebesar 1,5 triliun roubles untuk membukukan laba pada akhir tahun.
"Namun, tidak semua bank dapat sepenuhnya memulihkan kerugian dari awal tahun, dengan beberapa pemain mengakhiri tahun dengan kerugian yang signifikan," kata bank sentral dalam sebuah laporan seperti dilansir Reuters.
Tercatat 104 bank mengalami kerugian hingga akhir tahun, turun dari 130 pada pertengahan 2022. Setahun yang lalu, bank sentral telah memperkirakan laba sektor perbankan bisa mencapai lebih dari 2 triliun roubles, menyusul rekor laba 2,4 triliun roubles pada tahun 2021.
Dijauhi oleh Barat dan berputar ke arah hubungan yang semakin dekat dengan negara-negara seperti China dan India, Moskow telah mengintensifkan upaya untuk mengurangi paparan terhadap dolar AS dan apa yang disebut mata uang 'tidak ramah' lainnya.
Portofolio pinjaman mata uang asing bank menyusut 18,2% pada tahun 2022, kata bank sentral Rusia, atau sebesar USD 30,2 miliar.
(akr)