Literasi Rendah, Perbankan Syariah Masih Hadapi Tantangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dunia perbankan khususnya perbankan syariah masih dihadapkan dengan berbagai tantangan, salah satunya adalah masih rendahnya literasi dan inklusi keuangan syariah.
Hal itu mengemuka dalam public lecture dengan format webinar yang digelar BNI Syariah bersama Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Pertanian.
Berdasarkan data Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLK) 2019 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saat ini indeks inklusi keuangan syariah sebesar 9,10% dan indeks literasi keuangan syariah 2019 sebesar 8,93%.
“Namun demikian, perbankan syariah memiliki potensi besar, didorong oleh besarnya populasi penduduk beragama muslim di Indonesia,” kata Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman, Jumat (17/7/2020). (Baca juga: BNI Syariah dan Pupuk Iskandar Muda Jalin Kerja Sama Layanan Payroll Gaji Pembiayaan Konsumtif )
Sementara itu menurut riset dari State of the Global Islamic Economy Report tahun 2019, industri halal masih menyimpan potensi besar yaitu sebesar USD2,2 triliun. Potensi industri halal ini terdiri dari halal food, fashion, media, tourism, pharmacy, cosmetics dan umrah.
Dengan dukungan Pemerintah dan regulator, industri perbankan syariah kedepannya diharapkan tumbuh secara eksponensial, sehingga meningkatkan perekonomian Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, BNI Syariah memberikan apresiasi kepada mahasiswa berprestasi berupa beasiswa senilai total Rp102 juta dari BNI Syariah kepada 17 mahasiswa Fakultas Pertanian UGM.
Firman juga menyampaikan kebanggaannya atas kerjasama BNI Syariah dengan UGM. Beberapa kerjasama bisnis yang telah dilakukan adalah terkait kebutuhan jasa produk dan layanan Hasanah di antaranya Tabungan Haji dan Umroh, BNI iB Griya Hasanah, serta Griya Swakarya.
"Beberapa kerjasama lain yang sudah dilakukan BNI Syariah dengan UGM adalah Penerbitan Kartu Pembiayaan bekerjasama dengan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada-Magister Manajemen (KAFEGAMA-MM)," beber dia.
Lihat Juga: Kolaborasi dengan BPJS Kesehatan, BRI Sediakan Pembiayaan untuk Tingkatkan Mutu Infrastruktur Kesehatan
Hal itu mengemuka dalam public lecture dengan format webinar yang digelar BNI Syariah bersama Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Pertanian.
Berdasarkan data Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLK) 2019 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saat ini indeks inklusi keuangan syariah sebesar 9,10% dan indeks literasi keuangan syariah 2019 sebesar 8,93%.
“Namun demikian, perbankan syariah memiliki potensi besar, didorong oleh besarnya populasi penduduk beragama muslim di Indonesia,” kata Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman, Jumat (17/7/2020). (Baca juga: BNI Syariah dan Pupuk Iskandar Muda Jalin Kerja Sama Layanan Payroll Gaji Pembiayaan Konsumtif )
Sementara itu menurut riset dari State of the Global Islamic Economy Report tahun 2019, industri halal masih menyimpan potensi besar yaitu sebesar USD2,2 triliun. Potensi industri halal ini terdiri dari halal food, fashion, media, tourism, pharmacy, cosmetics dan umrah.
Dengan dukungan Pemerintah dan regulator, industri perbankan syariah kedepannya diharapkan tumbuh secara eksponensial, sehingga meningkatkan perekonomian Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, BNI Syariah memberikan apresiasi kepada mahasiswa berprestasi berupa beasiswa senilai total Rp102 juta dari BNI Syariah kepada 17 mahasiswa Fakultas Pertanian UGM.
Firman juga menyampaikan kebanggaannya atas kerjasama BNI Syariah dengan UGM. Beberapa kerjasama bisnis yang telah dilakukan adalah terkait kebutuhan jasa produk dan layanan Hasanah di antaranya Tabungan Haji dan Umroh, BNI iB Griya Hasanah, serta Griya Swakarya.
"Beberapa kerjasama lain yang sudah dilakukan BNI Syariah dengan UGM adalah Penerbitan Kartu Pembiayaan bekerjasama dengan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada-Magister Manajemen (KAFEGAMA-MM)," beber dia.
Lihat Juga: Kolaborasi dengan BPJS Kesehatan, BRI Sediakan Pembiayaan untuk Tingkatkan Mutu Infrastruktur Kesehatan
(ind)