Harga Minyak Perkasa, Gempa Turki Bisa Ganggu Pasokan di Laut Utara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak mentah atau crude oil hari ini menguat. Gempa bumi yang melanda Turki memicu kekhawatiran atas pasokan di Laut Utara. Di sisi lain, kenaikan permintaan bahan bakar di China turut mengerek harga di pasar.
Hingga pukul 09:20 WIB minyak Brent periode April 2023 di Intercontinental Exchange (ICE) nanjak 0,84% di level USD81,67 per barel.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk pengiriman April di New York Mercantile Exchange (NYMEX) menguat 0,93% di USD75,16 per barel.
Kilang minyak Turki di Ceyhan berhenti beroperasi menyusul bencana gempa besar yang melanda wilayah itu pada Senin (6/2) dini hari disertai serangkaian gempa susulan. Fasilitas tersebut diketahui dapat mengekspor hingga 1 juta barel per hari (bpd) minyak mentah.
Terminal utama yang mengekspor minyak mentah Azeri ke pasar internasional itu akan ditutup pada 6-8 Februari. Pasalnya, menurut seorang agen pengiriman setempat, ada sejumlah kerusakan yang disebabkan oleh gempa.
Analis Komoditas Bank ANZ, Daniel Hynes mengatakan, penutupan Ceyhan serta ladang minyak Johan Sverdrup fase 1 berkapasitas 535.000 bpd di wilayah Laut Utara Norwegia dapat mendorong harga minyak lebih tinggi. "Tanda-tanda permintaan yang lebih kuat juga mendorong sentimen," ujarnya, dilansir Reuters, Selasa (7/2/2023).
Sementara itu, pemulihan ekonomi China juga menjadi katalis yang bisa mengerek harga minyak. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan setengah dari pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini berasal dari China.
Sementara itu, Goldman Sachs (NYSE:GS) pada hari Senin menaikkan perkiraan permintaan minyak China pada kuartal keempat tahun ini bisa mencapai16 juta barel per hari atau naik 400.000 barel per hari dari perkiraan sebelumnya. Adapun permintaan tahunan keseluruhan pada tahun 2023 naik sebesar 1 juta barel per hari.
Hingga pukul 09:20 WIB minyak Brent periode April 2023 di Intercontinental Exchange (ICE) nanjak 0,84% di level USD81,67 per barel.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk pengiriman April di New York Mercantile Exchange (NYMEX) menguat 0,93% di USD75,16 per barel.
Kilang minyak Turki di Ceyhan berhenti beroperasi menyusul bencana gempa besar yang melanda wilayah itu pada Senin (6/2) dini hari disertai serangkaian gempa susulan. Fasilitas tersebut diketahui dapat mengekspor hingga 1 juta barel per hari (bpd) minyak mentah.
Terminal utama yang mengekspor minyak mentah Azeri ke pasar internasional itu akan ditutup pada 6-8 Februari. Pasalnya, menurut seorang agen pengiriman setempat, ada sejumlah kerusakan yang disebabkan oleh gempa.
Analis Komoditas Bank ANZ, Daniel Hynes mengatakan, penutupan Ceyhan serta ladang minyak Johan Sverdrup fase 1 berkapasitas 535.000 bpd di wilayah Laut Utara Norwegia dapat mendorong harga minyak lebih tinggi. "Tanda-tanda permintaan yang lebih kuat juga mendorong sentimen," ujarnya, dilansir Reuters, Selasa (7/2/2023).
Sementara itu, pemulihan ekonomi China juga menjadi katalis yang bisa mengerek harga minyak. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan setengah dari pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini berasal dari China.
Sementara itu, Goldman Sachs (NYSE:GS) pada hari Senin menaikkan perkiraan permintaan minyak China pada kuartal keempat tahun ini bisa mencapai16 juta barel per hari atau naik 400.000 barel per hari dari perkiraan sebelumnya. Adapun permintaan tahunan keseluruhan pada tahun 2023 naik sebesar 1 juta barel per hari.
(ind)