Selain Singapura, Ini Negara-Negara yang Lebih Dulu Mengalami Resesi Akibat Pandemi

Rabu, 15 Juli 2020 - 13:14 WIB
loading...
Selain Singapura, Ini...
Resesi ekonomi sudah melanda negara lain sebelum Singapura. Ilustrasi:SINDONews
A A A
JAKARTA - Pandemi Corona memang terbukti telah meluluhlantakan kondisi ekonomi dunia. Sejumlah negara dengan kekuatan ekonomi yang mapan harus mengalami resesi.Terbaru Singapura baru saja mengumumkan pertumbuhan ekonominya di kuartal II 2020 (14/7). Kementerian Perdagangan Singapura mengumumkan, ekonomi di kuartal II-2020 minus 41,2% dibandingkan kuartal I-2020.

Sementara dibandingkan kuartal II-2019, year on year (tahunan) ekonomi Singapura pada kuartal II-2020 minus 12,6%.
Hasil ini , lebih buruk dari perkiraan para ekonom. Sebelum diumukan pemerintah Singapura, para pengamat memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara tetangga ini akan minus 37,4% secara kuartalan dan secara tahunan akan berkontraksi 11,3%.

Menurut Song Seng Wun ekonom regional CIMB Private Banking seperti yang diutip dari AFP. Pertumbuhan ekonomi ini meruapakan yang terburuk sejak 55 tahun terakhir. Artinya saat ini Singapura tengah mengalami kondisi ekonomi terburuk sejak negeri ini merdeka, melepaskan diri dari Malaysia, pada tahun 1965.

Masuknya Singapura dalam jurang resesi menjadi alarm bahaya buat perekonomian dunia. Pasalnya Singapura meski tergolong negara kecil, namun memiliki kekuatan ekonomi yang besar. Bahkan tergolong negara kuat dunia dalam bidang ekonomi. Singapura saja mengalami resesi, bagaimana dengan negara lainnya yang lebih lemah secara ekonomi.

Di daratan Eropa, pandemi Corona membuat resesi ekonomi datang lebih cepat. Sebelumnya di penghujung 2019, kuartal IV-2019, sudah ada negara di Eropa yang mengalami pertumbuhan ekonomi di bawah 0 alias minus. Ini terjadi karena imbas dari perang dagang antara Amerika dan China.

Jerman
Jerman misalnya, negara yang menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Benua Biru ini, menurut Kantor Statistik Federal Jerman, sudah mengalami pertumbuhan negatif di Kuartal IV 2019, sebesar minus 0,1%. Memasuki 2020, pertumbuhan ekonomi Jerman dilaporkan kembali mengalami minus, kali ini mencapai minus 2,2%.

Dua kali berturut-turut mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif, ekonomi Jerman pun masuk dalam fase resesi. Data resmi menunjukkan, ekonomi Jerman mengalami resesi akibat pagebluk virus corona. Kondisi saat ini merupakan penurunan terbesar ekonomi Jerman secara kuartalan sejak tahun 2009. Kala itu, Jerman turut merasakan badai krisis keuangan global.

Memasuki kuartal II, para ekonom memprediksi perekonomian Jerman akan terpuruk lebih dalam. Pasalnya, dampak kebijakan lockdown di negara ini akan mulai dirasakan sektor ekonomi. Ifo Institute memperkirakan pada kuartal II tahun ini ekonomi Jerman bakal melorot 12,4%. Memasuki Semester II, ekonomi Jerman diprediksi mulai membaik. Hingga akhir tahun nanti perumbuhan ekonomi negara ini akan berada dikisaran -3,9% hingga -9,3%.

Prancis
Meski telah resmi mengalami resesi, namun ternyata kondisi ekonomi Jerman masih lebih baik dari nagara Eropa lainnya, seperti Prancis. Menurut data badan statistik negara itu INSEE, PDB Prancis, turun 5,8% di kuartal I 2020. Ini menjadi penurunan terbesar sejak 1949.

Sebelumnya, di kuartal akhir 2019, PDB Prancis telah merosot -0,1%. Tahun ini ekonomi Prancis memang melemah, dampak dari kebijakan lockdown yang diberlakukan. Kebijakan lockdown di Prancis ini, disebut sebagai yang paling ketat di seluruh negara Eropa.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1751 seconds (0.1#10.140)