Pasar Material Kimia Konstruksi Masih Dikuasai Asing

Jum'at, 10 Februari 2023 - 18:01 WIB
loading...
Pasar Material Kimia Konstruksi Masih Dikuasai Asing
Proyek infrastruktur membutuhkan material kimia konstruksi berkualitas. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pembangunan infrastruktur yang digencarkan pemerintah harus bisa memicu tumbuhnya industri bahan material dalam negeri, terutama yang berteknologi tinggi. Pembangunan infrastruktur membutuhkan material konstruksi berkualitas sehingga hasilnya pun sepadan.



Prof. Dr. Ir. Jonbi MT MM MSi, owner CV John hi-tech Contrindo (JHC), mengatakan sejak 10 tahun terakhir untuk pekerjaan konstruksi terkait dengan pekerjaan beton telah menggunakan material maju yang dikenal dengan kimia konstruksi seperti admixture, waterproofing, concrete repair, epoxy dan sebagainya. Penggunaan material tersebut terbukti sangat membantu mutu bangunan gedung dan infrastruktur yang menjadi lebih berkualitas.

Menurut Jonbi, sayangnya produsen material kimia konstruksi tersebut masih dikuasai oleh pihak asing. Beberapa perusahaan asing yang menguasai pasar material kimia konstruksi di Indonesia di antaranya adalah PT Sika Indonesia, PT Fosroc Indonesia, dan PT BASF.

"Perusahaan tersebut menguasai pangsa pasar material kimia konstruksi di Indonesia sehingga Indonesia terkesan hanya sebagai pasar saja," kata Jonbi dalam keterangannya, Jumat (10/2/2023).

Menurut Jonbi, masih sedikitnya produsen lokal produk material kimia konstruksi membuat Indonesia masih tergantung dari pihak luar untuk pengadaan material dan penetapan harga produk material kimia konstruksi. Kondisi itu akan sangat berpengaruh terhadap penyelesaian proyek-proyek yang ada di Indonesia.

Pasar Material Kimia Konstruksi Masih Dikuasai Asing

Prof. Dr. Ir. Jonbi MT MM MSi

Indonesia sejatinya memiliki banyak peluang untuk mengembangkan dan memproduksi material kimia konstruksi tersebut karena memiliki sumber daya alam berupa pasir silika dan semen yang merupakan bahan utama material kimia. Beberapa daerah seperti Bangka, Lampung, Kalimantan, dan Papua memiliki potensi sumber pasir silika yang sangat besar namun belum dimanfaatkan menjadi material yang bernilai.

Berdasarkan data hingga akhir tahun 2021 penjualan kimia konstruksi di Indonesia diperkirakan mencapai Rp3 triliun.

“Sayangnya hingga kini untuk menjadi produsen material kimia konstruksi masih terkendala pemahaman yang keliru," kata Jonbi.

Di antaranya, selalu ditanamkan pemikiran oleh pihak asing kepada para pelaku konstruksi di Indonesia bahwa untuk membuat material kimia konstruksi harus berteknologi tinggi (Hi-Tech), dan harus bermodal besar sehingga dikesankan bahwa bangsa Indonesia tidak akan mampu untuk memproduksi material kimia konstruksi tersebut.

Di berbagai kesempatan pemerintah terus-menerus mengampanyekan tentang penggunaan material produk dalam negeri walaupun hasilnya hingga kini masih jauh dari harapan.

John hi-tech Contrindo sebagai produsen lokal yang telah berpengalaman 30 tahun sebagai produsen kimia konstruksi dengan produknya waterproofing, grouting, epoxy dan material repair, membuka peluang untuk para pengusaha di berbagai daerah untuk menjadi produsen kimia konstruksi melalui program franchise.



“Mari bersama kita menjadi produsen material kimia konstruksi sehingga dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan menuju kemandirian bangsa Indonesia,” tandas Jonbi.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1290 seconds (0.1#10.140)