Redam Inflasi, Sri Mulyani Gelontorkan Rp104,2 Triliun untuk Menjaga Pangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan atau Menkeu, Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, inflasi di Indonesia sepanjang 2022 terjaga lebih rendah dari perkiraaan sebelumnya. Bahkan menurutnya di beberapa negara tingkat inflasinya menyentuh angka 50%.
"Bagaimana dengan Indonesia? Kabar baik, inflasi 2022 tercatat terjaga lebih rendah dari perkiraan, yaitu pada level 5,51% y-o-y (forecast konsensus berada pada angka 6,5% paska penyesuaian harga BBM)," ujar Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya @smindrawati di Jakarta, Selasa (21/2/2023).
Hal tersebut menjadi diskusi Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) pada High-Level Meeting kemarin (20/2) di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian.
Pada tahun 2023 ini, tingkat inflasi ditargetkan berada pada level 3,6% (± 1%), sementara gap inflasi volatile food ditargetkan berada pada rentang 3-5%. Selain itu, hari besar nasional juga menjadi perhatian (utamanya Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri) karena pada saat ini terjadi lonjakan permintaan yang sangat tinggi.
"Dukungan fiskal melalui APBN #UangKita juga terus dijaga, sebesar Rp104,2 T disalurkan melalui beragam Kementerian/Lembaga untuk menjaga ketahanan pangan," ungkap Sri Mulyani.
Selain itu, akselerasi implementasi lumbung pangan, perluasan kerja sama antar daerah, serta pengelolaan data ketersediaan pangan menjadi beberapa langkah pemerintah untuk menjaga ketersediaan pangan.
Selain anggaran ketahanan pangan, APBN juga dialokasikan dalam bentuk anggaran perlindungan sosial, anggaran subsidi dan kompensasi energi, dan infrastruktur. Seluruh alokasi ini untuk menunjang upaya pengendalian inflasi.
"Ini semua merupakan harmonisasi kerja sama antara @kemenkeuri dan beragam lembaga dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan lain dalam upaya menangani inflasi di Indonesia akan terus menerus dilakukan. Bagaimana menurutmu?" pungkas Sri.
"Bagaimana dengan Indonesia? Kabar baik, inflasi 2022 tercatat terjaga lebih rendah dari perkiraan, yaitu pada level 5,51% y-o-y (forecast konsensus berada pada angka 6,5% paska penyesuaian harga BBM)," ujar Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya @smindrawati di Jakarta, Selasa (21/2/2023).
Hal tersebut menjadi diskusi Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) pada High-Level Meeting kemarin (20/2) di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian.
Pada tahun 2023 ini, tingkat inflasi ditargetkan berada pada level 3,6% (± 1%), sementara gap inflasi volatile food ditargetkan berada pada rentang 3-5%. Selain itu, hari besar nasional juga menjadi perhatian (utamanya Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri) karena pada saat ini terjadi lonjakan permintaan yang sangat tinggi.
"Dukungan fiskal melalui APBN #UangKita juga terus dijaga, sebesar Rp104,2 T disalurkan melalui beragam Kementerian/Lembaga untuk menjaga ketahanan pangan," ungkap Sri Mulyani.
Selain itu, akselerasi implementasi lumbung pangan, perluasan kerja sama antar daerah, serta pengelolaan data ketersediaan pangan menjadi beberapa langkah pemerintah untuk menjaga ketersediaan pangan.
Selain anggaran ketahanan pangan, APBN juga dialokasikan dalam bentuk anggaran perlindungan sosial, anggaran subsidi dan kompensasi energi, dan infrastruktur. Seluruh alokasi ini untuk menunjang upaya pengendalian inflasi.
"Ini semua merupakan harmonisasi kerja sama antara @kemenkeuri dan beragam lembaga dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan lain dalam upaya menangani inflasi di Indonesia akan terus menerus dilakukan. Bagaimana menurutmu?" pungkas Sri.
(akr)