Harga Avtur Kemahalan, Jonan Usulkan Ada Pemasok Swasta

Senin, 14 September 2015 - 06:06 WIB
Harga Avtur Kemahalan, Jonan Usulkan Ada Pemasok Swasta
Harga Avtur Kemahalan, Jonan Usulkan Ada Pemasok Swasta
A A A
WAKATOBI - Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan meminta pengelola bandara menyiapkan lahan demi mencegah tingginya harga avtur yang harus dibeli pihak maskapai kepada pemasok utama avtur Pertamina. Menurutnya, harga avtur harus kompetitif mengikuti harga internasional.

“Masak harga avturnya lebih tinggi dari harga internasional. Kalau soal ada pajak, ya bicara sama Menteri Keuangan atau diselesaikan kalau ada PPN. Kemudian, kalau soal ketidakefisienan proses produksi ya itu menjadi tanggung jawab produsen. Makanya masukkan saja pemasok swasta biar bisa bersaing harga,” ujarnya, dalam kunjungan kerja di Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara, Minggu (13/9/2015).

Dia mengatakan, dahulu ketika pompa bensin belum ada, persaingan menjadi pilihan. “Jadi harus ada saingan gitu. Pemasok avtur siapa saja bisa masuk bandara, selama ada lahan, dan fasilitasnya dikembangkan pihak pemasok avtur itu sendiri,” terangnya. (Baca: Harga Avtur Pertamina Kemahalan 15% Dibanding Singapura)

Sebelumnya, Jonan meminta supaya Pertamina menyesuaikan harga avtur sesuai dengan harga internasional. Selama ini, harga avtur yang dijual Pertamina masih lebih mahal 20% dibanding harga avtur internasional sebesar USD46,60 sen per liter. Sementara untuk harga domestik mencapai Rp7.114,35 atau setara USD51,4 sen per liter.

Menurut Jonan, dengan harga avtur yang begitu tinggi dijual ke maskapai, dipastikan kondisi pariwisata di dalam negeri tak akan mengalami kemajuan, terutama terutama daerah-daerah pelosok. (Baca: Jonan Minta Pertamina Turunkan Harga Avtur)

“Padahal daerah pelosok punya daya tarik dan eksotisme tersendiri. Sementara fasilitas penerbangan juga sebagian besar sudah dibangun dan sementara sedang dikembangkan. Makanya, ini harus menjadi perhatian,” imbuhnya.

Dalam kunjungannya ke Wakatobi, Jonan menyempatkan meninjau Bandara Matahora di bawah Unit Pelaksana Bandar Udara (UPBU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. “Kalau ada fasilitas pelayanan avtur kan tak perlu banyak transit. Makanya ini harus didorong terus, supaya kunjunga wisatawan baik domestik maupun internasional di daerah itu juga meningkat yang pada akhirnya mampu mendorong pendapatan asli daerah,” pungkasnya.

(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4923 seconds (0.1#10.140)