Stafsus Presiden Jokowi Keluarkan Jurus Tangkal Kemiskinan

Jum'at, 17 Juli 2020 - 21:37 WIB
loading...
Stafsus Presiden Jokowi...
Staf Khusus Presiden Arif Budimanta. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Staf Khusus Presiden Arif Budimanta menegaskan kondisi kemiskinan di Indonesia diduga akan bertambah selama masa pandemi Covid-19. Itu sebabnya, penting untuk segera memperbaiki kondisi struktural masyarakat miskin agar bisa lebih survive menghadapi tekanan akibat wabah tersebut.

"Pertumbuhan Ekonomi Indonesia kuartal II diprediksi dalam rentang nilai sebesar -4,5% s/d -5,1% (yoy). Tingginya nilai negatif pertumbuhan ekonomi akan membuat kemiskinan makin besar," ujar dia, saat seminar digital bertajuk Kemiskinan Ekstrem dan Oligarki Ekonomi di Masa Pandemi, di Jakarta, Jumat (17/7/2020).



Padahal, imbuhnya, persentase penduduk miskin Indonesia berdasarkan data belum lama ini menyatakan ada peningkatan menjadi 9,78% merupakan data yang dicatat hingga Maret 2020. "Survei berikutnya, pada September 2020, bisa mencatatkan lebih banyak pertambahan kemiskinan itu," ujarnya.

Untuk mencegah kontraksi lebih dalam, kata dia, pemerintah berusaha mendorong dari sisi penawaran dan sisi permintaan untuk meningkatkan lagi pertumbuhan ekonomi, terutama melalui dorongan percepatan belanja kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Tidak hanya itu, pemerintah juga memprioritaskan program pemulihan ekonomi nasional kepada masyarakat miskin, termasuk usaha mikro."Kita harus perbaiki kondisi struktural masyarakat miskin agar dapat mengakses lembaga keuangan, teknologi, dan pasar," kata Arif.



Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Nunung Nuryartono mengingatkan kemiskinan dapat terjadi akibat perampasan kapabilitas seseorang. Selain disebabkan faktor alamiah seperti kelangkaan sumber daya alam sehingga produktivitas masyarakat menjadi rendah. Selain itu, kemiskinan juga bisa terjadi karena faktor struktural. "Yaitu, akibat akses yang tidak terbagi secara merata," ujarnya.

Itu sebabnya, Nunung juga meyakini, peningkatan akses yang lebih besar bagi masyarakat miskin ke lembaga keuangan, teknologi, dan pasar akan membantu mendorong perbaikan nasib kaum miskin. "Ini terbukti dialami Yeni Aryana, nasabah mikro PT PNM, Yeni mendapat kredit mikro pada akhir 2017 senilai Rp2 juta dari PT PNM. Dia selama ini berjualan nasi uduk di Pasar Minggu, Jakarta Selatan," kata dia.

Disamping itu, Yeni juga diajari PNM cara membuat masakan lain dan dilatih membuka pasar yang baru, termasuk lewat akses digital. Hasilnya pun luar biasa, pada awal 2018 omset usaha Yeni masih Rp150 ribu per hari saat ini sudah mencapai Rp1,2 juta per hari."Sebelum Corona malah bisa Rp1,8 juta per hari dan saat ini memiliki kredit Rp8 juta ke PNM," jelasnya.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1846 seconds (0.1#10.140)