Program Langit Biru Sudah Mendesak Diterapkan di Jakarta

Jum'at, 17 Juli 2020 - 12:00 WIB
loading...
Program Langit Biru...
Perbaikan kualitas udara di Jakarta melalui Program Langit Biru dan penggunaan BBM oktan tinggi yang ramah lingkungan dinilai mendesak. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Polusi udara di Jakarta dinilai semakin parah akibat banyaknya kendaraan bermotor. Penelitian Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) yang dilakukan pada 2019 menyebutkan, setiap hari sepeda motor menghasilkan 8.500 ton polutan atau sekitar 44,53 % dari total polutan semua kendaraan.

Karena itu, program Langit Biru perlu semakin digencarkan di Jakarta agar kualitas udara semakin baik. KPBB dalam risetnya menyebutkan, populasi kendaraan yang terus membludak turut berpengaruh terhadap kondisi udara Jakarta. Tercatat sekitar 20 juta unit kendaraan lalu lalang di wilayah Jakarta. Jumlahnya 20 juta tadi sekitar hampir 15 juta berupa kendaraan roda dua. Sisanya sekitar 5 juta itu roda empat.

Kontribusi 44,53% dari sepeda motor, tidak hanya dari DKI Jakarta, KPBB pernah melakukan traffic counting menghitung lalu lintas tidak hanya di Jakarta, tetapi perbatasan, masuknya potensi kendaraan commuter dari Bodetabek ke Jakarta.

Dalam catatan KPBB kendaraan yang menghasilkan jumlah polutan tertinggi per hari adalah sepeda motor yakni motor 8.500 ton (44,53 %), disusul bus (21.43 %) 4.106 ton, mobil pribadi 2.712 ton (16,11%). Persentase tersebut mengandung zat-zat seperti PM, HC, CO, NOx, dan SOx.

Pengamat automotif Jusri Pulubuhu mengatakan, sudah saatnya Indonesia untuk benar-benar serius dalam mendorong penggunaan bahan bakar minyak (BBM) Ron tinggi. Pasalnya, BBM Ron rendah akan merusak lingkungan, menambah polusi, juga buruk bagi mesin kendaraan.

"Bila kendaraan beralih ke BBM jenis oktan tinggi ini, secara otomatis komponen kendaraan akan berumur panjang. Kemudian, dari sisi tenaga atau power kendaraan lebih terjaga. Manfaat lain, jarak tempuh jadi kian jauh karena pembakaran mesin kendaraan lebih sempurna," ujarnya di Jakarta, Jumat (17/7/2020).

Dia meyakini, dengan edukasi bagus yang dijalankan pemerintah, secara perlahan publik akan menyadari dampak positif menggunakan BBM Ron tinggi. Adapun untuk kendaraan angkutan, ia yakin pemerintah akan memiliki kebijakan yang tepat. Bahkan, ia menyarankan agar pemerintah juga tak ragu untuk mulai sepenuhnya menyalurkan BBM Ron tinggi.

"Pemerintah sebenarnya hanya perlu melakukan setop produk BBM octan dan cetane rendah. Sudah saatnya masyarakat menggunakan BBM Ron tinggi karena memiliki banyak kelebihan, mesin awet, tenaga kendaraan terjaga," ujar Jusri.

Bagi Jusri, sejatinya kebijakan memindahkan konsumsi BBM Ron tinggi juga cukup mudah asal semua pihak bahu membahu melakukan kampanye positif dengan cara yang lebih mudah dimengerti oleh masyarakat.

"Itu adalah simple policy. Namun, dalam hal ini tentunya ada faktor-faktor lain harus menjadi pertimbangan pemerintah sebelum policy tersebut dapat di-release. Edukasi pre-launching ke masyarakat harus seimbang, gencar, melibatkan seluruh komponen," ujarnya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Pengamat: Imbauan Kejagung...
Pengamat: Imbauan Kejagung Bukti BBM Pertamina Sesuai Standar
Praktisi Migas: Tidak...
Praktisi Migas: Tidak Ada Bensin yang Tak Di-Blending
BBM Rendah Sulfur Dukung...
BBM Rendah Sulfur Dukung Kualitas Udara Menjadi Lebih Baik
Gara-gara Sanksi AS...
Gara-gara Sanksi AS ke Rusia, Harga Solar Dunia Melonjak
Tekan Polusi Udara,...
Tekan Polusi Udara, Penerapan BBM Standar Euro IV Perlu Segera Dimulai
PIS Adopsi Bahan Bakar...
PIS Adopsi Bahan Bakar Hijau Percepat Target Nol Emisi Karbon
Kebijakan Berbasis Bukti...
Kebijakan Berbasis Bukti Didorong Atasi Masalah Polusi Udara
Tiga Strategi Terobosan...
Tiga Strategi Terobosan Pengendalian Polusi Udara di Indonesia
Tekan Polusi Udara,...
Tekan Polusi Udara, Pemprov Jakarta Didorong Perbanyak Bus Listrik
Rekomendasi
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Semua Tawanan di Gaza jika Israel Setuju Akhiri Perang
Jadi Lulusan Tercepat,...
Jadi Lulusan Tercepat, Joy Dokter Subspesialis Aneurisma Otak Raih Rekor MURI
5 Alasan Menggunakan...
5 Alasan Menggunakan GoPay Games untuk Top Up Game Online
Berita Terkini
Kekayaan La Nyalla Mattalitti,...
Kekayaan La Nyalla Mattalitti, Segini yang Dilaporkan ke KPK
58 menit yang lalu
Harga Emas Antam Masih...
Harga Emas Antam Masih di Rp1.965.000 per Gram, Ini Rinciannya
1 jam yang lalu
China Respons Tarif...
China Respons Tarif 245% Trump: Kami Tidak Takut Perang
2 jam yang lalu
China Aktifkan Reaktor...
China Aktifkan Reaktor Thorium, Energi Nuklir Bersih Pertama di Dunia
3 jam yang lalu
Perang Dagang Menggila,...
Perang Dagang Menggila, Trump Targetkan Kapal-kapal China usai Beijing Boikot LNG AS
4 jam yang lalu
Lindungi Aset Bisnis,...
Lindungi Aset Bisnis, Nawakara Tawarkan Sistem ISS Berbasis Risiko
14 jam yang lalu
Infografis
Ibtihal Aboussad Dipecat...
Ibtihal Aboussad Dipecat Microsoft karena Menentang Genosida di Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved