Bank BRI Dukung Kebangkitan UMKM

Kamis, 16 Juli 2020 - 07:03 WIB
loading...
Bank BRI Dukung Kebangkitan UMKM
Direktur Utama Bank BRI Sunarso saat menjadi narasumber diskusi online CORE Economic Forum 2020 bertajuk Langkah Penting Perbankan Dalam Mendorong Bisnis UMKM di Masa Pandemi, kemarin. Foto/Humas BRI
A A A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kembali menegaskan komitmennya untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui sejumlah langkah nyata yang difokuskan pada upaya penyelamatan dan pemulihan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari tekanan dampak pandemi Covid-19.

Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan upaya menyelamatkan UMKM agar kembali bangkit menjadi hal yang penting karena segmen ini memiliki peran penting terhadap perekonomian. Ada 99,99% entitas bisnis di Indonesia berada di segmen UMKM. UMKM juga memberi andil signifikan karena menyerap 97% tenaga kerja atau kurang lebih sebanyak 116,97 juta orang.

“UMKM kita sekarang itu slowdown dan ada yang shutdown karena interaksi masyarakat berkurang, sehingga aktivitas ekonomi berkurang dan semua menjadi menurun, daya beli menurun, kembali ke konsumsi dasar. BRI mengambil langkah, meski kita tidak tahu krisis ini berakhir kapan, jangan sampai kita kekurangan pangan. Kita dorong lewat jalur pangan,” ujar Sunarso saat berbicara dalam diskusi daring CORE Economic Forum 2020 bertajuk ”Langkah Penting Perbankan dalam Mendorong Bisnis UMKM di Masa Pandemi” kemarin.

Menurut Sunarso, Bank BRI berupaya mempercepat pemulihan ekonomi dengan menyalurkan kredit yang difokuskan untuk sektor pangan dan menyasar segmen UMKM. Harapannya, ini menjadi pengungkit bagi bergeraknya sektor riil seperti distribusi, transportasi, dan perdagangan. “Roda ini harus dikembalikan ke putaran normal, dipicu pada sektor pangan. UMKM itu lebih membutuhkan edukasi dan pendampingan supaya mereka bisa menjadi mitra lembaga keuangan secara setara. Maka, mari kita mengelola UMKM dengan baik dan benar,” ucap Sunarso. (Baca: Tidak Dipecat, Begini Nasib ASN yang Instansinya Dibubarkan)

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menambahkan, pandemi Covid-19 menyebabkan banyak aktivitas ekonomi dan masyarakat yang terganggu. Di sisi lain, aktivitas ekonomi yang mampu menghasilkan pendapatan menjadi terkendala, dan dunia usaha menghadapi gangguan cash flow atau likuiditas.

“Sinergi antarpemangku kepentingan atau pelaku-pelaku utama perekonomian benar-benar perlu dikonsolidasikan. Kondisi krisis kita saat ini bukan semata-mata butuh bantuan modal. Kita butuh satu program konkret, kalau masih mengakui UMKM ini adalah tiang utama ekonomi kita,” paparnya.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter A Redjalam, menyatakan, menjaga ketahanan dan keberlangsungan dunia usaha (sektor riil) sekaligus menjaga stabilitas sektor keuangan menjadi penentu keberhasilan dalam menghindari terjadinya krisis.

“Kebijakan restrukturisasi (kredit) ini membantu dunia usaha sekaligus membantu sektor keuangan. Cakupan kebijakan pemerintah sudah luas. Perlu adanya sinergi, bahu membahu menjaga dunia usaha dan sektor keuangan, sinergi antarlembaga mutlak diperlukan,” ujarnya.

Langkah restrukturisasi kredit menjadi salah satu upaya nyata Bank BRI terhadap penyelamatan UMKM yang terkena dampak pandemi korona. Hal ini sebagai tindak lanjut POJK Nomor 11/2020. Sejak 16 Maret hingga 6 Juli 2020, Bank BRI telah merestrukturisasi kredit pelaku usaha yang terdampak wabah korona sebanyak 2,88 juta debitur dengan total kredit yang direstrukturisasi mencapai Rp177,304 triliun.

