SVB Kolaps Bikin Saham Bank Global Berjatuhan, Biden Jamin Sistem Keuangan Amerika Aman

Selasa, 14 Maret 2023 - 19:05 WIB
loading...
SVB Kolaps Bikin Saham...
Saham bank di Asia dan Eropa merosot tajam saat Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank yang berbasis di Amerika Serikat (AS) runtuh. Foto/Dok
A A A
CALIFORNIA - Saham perbankan di Asia dan Eropa merosot tajam saat Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank yang berbasis di Amerika Serikat (AS) runtuh. Pelemahan saham bank global terjadi, meskipun Presiden AS Joe Biden telah memberikan jaminan bahwa sistem keuangan Amerika aman setelah runtuhnya dua pemberi pinjaman.



Kejatuhan terjadi usai pihak berwenang bergerak untuk melindungi simpanan pelanggan saat SVB dan Signature Bank kolaps. Sementara itu Joe Biden berjanji bakal melakukan "apa pun yang diperlukan" untuk melindungi sistem perbankan.

Tetapi investor tetap khawatir pemberi pinjaman lain mungkin masih bisa terkena dampaknya. Pada hari Selasa, indeks saham Topix Banks Jepang turun lebih dari 7%, menempatkannya dalam jalur terburuknya lebih dari tiga tahun.



Saham Mitsubishi UFJ Financial Group, pemberi pinjaman terbesar di Jepang berdasarkan aset juga ambruk 8,1% pada perdagangan Asia tengah hari tadi.

Sementara itu pada hari Senin, kemarin tercatat harga saham Santander Spanyol dan Commerzbank Jerman turun lebih dari 10% dalam satu sesi.

Sedangkan serangkaian bank AS yang lebih kecil menderita kerugian yang lebih buruk daripada rekan-rekan mereka di Eropa, meskipun meyakinkan pelanggan bahwa mereka memiliki likuiditas yang lebih dari cukup untuk melindungi diri dari guncangan.

Volatilitas telah menyebabkan spekulasi bahwa Federal Reserve atau bank sentral AS sekarang akan menghentikan sementara rencananya untuk terus menaikkan suku bunga, yang dirancang untuk menjinakkan inflasi.

Biden mengatakan, bahwa individu dan bisnis yang telah menyetor uang ke Silicon Valley Bank akan dapat mengakses semua uang tunai mereka mulai Senin, kemarin setelah pemerintah turun tangan untuk melindungi simpanan mereka secara penuh.

Banyak pelanggan bisnis menghadapi prospek tidak dapat membayar staf dan pemasok setelah dana mereka dibekukan.

Bagaimana Silicon Valley Bank Runtuh?

Silicon Valley Bank sebagai bank spesialis pemberi pinjaman kepada perusahaan rintisan teknologi atau startup telah ditutup oleh regulator AS yang menyita asetnya pada hari Jumat. Hal ini menjadi adalah kegagalan terbesar bank AS sejak krisis keuangan pada 2008.

Penutupan itu terjadi ketika SVB mencoba mengumpulkan uang untuk menutup kerugian dari penjualan aset yang dipengaruhi oleh suku bunga yang lebih tinggi. Kabar tentang masalah tersebut membuat pelanggan berlomba untuk menarik dana, yang menyebabkan krisis uang tunai.

Di sisi lain pihak berwenang pada hari Minggu juga mengambil alih Signature Bank di New York, yang memiliki banyak klien terkait kripto dan dipandang sebagai lembaga yang paling rentan.

Biden berjanji, upaya menjaga simpanan tidak akan membebani pembayar pajak, dan sebaliknya bakal didanai oleh biaya yang dibebankan regulator kepada bank. Sebagai bagian dari upaya untuk memulihkan kepercayaan, regulator AS juga meluncurkan cara baru bagi bank untuk meminjam dana darurat dalam krisis.

Namun ada kekhawatiran bahwa kegagalan yang terjadi setelah runtuhnya pemberi pinjaman AS lainnya, Silvergate Bank, pekan lalu, menjadi sinyal adanya masalah di perusahaan lain.

Paul Ashworth dari Capital Economics mengatakan, pihak berwenang AS telah "bertindak agresif untuk mencegah penularan berkembang lebih lajuh".

"Tetapi penularan selalu lebih tentang ketakutan irasional, jadi kami akan menekankan bahwa tidak ada jaminan ini akan berhasil," tambahnya.

Sedangkan Kepala analisis keuangan di pialang saham AJ Bell, Danni Hewson mengatakan, "Ada kekhawatiran bahwa era suku bunga tinggi mungkin lebih sulit bagi beberapa bank daripada yang diperkirakan sebelumnya,".

"Di AS, saham bank tergelincir meskipun Joe Biden berjanji bahwa 'apa pun yang dibutuhkan' akan dilakukan untuk mencegah lebih banyak efek domino," bebernya.

Kejatuhan Politik

Kegagalan SVB telah memicu kembali perdebatan - mirip dengan yang terlihat setelah krisis keuangan 2008 - tentang seberapa banyak yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatur dan melindungi bank.

Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell mengatakan, bakal ada peninjauan menyeluruh dan transparan tentang keruntuhan tersebut. Sedangkan Biden menyerukan aturan yang lebih keras dan menekankan bahwa investor dan pemimpin bank tidak terkecuali.

"Mereka dengan sengaja mengambil risiko ... begitulah cara kerja kapitalisme," katanya.

Namun Senator Republik Tim Scott yang dipandang sebagai calon presiden potensial pada 2024 menyebutkan, penyelamatan itu "bermasalah".

"Membangun budaya intervensi pemerintah tidak akan menghentikan institusi untuk mengandalkan pemerintah setelah mengambil risiko yang berlebihan," katanya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1585 seconds (0.1#10.140)