3 Negara Berpenghasilan Rendah yang Pernah Berutang ke China
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terdapat sejumlah negara berpenghasilan rendah yang pernah berutang ke China. Pada perkembangannya, China muncul sebagai salah satu kreditur resmi terbesar di dunia.
Dalam kebijakannya, mereka biasa menyasar negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Dalam hal ini tak jarang pinjaman luar negeri China ini memicu tuduhan ‘Diplomasi Jebakan Utang’. Namun, tetap saja Beijing bersikukuh bahwa hal tersebut tidak seburuk asumsi para kritikus ini.
Baca juga : Negara-negara Ini Disebut-sebut Jadi Korban Jebakan Utang China
Berikut beberapa negara berpenghasilan rendah yang pernah berutang ke China.
1. Zambia
Zambia merupakan sebuah negara yang berada di kawasan Afrika. Negara ini bertetangga dengan Tanzania di timur laut, Zimbabwe dan Botswana di selatan, serta Angola di bagian barat.
Mengutip laman Foreign Policy, Rabu (15/2/2023), Zambia menjadi negara Afrika pertama yang gagal bayar utang selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Pada tahun 2020, mereka mangkir dari pembayaran utang luar negerinya yang diperkirakan mencapai USD17,3 miliar. Dalam hal ini, Zambia meminta keringanan sebesar USD8,4 miliar dari para kreditur asingnya, termasuk China.
China diketahui sebagai salah satu kreditur terbesar Zambia dengan nilai sekitar USD6 miliar. Melihat riwayatnya, utang Beijing biasa digunakan untuk pembangunan infrastruktur sejak 1970-an.
Kemudian, selama beberapa tahun terakhir Zambia meminjam dari China untuk perbaikan infrastruktur seperti jalan, kereta api, hingga bandara.
Baca juga : Riset: China Jebak Negara-negara Miskin dengan Utang Tersembunyi Rp5.504 Triliun
2. Ethiopia
Sejak November 2020, Ethiopia mengalami konflik internal bersenjata dan membuatnya terkena krisis. Dalam hal ini, sejumlah negara dengan ekonomi kuat di dunia turut membantunya, termasuk China.
Mengutip laman United States Institute of Peace, Ethiopia menjadi salah satu pusat utama proyek China’s Belt and Road Initiative. Keterlibatan China membuat negara ini menjadikannya sebagai mitra dagang utama.
Namun, di samping manfaatnya yang cukup berkontribusi pada perekonomian, muncul kekhawatiran mengenai keberlanjutan utang China di Ethiopia yang telah mencapai USD13,7 Miliar pada 2022.
3. Sudan
China menjadi salah satu investor asing terbesar di Sudan, khususnya di bidang minyak dan telekomunikasi. Mengutip laman Sudan Tribune, total utang negara ini ke Beijing diperkirakan mencapai USD10 miliar pada tahun 2018.
Adapun hal tersebut terhitung sekitar seperlima dari utang total Sudan yang diperkirakan mencapai USD53 miliar.
Dalam kebijakannya, mereka biasa menyasar negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Dalam hal ini tak jarang pinjaman luar negeri China ini memicu tuduhan ‘Diplomasi Jebakan Utang’. Namun, tetap saja Beijing bersikukuh bahwa hal tersebut tidak seburuk asumsi para kritikus ini.
Baca juga : Negara-negara Ini Disebut-sebut Jadi Korban Jebakan Utang China
Berikut beberapa negara berpenghasilan rendah yang pernah berutang ke China.
1. Zambia
Zambia merupakan sebuah negara yang berada di kawasan Afrika. Negara ini bertetangga dengan Tanzania di timur laut, Zimbabwe dan Botswana di selatan, serta Angola di bagian barat.
Mengutip laman Foreign Policy, Rabu (15/2/2023), Zambia menjadi negara Afrika pertama yang gagal bayar utang selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Pada tahun 2020, mereka mangkir dari pembayaran utang luar negerinya yang diperkirakan mencapai USD17,3 miliar. Dalam hal ini, Zambia meminta keringanan sebesar USD8,4 miliar dari para kreditur asingnya, termasuk China.
China diketahui sebagai salah satu kreditur terbesar Zambia dengan nilai sekitar USD6 miliar. Melihat riwayatnya, utang Beijing biasa digunakan untuk pembangunan infrastruktur sejak 1970-an.
Kemudian, selama beberapa tahun terakhir Zambia meminjam dari China untuk perbaikan infrastruktur seperti jalan, kereta api, hingga bandara.
Baca juga : Riset: China Jebak Negara-negara Miskin dengan Utang Tersembunyi Rp5.504 Triliun
2. Ethiopia
Sejak November 2020, Ethiopia mengalami konflik internal bersenjata dan membuatnya terkena krisis. Dalam hal ini, sejumlah negara dengan ekonomi kuat di dunia turut membantunya, termasuk China.
Mengutip laman United States Institute of Peace, Ethiopia menjadi salah satu pusat utama proyek China’s Belt and Road Initiative. Keterlibatan China membuat negara ini menjadikannya sebagai mitra dagang utama.
Namun, di samping manfaatnya yang cukup berkontribusi pada perekonomian, muncul kekhawatiran mengenai keberlanjutan utang China di Ethiopia yang telah mencapai USD13,7 Miliar pada 2022.
3. Sudan
China menjadi salah satu investor asing terbesar di Sudan, khususnya di bidang minyak dan telekomunikasi. Mengutip laman Sudan Tribune, total utang negara ini ke Beijing diperkirakan mencapai USD10 miliar pada tahun 2018.
Adapun hal tersebut terhitung sekitar seperlima dari utang total Sudan yang diperkirakan mencapai USD53 miliar.
(bim)