Pada 24 Juni 2020 pemerintah, melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani, telah menempatkan dana Rp30 triliun pada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Bank BRI mendapatkan penempatan Rp10 triliun. Sejak 25 Juni hingga 15 Juli 2020, Bank BRI berhasil menyalurkan kredit dalam rangka penempatan dana pemerintah sekitar Rp13,59 triliun dengan jumlah debitur penerima mencapai 295.617 orang. (Baca juga: Selain Singapura, Ini Negara-negara yang Mengalami Resesi Akibat Corona)

Bank BRI, lanjut Sunarso, berupaya me-leverage dana yang ditempatkan pemerintah tersebut minimal tiga kali lipat dalam bentuk ekspansi kredit dalam tiga bulan. Ini untuk menggerakkan sektor riil dan mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, Bank BRI gencar menyalurkan stimulus tambahan subsidi bunga KUR tahap pertama yang telah diterima dari pemerintah.

Penyaluran subsidi tambahan KUR itu diberikan kepada lebih dari 211.477 debitur KUR dengan total nilai Rp12,97 miliar “Krisis ini membuat inovasi kita (Bank BRI) makin cepat. Kami buat ekosistem pasar, ekosistem digital, ekosistem desa. Untuk ekosistem pasar, misalnya, kami membuat web pasar yang mendukung barang-barang dari desa mengalir ke pasar lalu orang berbelanja secara online, pedagang diajari menggunakan aplikasi, belanja diantar oleh kurir, kurir diajarkan untuk menerima transaksi, mendigitalkan pasar tradisional,” papar Sunarso.

Bank BRI juga terus memperluas kehadiran web pasar secara nasional, yang saat ini berjumlah 3.983 web pasar akan ditambah menjadi 5.241 web pasar. Satu orang mantri didedikasikan di tiap-tiap pasar untuk melakukan edukasi kepada anggota ekosistem pasar, salah satunya terkait cashless society.

Upaya-upaya dan langkah strategis yang dilakukan Bank BRI tersebut, lanjut Sunarso, diharapkan dapat mengembalikan daya tahan ekonomi pelaku UMKM yang terpukul akibat pandemi Covid-19 sehingga ekonomi Indonesia kembali bangkit. Bank BRI Dukung Kebangkitan UMKM. (Baca juga: Indonesia-Australia Kerjasama Dalam Penelitian Covid-19)

JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kembali menegaskan komitmennya untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui sejumlah langkah nyata yang difokuskan pada upaya penyelamatan dan pemulihan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari tekanan dampak pandemi Covid-19.

Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan upaya menyelamatkan UMKM agar kembali bangkit menjadi hal yang penting karena segmen ini memiliki peran penting terhadap perekonomian. Ada 99,99% entitas bisnis di Indonesia berada di segmen UMKM. UMKM juga memberi andil signifikan karena menyerap 97% tenaga kerja atau kurang lebih sebanyak 116,97 juta orang.

“UMKM kita sekarang itu slowdown dan ada yang shutdown karena interaksi masyarakat berkurang, sehingga aktivitas ekonomi berkurang dan semua menjadi menurun, daya beli menurun, kembali ke konsumsi dasar. BRI mengambil langkah, meski kita tidak tahu krisis ini berakhir kapan, jangan sampai kita kekurangan pangan. Kita dorong lewat jalur pangan,” ujar Sunarso saat berbicara dalam diskusi daring CORE Economic Forum 2020 bertajuk ”Langkah Penting Perbankan dalam Mendorong Bisnis UMKM di Masa Pandemi” kemarin.

Menurut Sunarso, Bank BRI berupaya mempercepat pemulihan ekonomi dengan menyalurkan kredit yang difokuskan untuk sektor pangan dan menyasar segmen UMKM. Harapannya, ini menjadi pengungkit bagi bergeraknya sektor riil seperti distribusi, transportasi, dan perdagangan. “Roda ini harus dikembalikan ke putaran normal, dipicu pada sektor pangan. UMKM itu lebih membutuhkan edukasi dan pendampingan supaya mereka bisa menjadi mitra lembaga keuangan secara setara. Maka, mari kita mengelola UMKM dengan baik dan benar,” ucap Sunarso.

