Erick Thohir Berhentikan Direktur Penunjang Bisnis Pertamina, Ini Penggantinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir hari ini resmi mencopot Dedi Sunardi dari kursi Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero) .
Keputusan itu ditetapkan melalui SK - 43/MBU/03/2023 tentang pemberhentian anggota direksi perusahaan perseroan (Persero) Pertamina tanggal 8 Maret 2023.
Menyusul pemberhentian tersebut, jabatan Direktur Penunjang bisnis Pertamina untuk sementara ini akan dirangkaptugaskan oleh Direktur Logistik dan Infrastruktur, Erry Widiastono, sampai dengan diangkatnya Direktur Penunjang Bisnis Perusahaan Pertamina yang definitif.
"Kami sebagai perusahaan mengucapkan terima kasih atas dedikasi tenaga dan pikiran beliau (Dedi Sunardi) selama memangku jabatan tersebut," kata Vice president Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, Rabu (8/3/2023).
Untuk diketahui, Dedi mengemban jabatan Direktur Penunjang Bisnis Pertamina sejak 3 Mei 2021 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN nomor SK -142/MBU/05/2021.
Adapun Erry Widiastono menjabat sebagai Direktur Logistik & Infrastruktur PT Pertamina (Persero) sejak 19 September 2022 berdasarkan Surat Keputusan Nomor: SK-199/MBU/09/2022.
Erry sebelumnya juga pernah menahkodai PT Pertamina International Shipping (PIS), di mana dia menjabat Direktur Utama sejak 13 Januari 2020.
Untuk diketahui, pencopotan Dedi Sunardi dari jabatannya dilakukan usai Terminal BBM milik Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara terbakar hebat, Jumat (3/3).
Insiden itu membuat Erick Thohir tak segan-segan mencopot Dewan Direksi Pertamina, jika tidak ada perbaikan sistem health, safety, security, and environment (HSSE) atau risiko bisnis perusahaan.
"Kalau saya selalu bilang kan, saya sudah pernah copot direksi Pertamina kan, kalau saya copot lagi, ya saya copot lagi, tetapi penyelesaiannya itukan tidak saling menyalahkan," ungkap Erick saat ditemui di RSPP Pertamina, Jakarta Selatan.
Menurut dia, Pertamina harus melakukan perbaikan secara menyeluruh terkait dengan sistem bisnis risiko. Dia pun meminta manajemen segera membentuk tim risiko bisnis perusahaan. Tidak hanya di sektor keuangan, namun juga di bidang operasi. "Ini dilakukan secara menyeluruh karena ini aset vital nasional," kata dia.
Keputusan itu ditetapkan melalui SK - 43/MBU/03/2023 tentang pemberhentian anggota direksi perusahaan perseroan (Persero) Pertamina tanggal 8 Maret 2023.
Menyusul pemberhentian tersebut, jabatan Direktur Penunjang bisnis Pertamina untuk sementara ini akan dirangkaptugaskan oleh Direktur Logistik dan Infrastruktur, Erry Widiastono, sampai dengan diangkatnya Direktur Penunjang Bisnis Perusahaan Pertamina yang definitif.
"Kami sebagai perusahaan mengucapkan terima kasih atas dedikasi tenaga dan pikiran beliau (Dedi Sunardi) selama memangku jabatan tersebut," kata Vice president Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, Rabu (8/3/2023).
Untuk diketahui, Dedi mengemban jabatan Direktur Penunjang Bisnis Pertamina sejak 3 Mei 2021 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN nomor SK -142/MBU/05/2021.
Adapun Erry Widiastono menjabat sebagai Direktur Logistik & Infrastruktur PT Pertamina (Persero) sejak 19 September 2022 berdasarkan Surat Keputusan Nomor: SK-199/MBU/09/2022.
Erry sebelumnya juga pernah menahkodai PT Pertamina International Shipping (PIS), di mana dia menjabat Direktur Utama sejak 13 Januari 2020.
Untuk diketahui, pencopotan Dedi Sunardi dari jabatannya dilakukan usai Terminal BBM milik Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara terbakar hebat, Jumat (3/3).
Insiden itu membuat Erick Thohir tak segan-segan mencopot Dewan Direksi Pertamina, jika tidak ada perbaikan sistem health, safety, security, and environment (HSSE) atau risiko bisnis perusahaan.
"Kalau saya selalu bilang kan, saya sudah pernah copot direksi Pertamina kan, kalau saya copot lagi, ya saya copot lagi, tetapi penyelesaiannya itukan tidak saling menyalahkan," ungkap Erick saat ditemui di RSPP Pertamina, Jakarta Selatan.
Menurut dia, Pertamina harus melakukan perbaikan secara menyeluruh terkait dengan sistem bisnis risiko. Dia pun meminta manajemen segera membentuk tim risiko bisnis perusahaan. Tidak hanya di sektor keuangan, namun juga di bidang operasi. "Ini dilakukan secara menyeluruh karena ini aset vital nasional," kata dia.
(ind)