Peta Jalan Jadi Entrepreneur Masa Depan, Harus Punya 3 Kompetensi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pendiri Technolife, Evi Lusviana mengungkapkan, seorang entrepreneur harus memilik tiga kompetensi. Paling utama adalah attitude, yakni sikap, perilaku, rasa tanggung jawab, karakter dan integritas.
Selanjutnya bila sudah mempunyai attitude yang baik, tinggal membangun yang kedua yakni skill – ketrampilan, baik ketrampilan yang bersifat hard, maupun yang soft atau soft skill. Harus saudara harus miliki beberapa skill. Dan yang ketiga: adalah Pengetahuan, Knowledge.
Gabungan dari ketiga kompetensi, menurut Evi akan membuat seorang entrepreneur memiliki kelengkapan untuk bertempur di dunia usaha yang sebenarnya
“Saudara sudah membangun itu mulai dari TK, SD, SMP, SMA/SMK hingga di Perguruan Tinggi. Tapi saudara tidak cukup hanya belajar tanpa tujuan. Saudara harus punya tujuan, jadi saudara terdorong untuk menguasai ilmunya,” ujar Evi Lusviana ketika memberikan kuliah umum bertema Prospek Pengusaha Masa Depan (Entrepreneur’s Future Outlook) di Kampus C Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (20/3/2023).
Acara kuliah umum ini dihadiri Rektor Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Marsekal Muda TNI (Purn.) Dr. Sungkono, S.E., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi yang juga menjadi moderator yaitu Tutik, Siswati, SE, MSi, para dosen. Kuliah umum juga diikuti dengan tanya jawab bagi mahasiswa.
Evi Lusviana menjelaskan, sekarang dan ke depan adalah era digital. Bagi kelompok usia milenial (gerenasi “Wai (Y), dan Generasi Z) adalah generasi Digital Native, semua serba teknologi, Artificial Intelligent, Robotic, Information Technology, Solusi, dan sebagainya. Saudara harus siap bersaing.
Maka ke depan untuk menentukan siapa yang unggul adalah mereka yang memiliki kompetensi dan yang paling siap jadi pemenang. Jadi Evi mengingatkan, agar mahasiswa tidak boleh ketinggalan.
Lebih lanjut Evi memberikan, sebuah Roadmap (peta jalan untuk menjadi Entrepreneur masa depan (Future Entrepreneur). Ada lima anak tangga yang harus dilalui agar mampu bersaing dan memenangkan persaingan.
Anak tangga pertama: yakni belajar di bangku kuliah untuk memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya. Laksanakan sungguh-sungguh, karena akan butuhkan pengetahuan itu. Persoalan di era sekarang dan di masa mendatang semakin kompleks. Persoalan yang kompleks tidak dapat dipecahkan dengan cara-cara biasa, tetapi membutuhkan pengetahuan.
Selanjutnya dengan pengetahuan yang dimiliki, perlu ditambah dengan skill. Manfaatkan waktu untuk sungguh-sungguh berlatih supaya memiliki skill, baik hard skill maupun soft skill.
Belajar untuk menjadi wirausahawan, belajar untuk mengelola usaha saudara sendiri, belajar kepemimpinan, belajar manajemen, belajar problem solving, mengambil keputusan, mengatasi kesulitan, belajar berkomunikasi.
Di tangga ketiga, mengeksekusi apa yang sudah dirancang. Di sinilah mulai menjalankan bisnis Anda sendiri. Mulailah dengan yang mampu dikerjakan, jangan mulai dengan yang tidak mampu dikelola.
“Di tangga keempat dan seterusnya, dituntut untuk konsisten, kelola risiko dan hadapi masalah. Saudara sudah berada di jalan menuju sukses. Jangan pernah menyerah, karena di saat menyerah, sesungguhnya saudara sudah sangat dekat dengan kesuksesan saudara,” papar Evi.
Kolaborasi Simbiotik-Mutualistik
Menyinggung Program Kemendikbudristekdikti, Evi Lusviana mengatakan, Kampus Merdeka – Merdeka Belajar. Yang oleh Evi dari swasta menyebutnya Kampus Mandiri. Kata Mandiri lebih mengikat, ketimbang kata “merdeka” yang sering diplesetkan ke dalam konotasi negatif: merdeka diartikan bebas atau semaunya.
Pihaknya dari dunia usaha menyambut baik program kampus mandiri, karena dengan demikian antara Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dapat membangun kolaborasi simbiotik-mutualistik dalam mempersiapkan generasi milenial dan generasi Z menjadi generasi yang siap untuk memasuki dunia kerja di era industry 4.0 dan Community 5.0.
Kolaborasi antara Perguruan Tinggi melalui Kampus Mandiri dapat mewujudkan bonus demografi, sekaligus menjadi jembatan emas untuk mencapai Indonesia Maju 2045. Terkait dengan hal ini, Evi menjelaskan bagaimana kesiapan Teknolife dalam bekerjasama dengan Perguruan Tinggi menyelenggarakan Kampus Mandiri atau MBKM.
