Jos! Desa Sejahtera Astra Wajak Lor Lepas Ekspor Ikan Hias Rp1,8 Miliar ke 3 Negara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Desa Sejahtera Astra (DSA) Wajak Lor di Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur, baru-baru ini melakukan pelepasan ekspor ikan hias senilai Rp1,8 miliar ke tiga negara yaitu Australia, Inggris dan Jepang. Nantinya, desa binaan PT Astra International Tbk itu akan rutin mengekspor sekitar 360-480 ribu ekor ikan setiap tiga bulan sekali.
Chief of Corporate Affairs Astra Riza Deliansyah menyatakan, pihaknya berupaya terus mendorong DSA untuk semakin maju dan berdaya saing lewat berbagai dukungan baik pendampingan, pelatihan, bantuan alat, sarana, akses permodalan hingga pemasaran.
“Sejak lima tahun terakhir, Astra terus mengembangkan DSA yang berfokus pada pengembangan produk unggulan,” ujarnya melalui keterangan tertulis, dikutip Rabu (15/3/2023).
Menurut dia, sejak melaksanakan pelatihan dan pendampingan di DSA Wajak Lor, Astra telah mendukung terciptanya berbagai kebermanfaatan seperti pembukaan lapangan kerja baru untuk 30 orang, peningkatan pendapatan rata-rata masyarakat sebesar 37%, serta mendukung terlaksananya eskpor dengan kapasitas 1,9 juta ekor ikan hias per tahun.
Pelepasan ekspor dilakukan oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (MenDes PDTT) Abdul Halim Iskandar didampingi Bupati Tulungagung Maryoto Birowo serta Head of CSR & Social Engagement Astra Triyanto.
Selain pelepasan ekspor, pada kesempatan tersebut Astra berkolaborasi dengan Cah Angon Foundation menggelar kegiatan peresmian ekosistem desa ikan hias terintegrasi dan kontes ikan mas koki nasional dengan tema “Tulungagung untuk Dunia”.
Kegiatan yang berlangsung pada 11-12 Maret itu merupakan salah satu piloting pemberdayaan Cah Angon Foundation pada cluster perikanan yang dikembangkan berdasarkan ekosistem terintegrasi dari mulai pelatihan, pendampingan, kurasi hingga penyiapan market.
Adapun juga dalam kegiatan ini turut terlaksana kegiatan kontes ikan mas koki, dan juga peresmian Local Champion Hub sebagai rumah konsolidator UMKM Juara.
Direktur Eksekutif Cah Angon Foundation, Dhika Yudhistira mengatakan, pihaknya turut serta mendorong berbagai kolaborasi lintas elemen guna mendukung ekosistem terintegrasi mulai hulu hingga hilir melalui basis pemberdayaan di sektor pertanian, perikanan, peternakan dan industri kreatif, yang berdasarkan kebutuhan market. Sehingga, pemberdayaan tersebut mampu berkembang dan berkelanjutan.
Terkait piloting Local Champion Hub cluster perikanan, Dhika menjelaskan bahwa rumah tersebut menjadi rumah konsolidator petani ikan hias yang di dalammya dilengkapi dengan ruang pelatihan, pemijahan, pembesaran hingga karantina yang modern. “Harapannya tempat tersebut mampu menjadi tempat percontohan bagi piloting cluster perikanan lainnya,” tuturnya.
Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar mengatakan, ekosistem pemberdayaan cluster perikanan Cah Angon Foundation merupakan salah satu hal yang perlu didorong untuk menciptakan produktivitas budidaya ikan hias yang saat ini memang memiliki potensi pasar yang luar biasa.
“Harapannya semoga budidaya ikan hias ini tidak hanya menyasar negara-negara seperti Australia, Inggris dan Jepang melainkan ke berbagai negara lainnya seperti pasar Eropa bahkan pasar Afrika,” ucapnya.
Selain itu, Menteri Desa PDTT juga turut meresmikan program Local Champion Hub (rumah konsolidator UMKM Juara) yang siap mewadahi para palaku seperti petani, pembudidaya, peternak maupun pengrajin melalui ekosistem yang terintegrasi.
Contoh pada ekosistem cluster ikan hias ekosistem ini dimulai dari pelatihan, pemijahan, pembesaran, perizinan, penetrasi pasar ekspor hingga karantina, dan tentunya adalah kepastian pasar nasional maupun internasional.
Patut diakui, produktivitas budidaya perikanan di daerah Wajak Lor memang memiliki potensi yang sangat luar biasa, selain memiliki ciri dan karakteristik tertentu juga memiliki permintaan dunia akan kebutuhan ikan mas koki sangat besar.
