Kikis Skeptisisme Generasi Muda terhadap Instrumen Investasi Kripto, Pintu Geber Edukasi di Kampus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aset kripto sebagai salah satu instrumen investasi terbilang fenomenal. Meski banyak anak muda yang berminat investasi di aset kripto, jumlahnya bisa dibilang masih segelintir dibanding populasi generasi muda Indonesia saat ini.
Salah satu penyebabnya adalah masih minimnya pemahaman tentang aset kripto. Untuk itu, pelaku industri terus menggeber kegiatan edukasi dan literasi.
Salah satunya PT Pintu Kemana Saja dengan brand Pintu, platform jual beli dan investasi aset kripto, terus memperluas edukasi tentang kripto, teknologi blockchain hingga Non-Fungible Token (NFT).
Kali ini edukasi dilakukan dengan menggandeng tiga kampus ternama di Indonesia, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) dan Fakultas Seni dan Desain Universitas Multimedia Nusantara (UMN), dan Google Developer Student Clubs (GDSC) Universitas Ciputra.
Head of Community Pintu, Jonathan Hartono mengungkapkan, kripto merupakan sebuah aset yang fenomenal yang beberapa tahun ke belakang mencuri perhatian warga dunia. Hal ini dikarenakan kenaikan harga aset yang fantastis dan mampu mendisrupsi dalam jangka waktu yang singkat.
Dengan melakukan roadshow ke kampus-kampus, Pintu ingin memperkuat edukasi kepada mahasiswa yang mungkin sudah memiliki ketertarikan kepada dunia kripto atau bahkan sudah mencoba berinvestasi agar bisa lebih paham lagi mengenai cryptocurrency.
Menurut dia, literasi kripto dan blockchain saat ini sudah menjadi hal yang harus ditingkatkan. “Meskipun kripto merupakan topik yang masih sangat baru, namun mengenal aset kripto sejak dini dirasa cukup penting apalagi teknologinya yang terus berkembang sangat pesat,” ujarnya melalui siaran pers, dikutip Jumat (10/3/2023).
Untuk itu, Pintu hadir memberikan pemahaman yang jelas tentang manfaat dan risiko yang ada dalam investasi kripto. “Kami yakin edukasi dapat menurunkan skeptisisme generasi muda terhadap instrumen investasi kripto dan lebih bisa waspada serta terhindar dari praktik ilegal,” tuturnya.
Project Leader NFT Kompas, Helman Taofani, yang turut menjadi pembicara dalam roadshow tersebut mengapresiasi Pintu yang telah memberi kesempatan untuk sharing dan berbagi pengalaman mengenai web3, kripto, dan NFT.
Menurut dia, perkembangan NFT saat ini terbilang stagnan yang diakibatkan oleh adanya persepsi dan ekspektasi yang berbeda dari masyarakat. “Untuk itu event roadshow ini diharapkan dapat memberikan objektif yang lebih clear tentang NFT,” ucapnya.
Helman menambahkan, bagi yang ingin terjun ke dunia NFT, sebaiknya mulai saja sekarang. “Justru di saat bear market seperti ini harga aset lebih terjangkau,” tukasnya.
Lalu jika melihat tren NFT di 2023, menurut dia, sepertinya akan bergerak ke arah small dan mass adoption. “Lebih banyak dan lebih mudah orang yang akan membeli, menggunakan, dan menjual NFT. Secara harga mungkin tidak akan fantastis, namun volume trading bisa dibilang cukup besar,” ungkapnya.
Roadshow campus to campus ini merupakan lanjutan dari sebelumnya di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2022. Tahun ini diharapkan lebih banyak lagi kampus yang bisa didatangi.
“Seminar yang kami adakan ini kami kemas dengan format yang menarik dan topik-topik yang dibawakan sesuai dengan fokus setiap kampus,” ungkap Jonathan.
Salah satu penyebabnya adalah masih minimnya pemahaman tentang aset kripto. Untuk itu, pelaku industri terus menggeber kegiatan edukasi dan literasi.
Salah satunya PT Pintu Kemana Saja dengan brand Pintu, platform jual beli dan investasi aset kripto, terus memperluas edukasi tentang kripto, teknologi blockchain hingga Non-Fungible Token (NFT).
Kali ini edukasi dilakukan dengan menggandeng tiga kampus ternama di Indonesia, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) dan Fakultas Seni dan Desain Universitas Multimedia Nusantara (UMN), dan Google Developer Student Clubs (GDSC) Universitas Ciputra.
Head of Community Pintu, Jonathan Hartono mengungkapkan, kripto merupakan sebuah aset yang fenomenal yang beberapa tahun ke belakang mencuri perhatian warga dunia. Hal ini dikarenakan kenaikan harga aset yang fantastis dan mampu mendisrupsi dalam jangka waktu yang singkat.
Dengan melakukan roadshow ke kampus-kampus, Pintu ingin memperkuat edukasi kepada mahasiswa yang mungkin sudah memiliki ketertarikan kepada dunia kripto atau bahkan sudah mencoba berinvestasi agar bisa lebih paham lagi mengenai cryptocurrency.
Menurut dia, literasi kripto dan blockchain saat ini sudah menjadi hal yang harus ditingkatkan. “Meskipun kripto merupakan topik yang masih sangat baru, namun mengenal aset kripto sejak dini dirasa cukup penting apalagi teknologinya yang terus berkembang sangat pesat,” ujarnya melalui siaran pers, dikutip Jumat (10/3/2023).
Untuk itu, Pintu hadir memberikan pemahaman yang jelas tentang manfaat dan risiko yang ada dalam investasi kripto. “Kami yakin edukasi dapat menurunkan skeptisisme generasi muda terhadap instrumen investasi kripto dan lebih bisa waspada serta terhindar dari praktik ilegal,” tuturnya.
Project Leader NFT Kompas, Helman Taofani, yang turut menjadi pembicara dalam roadshow tersebut mengapresiasi Pintu yang telah memberi kesempatan untuk sharing dan berbagi pengalaman mengenai web3, kripto, dan NFT.
Menurut dia, perkembangan NFT saat ini terbilang stagnan yang diakibatkan oleh adanya persepsi dan ekspektasi yang berbeda dari masyarakat. “Untuk itu event roadshow ini diharapkan dapat memberikan objektif yang lebih clear tentang NFT,” ucapnya.
Helman menambahkan, bagi yang ingin terjun ke dunia NFT, sebaiknya mulai saja sekarang. “Justru di saat bear market seperti ini harga aset lebih terjangkau,” tukasnya.
Lalu jika melihat tren NFT di 2023, menurut dia, sepertinya akan bergerak ke arah small dan mass adoption. “Lebih banyak dan lebih mudah orang yang akan membeli, menggunakan, dan menjual NFT. Secara harga mungkin tidak akan fantastis, namun volume trading bisa dibilang cukup besar,” ungkapnya.
Roadshow campus to campus ini merupakan lanjutan dari sebelumnya di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2022. Tahun ini diharapkan lebih banyak lagi kampus yang bisa didatangi.
“Seminar yang kami adakan ini kami kemas dengan format yang menarik dan topik-topik yang dibawakan sesuai dengan fokus setiap kampus,” ungkap Jonathan.
(ind)