“Dari aspek fasilitas, Teknolife sangat siap. Tersedia Gedung 4 lantai di lokasi yang sangat strategis yang dilengkapi dengan ruang-ruang pelatihan dan ruang belajar dan berkreasi yang berbasis teknologi digital. Ruangan yang dilengkapi dengan AC dan Wifii sehingga mahasiswa sangat nyaman,” kata Evi yang juga Ketua Umum Perkumpulan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas).
Disebutkan Evi, Teknolife juga bisa menyediakan fasilitas akomodasi khusus untuk mahasiswa dari luar kota. Dari 8 Kegiatan MBKM, Teknolife siap menyelenggarakan tiga Kegiatan, yakni Magang atau Internsif atau disebut Co-op, Kegiatan Wira Usaha yang dapat kami padukan dengan Pelatihan UMKM, dan Digital Economy, serta Projek Mandiri disesuaikan dengan penugasan Kampus kepada Mahasiswa. Untuk itu Teknolife menyediakan Pengajar yang handal serta Mentor-mentor yang professional.
“Kami juga menyiapkan Field Trip yang memberi kesempatan kepada Mahasiswa untuk berinteraksi langsung dan terlibat dalam aktifitas-aktifitas kewirausahaan, bagi penguatan kompetensi 4C, yakni Communication, Critical Thinking, Collaboration and Creativity, bahkan akan kami lengkapi dengan Soft Skill yang lain seperti decision making, leadership dan komponen-komponen Attitude yang essensial. Jadi, Technolife yang saya bangun ingin menciptakan Enterpreneur dan pengusaha yang berhasil dan tangguh,” ungkap Evi Lusviana.
Sementara itu Dekan FE, Tutik Siswati mengatakan, acara kuliah umum memberikan efek bagi dosen dan mahasiswa karena mendapat sesuatu yang baru terutama dari pihak swasta untuk merangsang mahasiswa mulai melakukan kegiatan usaha yang positif.
“Sesuai dengan harapan Program KM-MK ini para mahasiswa nanti bisa belajar di luar kampus yaitu di Technolife, sehingga kompetensi mereka semakin tinggi dan menjadi daya saing mereka dalam memasuki dunia kerja nanti,” ujar Tutik.
Penandatanganan MoU
Usai kuliah umum, dilakukan penandatanganan kerjasama atau MoU antara Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya) dengan PT Technolife Kreasi Indonesia dan juga dengan PT Indonesia Aviation School dan PT Liana Segrus Co. Ltd.
Dari Unsurya, penandatanganan dilakukan oleh Rektor, Marsekal Muda TNI (Purn.) Dr. Sungkono, S.E., M.Si, dari PT Technolife Kreasi Indonesia oleh pendirinya, Evi Lusviana, dari PT Indonesia Aviation School olehZulkifli Abas, dan pimpinan Segrus Co.Ltd, Mr/ Koguya.
Rektor, Marsekal Muda TNI (Purn.) Dr. Sungkono, S.E., M.Si,mengatakan, penandatangan MoU ini merupakan momen bersejarah karena Unsurya akan mengepakkan sayaknya lebih jauh, bahkan global.
“Dengan penandantanagan MoU ini menajdi kebanggaan bagi kami. Semoga ini berlanjut bagi kemajuan bersama mengingat hal ini dibangun atas dasar saling percaya, dan untuk kepentingan kita maisng-masing,” ujar Rektor Unsurya.
Selanjutnya bila sudah mempunyai attitude yang baik, tinggal membangun yang kedua yakni skill – ketrampilan, baik ketrampilan yang bersifat hard, maupun yang soft atau soft skill. Harus saudara harus miliki beberapa skill. Dan yang ketiga: adalah Pengetahuan, Knowledge.
Gabungan dari ketiga kompetensi, menurut Evi akan membuat seorang entrepreneur memiliki kelengkapan untuk bertempur di dunia usaha yang sebenarnya
“Saudara sudah membangun itu mulai dari TK, SD, SMP, SMA/SMK hingga di Perguruan Tinggi. Tapi saudara tidak cukup hanya belajar tanpa tujuan. Saudara harus punya tujuan, jadi saudara terdorong untuk menguasai ilmunya,” ujar Evi Lusviana ketika memberikan kuliah umum bertema Prospek Pengusaha Masa Depan (Entrepreneur’s Future Outlook) di Kampus C Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (20/3/2023).
Acara kuliah umum ini dihadiri Rektor Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Marsekal Muda TNI (Purn.) Dr. Sungkono, S.E., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi yang juga menjadi moderator yaitu Tutik, Siswati, SE, MSi, para dosen. Kuliah umum juga diikuti dengan tanya jawab bagi mahasiswa.
Evi Lusviana menjelaskan, sekarang dan ke depan adalah era digital. Bagi kelompok usia milenial (gerenasi “Wai (Y), dan Generasi Z) adalah generasi Digital Native, semua serba teknologi, Artificial Intelligent, Robotic, Information Technology, Solusi, dan sebagainya. Saudara harus siap bersaing.