“Untuk pertama kalinya, ikan mas koki dari Desa Wajak Lor yang diekspor ke tiga negara itu nilainya mencapai Rp1,8 miliar, dan hanya grand launching kali ini," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo.
Chief of Corporate Affairs Astra Riza Deliansyah menyatakan, pihaknya berupaya terus mendorong DSA untuk semakin maju dan berdaya saing lewat berbagai dukungan baik pendampingan, pelatihan, bantuan alat, sarana, akses permodalan hingga pemasaran.
“Sejak lima tahun terakhir, Astra terus mengembangkan DSA yang berfokus pada pengembangan produk unggulan,” ujarnya melalui keterangan tertulis, dikutip Rabu (15/3/2023).
Menurut dia, sejak melaksanakan pelatihan dan pendampingan di DSA Wajak Lor, Astra telah mendukung terciptanya berbagai kebermanfaatan seperti pembukaan lapangan kerja baru untuk 30 orang, peningkatan pendapatan rata-rata masyarakat sebesar 37%, serta mendukung terlaksananya eskpor dengan kapasitas 1,9 juta ekor ikan hias per tahun.
Pelepasan ekspor dilakukan oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (MenDes PDTT) Abdul Halim Iskandar didampingi Bupati Tulungagung Maryoto Birowo serta Head of CSR & Social Engagement Astra Triyanto.
Selain pelepasan ekspor, pada kesempatan tersebut Astra berkolaborasi dengan Cah Angon Foundation menggelar kegiatan peresmian ekosistem desa ikan hias terintegrasi dan kontes ikan mas koki nasional dengan tema “Tulungagung untuk Dunia”.
Kegiatan yang berlangsung pada 11-12 Maret itu merupakan salah satu piloting pemberdayaan Cah Angon Foundation pada cluster perikanan yang dikembangkan berdasarkan ekosistem terintegrasi dari mulai pelatihan, pendampingan, kurasi hingga penyiapan market.
Adapun juga dalam kegiatan ini turut terlaksana kegiatan kontes ikan mas koki, dan juga peresmian Local Champion Hub sebagai rumah konsolidator UMKM Juara.
Direktur Eksekutif Cah Angon Foundation, Dhika Yudhistira mengatakan, pihaknya turut serta mendorong berbagai kolaborasi lintas elemen guna mendukung ekosistem terintegrasi mulai hulu hingga hilir melalui basis pemberdayaan di sektor pertanian, perikanan, peternakan dan industri kreatif, yang berdasarkan kebutuhan market. Sehingga, pemberdayaan tersebut mampu berkembang dan berkelanjutan.
Terkait piloting Local Champion Hub cluster perikanan, Dhika menjelaskan bahwa rumah tersebut menjadi rumah konsolidator petani ikan hias yang di dalammya dilengkapi dengan ruang pelatihan, pemijahan, pembesaran hingga karantina yang modern. “Harapannya tempat tersebut mampu menjadi tempat percontohan bagi piloting cluster perikanan lainnya,” tuturnya.
Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar mengatakan, ekosistem pemberdayaan cluster perikanan Cah Angon Foundation merupakan salah satu hal yang perlu didorong untuk menciptakan produktivitas budidaya ikan hias yang saat ini memang memiliki potensi pasar yang luar biasa.
“Harapannya semoga budidaya ikan hias ini tidak hanya menyasar negara-negara seperti Australia, Inggris dan Jepang melainkan ke berbagai negara lainnya seperti pasar Eropa bahkan pasar Afrika,” ucapnya.
Selain itu, Menteri Desa PDTT juga turut meresmikan program Local Champion Hub (rumah konsolidator UMKM Juara) yang siap mewadahi para palaku seperti petani, pembudidaya, peternak maupun pengrajin melalui ekosistem yang terintegrasi.
Contoh pada ekosistem cluster ikan hias ekosistem ini dimulai dari pelatihan, pemijahan, pembesaran, perizinan, penetrasi pasar ekspor hingga karantina, dan tentunya adalah kepastian pasar nasional maupun internasional.
Patut diakui, produktivitas budidaya perikanan di daerah Wajak Lor memang memiliki potensi yang sangat luar biasa, selain memiliki ciri dan karakteristik tertentu juga memiliki permintaan dunia akan kebutuhan ikan mas koki sangat besar.
“Untuk pertama kalinya, ikan mas koki dari Desa Wajak Lor yang diekspor ke tiga negara itu nilainya mencapai Rp1,8 miliar, dan hanya grand launching kali ini," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo.
(ind)