Neraca Dagang Juni, Menang Lawan Amerika tapi Keok dengan China
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD1,27 miliar di Juni 2020. Toh demikian, ada neraca dagang dengan beberapa negara yang masih mencatatkan defisit.
Kepala Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ada defisit perdagangan dengan beberapa negara lain, paling besar dengan China. Neraca dagang RI dengan China mengalami defisit, atau tekor sebesar USD5,3 miliar. ( Baca juga: Indonesia Gandeng China dan Korsel Kembangkan Vaksin Covid-19 )
"Selama pandemi ini neraca dagang kita mengalami defisit. Selain dengan China, juga dengan Thailand senilai USD1,48 miliar. Sedangkan dengan Australia defisit USD874 juta," ujar Suhariyanto di Jakarta, Rabu (15/7/2020).
Dia melanjutkan, ekspor nonmigas sepanjang Juni 2020 yang terbesar ke nagara Amerika Serikat (AS ) sehingga surplus USD4,76 miliar. Dengan India surplus USD3 miliar, dan Belanda surplus USD1,05 miliar.
"Dengan kontribusi ketiganya mencapai 41,88%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar USD1,00 miliar," jelasnya.
Selain itu, berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Juni 2020 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD12,44 miliar (16,29%). Diikuti Jawa Timur USD9,47 miliar (12,39%), dan Kalimantan Timur US$6,84 miliar (8,95%).
Kepala Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ada defisit perdagangan dengan beberapa negara lain, paling besar dengan China. Neraca dagang RI dengan China mengalami defisit, atau tekor sebesar USD5,3 miliar. ( Baca juga: Indonesia Gandeng China dan Korsel Kembangkan Vaksin Covid-19 )
"Selama pandemi ini neraca dagang kita mengalami defisit. Selain dengan China, juga dengan Thailand senilai USD1,48 miliar. Sedangkan dengan Australia defisit USD874 juta," ujar Suhariyanto di Jakarta, Rabu (15/7/2020).
Dia melanjutkan, ekspor nonmigas sepanjang Juni 2020 yang terbesar ke nagara Amerika Serikat (AS ) sehingga surplus USD4,76 miliar. Dengan India surplus USD3 miliar, dan Belanda surplus USD1,05 miliar.
"Dengan kontribusi ketiganya mencapai 41,88%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar USD1,00 miliar," jelasnya.
Selain itu, berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Juni 2020 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD12,44 miliar (16,29%). Diikuti Jawa Timur USD9,47 miliar (12,39%), dan Kalimantan Timur US$6,84 miliar (8,95%).
(uka)