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menambahkan, pandemi Covid-19 menyebabkan banyak aktivitas ekonomi dan masyarakat yang terganggu. Di sisi lain, aktivitas ekonomi yang mampu menghasilkan pendapatan menjadi terkendala, dan dunia usaha menghadapi gangguan cash flow atau likuiditas.

“Sinergi antarpemangku kepentingan atau pelaku-pelaku utama perekonomian benar-benar perlu dikonsolidasikan. Kondisi krisis kita saat ini bukan semata-mata butuh bantuan modal. Kita butuh satu program konkret, kalau masih mengakui UMKM ini adalah tiang utama ekonomi kita,” paparnya.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter A Redjalam, menyatakan, menjaga ketahanan dan keberlangsungan dunia usaha (sektor riil) sekaligus menjaga stabilitas sektor keuangan menjadi penentu keberhasilan dalam menghindari terjadinya krisis. (Baca juga: Usia Garuda Indonedia Diramal Hanya Tinggal 4 Tahun Saja)

“Kebijakan restrukturisasi (kredit) ini membantu dunia usaha sekaligus membantu sektor keuangan. Cakupan kebijakan pemerintah sudah luas. Perlu adanya sinergi, bahu membahu menjaga dunia usaha dan sektor keuangan, sinergi antarlembaga mutlak diperlukan,” ujarnya.

Langkah restrukturisasi kredit menjadi salah satu upaya nyata Bank BRI terhadap penyelamatan UMKM yang terkena dampak pandemi korona. Hal ini sebagai tindak lanjut POJK Nomor 11/2020. Sejak 16 Maret hingga 6 Juli 2020, Bank BRI telah merestrukturisasi kredit pelaku usaha yang terdampak wabah korona sebanyak 2,88 juta debitur dengan total kredit yang direstrukturisasi mencapai Rp177,304 triliun.

Pada 24 Juni 2020 pemerintah, melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani, telah menempatkan dana Rp30 triliun pada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Bank BRI mendapatkan penempatan Rp10 triliun. Sejak 25 Juni hingga 15 Juli 2020, Bank BRI berhasil menyalurkan kredit dalam rangka penempatan dana pemerintah sekitar Rp13,59 triliun dengan jumlah debitur penerima mencapai 295.617 orang.

Bank BRI, lanjut Sunarso, berupaya me-leverage dana yang ditempatkan pemerintah tersebut minimal tiga kali lipat dalam bentuk ekspansi kredit dalam tiga bulan. Ini untuk menggerakkan sektor riil dan mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, Bank BRI gencar menyalurkan stimulus tambahan subsidi bunga KUR tahap pertama yang telah diterima dari pemerintah. (Lihat videonya: Viral, Janda di Bangka Belitung Jual Rumah Beserta Pemilik)

Penyaluran subsidi tambahan KUR itu diberikan kepada lebih dari 211.477 debitur KUR dengan total nilai Rp12,97 miliar “Krisis ini membuat inovasi kita (Bank BRI) makin cepat. Kami buat ekosistem pasar, ekosistem digital, ekosistem desa. Untuk ekosistem pasar, misalnya, kami membuat web pasar yang mendukung barang-barang dari desa mengalir ke pasar lalu orang berbelanja secara online, pedagang diajari menggunakan aplikasi, belanja diantar oleh kurir, kurir diajarkan untuk menerima transaksi, mendigitalkan pasar tradisional,” papar Sunarso.

Bank BRI juga terus memperluas kehadiran web pasar secara nasional, yang saat ini berjumlah 3.983 web pasar akan ditambah menjadi 5.241 web pasar. Satu orang mantri didedikasikan di tiap-tiap pasar untuk melakukan edukasi kepada anggota ekosistem pasar, salah satunya terkait cashless society.

Upaya-upaya dan langkah strategis yang dilakukan Bank BRI tersebut, lanjut Sunarso, diharapkan dapat mengembalikan daya tahan ekonomi pelaku UMKM yang terpukul akibat pandemi Covid-19 sehingga ekonomi Indonesia kembali bangkit. (Hatim Varabi)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1225 seconds (0.1#10.140)