Kemenperin Gelar INDI 4.0 Dorong Transformasi Industri Saat Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selama pandemi Covid-19, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) secara aktif melakukan sosialisasi awareness kepada para pemangku kepentingan industri 4.0. Salah satu caranya, melalui penyelenggaraan assessment Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0).
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi menyatakan, kegiatan yang dilakukan secara online itu untuk mengakselerasi pelaku industri untuk dapat bertransformasi menuju industri 4.0. Harapannya perekonomian dapat kembali pulih di tengah pandemi, dan aktivitas industri mampu berjalan seperti sediakala tanpa mengabaikan prosedur dan protokol kesehatan.
“Transformasi industri 4.0 ini memberikan keuntungan bagi perusahaan industri dengan menurunkan biaya dan down-time, meningkatkan kinerja mesin dan peralatan, meningkatkan kecepatan operasi produksi dan kualitas produk, serta compatible dengan protokol kesehatan," kata Doddy di Jakarta , Kamis (16/7/2020).
(Baca Juga: Era Industri 4.0, Antara Ancaman 30% Pekerjaan Digantikan Robot dan Peluang)
INDI 4.0 yang merupakan indeks acuan bagi industri dan pemerintah dalam mengukur tingkat kesiapan untuk bertransformasi menuju industri 4.0. Dalam hal ini, terdapat lima pilar acuan yaitu pilar manajemen dan organisasi, pilar orang dan budaya, pilar produk dan layanan, pilar teknologi serta pilar operasi pabrik.
"Pada INDI 4.0 terdapat lima level, yaitu level nol hingga level empat yang menunjukkan kesiapan industri dalam menerapkan industri 4.0," terangnya.
Pengisian asesmen INDI 4.0 pada sistem informasi industri nasional (SIINas) dilakukan secara virtual mulai Rabu 15 Juli 2020, yang diikuti oleh 150 perusahaan industri dari berbagai sektor, antara lain makanan dan minuman, elektronik, automotif, kimia, elektronik, farmasi, alat kesehatan, logam dan aneka, serta dihadiri juga oleh tenaga ahli dan perusahaan industri yang telah melakukan transformasi industri 4.0 di tahun sebelumnya.
"Memang prioritas industri 4.0 ini pada lima sektor yaitu makanan minuman, tekstil, kimia, automotif, dan elektronika, serta farmasi dan alat kesehatan guna mendukung percepatan pemulihan pandemi Covid-19 ini. Kami juga memberi kesempatan kepada sektor lain bila ingin bertransformasi menuju industri 4.0," lanjut Doddy.
Doddy menambahkan, selain peningkatan awareness dan assesment INDI 4.0, dilakukan pula pendampingan dan pelaksanaan project transformation industry 4.0 untuk perusahaan industri. Pendampingan ini bertujuan memberikan arah dan langkah strategis yang dapat diambil perusahaan dalam memprioritaskan project implementasi industri 4.0 sesuai dengan key performance indicators (KPI) perusahaan.
"Perusahaan-perusahaan dengan skor INDI 4.0 di level tiga akan mendapat prioritas pendampingan dan didorong untuk mengakselerasi transformasi industri 4.0 agar benefitnya dapat segera dirasakan di masa pandemi ini," pungkasnya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi menyatakan, kegiatan yang dilakukan secara online itu untuk mengakselerasi pelaku industri untuk dapat bertransformasi menuju industri 4.0. Harapannya perekonomian dapat kembali pulih di tengah pandemi, dan aktivitas industri mampu berjalan seperti sediakala tanpa mengabaikan prosedur dan protokol kesehatan.
“Transformasi industri 4.0 ini memberikan keuntungan bagi perusahaan industri dengan menurunkan biaya dan down-time, meningkatkan kinerja mesin dan peralatan, meningkatkan kecepatan operasi produksi dan kualitas produk, serta compatible dengan protokol kesehatan," kata Doddy di Jakarta , Kamis (16/7/2020).
(Baca Juga: Era Industri 4.0, Antara Ancaman 30% Pekerjaan Digantikan Robot dan Peluang)
INDI 4.0 yang merupakan indeks acuan bagi industri dan pemerintah dalam mengukur tingkat kesiapan untuk bertransformasi menuju industri 4.0. Dalam hal ini, terdapat lima pilar acuan yaitu pilar manajemen dan organisasi, pilar orang dan budaya, pilar produk dan layanan, pilar teknologi serta pilar operasi pabrik.
"Pada INDI 4.0 terdapat lima level, yaitu level nol hingga level empat yang menunjukkan kesiapan industri dalam menerapkan industri 4.0," terangnya.
Pengisian asesmen INDI 4.0 pada sistem informasi industri nasional (SIINas) dilakukan secara virtual mulai Rabu 15 Juli 2020, yang diikuti oleh 150 perusahaan industri dari berbagai sektor, antara lain makanan dan minuman, elektronik, automotif, kimia, elektronik, farmasi, alat kesehatan, logam dan aneka, serta dihadiri juga oleh tenaga ahli dan perusahaan industri yang telah melakukan transformasi industri 4.0 di tahun sebelumnya.
"Memang prioritas industri 4.0 ini pada lima sektor yaitu makanan minuman, tekstil, kimia, automotif, dan elektronika, serta farmasi dan alat kesehatan guna mendukung percepatan pemulihan pandemi Covid-19 ini. Kami juga memberi kesempatan kepada sektor lain bila ingin bertransformasi menuju industri 4.0," lanjut Doddy.
Doddy menambahkan, selain peningkatan awareness dan assesment INDI 4.0, dilakukan pula pendampingan dan pelaksanaan project transformation industry 4.0 untuk perusahaan industri. Pendampingan ini bertujuan memberikan arah dan langkah strategis yang dapat diambil perusahaan dalam memprioritaskan project implementasi industri 4.0 sesuai dengan key performance indicators (KPI) perusahaan.
"Perusahaan-perusahaan dengan skor INDI 4.0 di level tiga akan mendapat prioritas pendampingan dan didorong untuk mengakselerasi transformasi industri 4.0 agar benefitnya dapat segera dirasakan di masa pandemi ini," pungkasnya.
(fai)