Membincangkan Manfaat Media Sosial untuk Sarana Pemasaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saat ini, media sosial , tidak hanya digunakan sebagai media hiburan atau entertainment. Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial TikTok misalnya mulai berevolusi sebagai platform yang menawarkan fitur berbelanja dan dapat dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis.
Perubahan fitur media sosial ini, tentunya perlu disikapi dengan bijak oleh para pengguna. Serta, literasi digital yang mumpuni.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan, perkembangan teknologi dan penggunaan media sosial semakin melesat naik saat pandemi. Situasi ini memperjelas posisi masyarakat yang berada di tengah era transformasi digital, dan harus diseimbangkan dengan pengetahuan tentang risiko bagi penggunanya.
“Peningkatan penggunaan teknologi harus diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni, agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak, dan tepat guna,” ujar Semuel di acara Gali Ilmu: “Kupas Tuntas TikTok sebagai Media Pemasaran Bisnis Masa Kini", pada Sabtu kemarin (4/3/2023) di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat.
Sementara itu, Global Ecommerce Business Operation & Acquisition TikTok Indonesia Aldo Shurman menyebut bahwa TikTok kini telah meluncurkan TikTok Shop, fitur baru yang bisa memfasilitasi pemilik UMKM untuk berjualan secara digital. Tidak hanya mengunggah konten, pengguna TikTok kini dapat berjualan dan berinteraksi langsung dengan pembeli.
“Setelah berjalannya waktu dan kondisi pasar yang makin banyak muncul e-commerce dan marketplace, tahun 2021 Tiktok melihat ada potensi besar di Indonesia. Akhirnya yang tadinya fokus di entertainment, sekarang TikTok jadi media shoppertainment, orang-orang bisa shopping plus entertainment. Belanja sambil terhibur,” jelas Aldo.
Sejak kemunculan fitur TikTok Shop, Aldo menjelaskan, fungsi TikTok kian sering digunakan oleh anak muda, khususnya sebagai media pemasaran dan promosi. Fitur-fitur dan tren yang berkembang di TikTok, jika dimanfaatkan dengan tepat, bisa digunakan sebagai marketing tools yang ampuh.
“Tidak ada syarat minimal followers untuk berjualan, yang penting daftar di TikTok Seller. Setelah download, sudah bisa langsung berjualan, live streaming, sehingga menjadi kesempatan besar untuk teman-teman UMKM untuk berjualan online,” papar Aldo.
Semuel Abrijani Pangerapan menambahkan, perkembangan teknologi dan penggunaan media sosial semakin melesat naik saat pandemi. Situasi ini memperjelas posisi masyarakat yang berada di tengah era transformasi digital, dan harus diseimbangkan dengan pengetahuan tentang risiko bagi penggunanya.
“Peningkatan penggunaan teknologi harus diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni, agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak, dan tepat guna,” ujar Semuel.
Semuel mengungkap, Indeks Literasi Digital masyarakat di Indonesia masih perlu ditingkatkan di tahun ini. Diketahui bahwa Indeks Literasi Digital tahun 2022 berada di level 3.54 dari skala 1-5. Untuk itulah, Kementerian Kominfo menggelar berbagai pelatihan dan diseminasi yang bertujuan mendorong Indonesia makin cakap digital.
“Peningkatan literasi digital masyarakat adalah pekerjaan besar, diperlukan kolaborasi yang baik agar tidak ada yang tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital ini. Prinsipnya nobody left behind,” tutup Semuel.
Menurut laporan We Are Social per Januari 2023, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 167 juta orang atau setara dengan 60,4% populasi penduduk. Dengan waktu rata-rata penggunaan media sosial di Indonesia, mencapai 3 jam 18 menit setiap harinya. Pada Januari 2023, tercatat ada 109,90 juta pengguna media sosial TikTok di Indonesia, yang merupakan urutan terbesar kedua di dunia.
Perubahan fitur media sosial ini, tentunya perlu disikapi dengan bijak oleh para pengguna. Serta, literasi digital yang mumpuni.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan, perkembangan teknologi dan penggunaan media sosial semakin melesat naik saat pandemi. Situasi ini memperjelas posisi masyarakat yang berada di tengah era transformasi digital, dan harus diseimbangkan dengan pengetahuan tentang risiko bagi penggunanya.
“Peningkatan penggunaan teknologi harus diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni, agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak, dan tepat guna,” ujar Semuel di acara Gali Ilmu: “Kupas Tuntas TikTok sebagai Media Pemasaran Bisnis Masa Kini", pada Sabtu kemarin (4/3/2023) di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat.
Sementara itu, Global Ecommerce Business Operation & Acquisition TikTok Indonesia Aldo Shurman menyebut bahwa TikTok kini telah meluncurkan TikTok Shop, fitur baru yang bisa memfasilitasi pemilik UMKM untuk berjualan secara digital. Tidak hanya mengunggah konten, pengguna TikTok kini dapat berjualan dan berinteraksi langsung dengan pembeli.
“Setelah berjalannya waktu dan kondisi pasar yang makin banyak muncul e-commerce dan marketplace, tahun 2021 Tiktok melihat ada potensi besar di Indonesia. Akhirnya yang tadinya fokus di entertainment, sekarang TikTok jadi media shoppertainment, orang-orang bisa shopping plus entertainment. Belanja sambil terhibur,” jelas Aldo.
Sejak kemunculan fitur TikTok Shop, Aldo menjelaskan, fungsi TikTok kian sering digunakan oleh anak muda, khususnya sebagai media pemasaran dan promosi. Fitur-fitur dan tren yang berkembang di TikTok, jika dimanfaatkan dengan tepat, bisa digunakan sebagai marketing tools yang ampuh.
“Tidak ada syarat minimal followers untuk berjualan, yang penting daftar di TikTok Seller. Setelah download, sudah bisa langsung berjualan, live streaming, sehingga menjadi kesempatan besar untuk teman-teman UMKM untuk berjualan online,” papar Aldo.
Semuel Abrijani Pangerapan menambahkan, perkembangan teknologi dan penggunaan media sosial semakin melesat naik saat pandemi. Situasi ini memperjelas posisi masyarakat yang berada di tengah era transformasi digital, dan harus diseimbangkan dengan pengetahuan tentang risiko bagi penggunanya.
“Peningkatan penggunaan teknologi harus diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni, agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak, dan tepat guna,” ujar Semuel.
Semuel mengungkap, Indeks Literasi Digital masyarakat di Indonesia masih perlu ditingkatkan di tahun ini. Diketahui bahwa Indeks Literasi Digital tahun 2022 berada di level 3.54 dari skala 1-5. Untuk itulah, Kementerian Kominfo menggelar berbagai pelatihan dan diseminasi yang bertujuan mendorong Indonesia makin cakap digital.
“Peningkatan literasi digital masyarakat adalah pekerjaan besar, diperlukan kolaborasi yang baik agar tidak ada yang tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital ini. Prinsipnya nobody left behind,” tutup Semuel.
Menurut laporan We Are Social per Januari 2023, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 167 juta orang atau setara dengan 60,4% populasi penduduk. Dengan waktu rata-rata penggunaan media sosial di Indonesia, mencapai 3 jam 18 menit setiap harinya. Pada Januari 2023, tercatat ada 109,90 juta pengguna media sosial TikTok di Indonesia, yang merupakan urutan terbesar kedua di dunia.
(uka)