Maka ke depan untuk menentukan siapa yang unggul adalah mereka yang memiliki kompetensi dan yang paling siap jadi pemenang. Jadi Evi mengingatkan, agar mahasiswa tidak boleh ketinggalan.
Lebih lanjut Evi memberikan, sebuah Roadmap (peta jalan untuk menjadi Entrepreneur masa depan (Future Entrepreneur). Ada lima anak tangga yang harus dilalui agar mampu bersaing dan memenangkan persaingan.
Anak tangga pertama: yakni belajar di bangku kuliah untuk memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya. Laksanakan sungguh-sungguh, karena akan butuhkan pengetahuan itu. Persoalan di era sekarang dan di masa mendatang semakin kompleks. Persoalan yang kompleks tidak dapat dipecahkan dengan cara-cara biasa, tetapi membutuhkan pengetahuan.
Selanjutnya dengan pengetahuan yang dimiliki, perlu ditambah dengan skill. Manfaatkan waktu untuk sungguh-sungguh berlatih supaya memiliki skill, baik hard skill maupun soft skill.
Belajar untuk menjadi wirausahawan, belajar untuk mengelola usaha saudara sendiri, belajar kepemimpinan, belajar manajemen, belajar problem solving, mengambil keputusan, mengatasi kesulitan, belajar berkomunikasi.
Di tangga ketiga, mengeksekusi apa yang sudah dirancang. Di sinilah mulai menjalankan bisnis Anda sendiri. Mulailah dengan yang mampu dikerjakan, jangan mulai dengan yang tidak mampu dikelola.
“Di tangga keempat dan seterusnya, dituntut untuk konsisten, kelola risiko dan hadapi masalah. Saudara sudah berada di jalan menuju sukses. Jangan pernah menyerah, karena di saat menyerah, sesungguhnya saudara sudah sangat dekat dengan kesuksesan saudara,” papar Evi.
Kolaborasi Simbiotik-Mutualistik
Menyinggung Program Kemendikbudristekdikti, Evi Lusviana mengatakan, Kampus Merdeka – Merdeka Belajar. Yang oleh Evi dari swasta menyebutnya Kampus Mandiri. Kata Mandiri lebih mengikat, ketimbang kata “merdeka” yang sering diplesetkan ke dalam konotasi negatif: merdeka diartikan bebas atau semaunya.
Pihaknya dari dunia usaha menyambut baik program kampus mandiri, karena dengan demikian antara Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dapat membangun kolaborasi simbiotik-mutualistik dalam mempersiapkan generasi milenial dan generasi Z menjadi generasi yang siap untuk memasuki dunia kerja di era industry 4.0 dan Community 5.0.
Kolaborasi antara Perguruan Tinggi melalui Kampus Mandiri dapat mewujudkan bonus demografi, sekaligus menjadi jembatan emas untuk mencapai Indonesia Maju 2045. Terkait dengan hal ini, Evi menjelaskan bagaimana kesiapan Teknolife dalam bekerjasama dengan Perguruan Tinggi menyelenggarakan Kampus Mandiri atau MBKM.
“Dari aspek fasilitas, Teknolife sangat siap. Tersedia Gedung 4 lantai di lokasi yang sangat strategis yang dilengkapi dengan ruang-ruang pelatihan dan ruang belajar dan berkreasi yang berbasis teknologi digital. Ruangan yang dilengkapi dengan AC dan Wifii sehingga mahasiswa sangat nyaman,” kata Evi yang juga Ketua Umum Perkumpulan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas).
Disebutkan Evi, Teknolife juga bisa menyediakan fasilitas akomodasi khusus untuk mahasiswa dari luar kota. Dari 8 Kegiatan MBKM, Teknolife siap menyelenggarakan tiga Kegiatan, yakni Magang atau Internsif atau disebut Co-op, Kegiatan Wira Usaha yang dapat kami padukan dengan Pelatihan UMKM, dan Digital Economy, serta Projek Mandiri disesuaikan dengan penugasan Kampus kepada Mahasiswa. Untuk itu Teknolife menyediakan Pengajar yang handal serta Mentor-mentor yang professional.
“Kami juga menyiapkan Field Trip yang memberi kesempatan kepada Mahasiswa untuk berinteraksi langsung dan terlibat dalam aktifitas-aktifitas kewirausahaan, bagi penguatan kompetensi 4C, yakni Communication, Critical Thinking, Collaboration and Creativity, bahkan akan kami lengkapi dengan Soft Skill yang lain seperti decision making, leadership dan komponen-komponen Attitude yang essensial. Jadi, Technolife yang saya bangun ingin menciptakan Enterpreneur dan pengusaha yang berhasil dan tangguh,” ungkap Evi Lusviana.
Sementara itu Dekan FE, Tutik Siswati mengatakan, acara kuliah umum memberikan efek bagi dosen dan mahasiswa karena mendapat sesuatu yang baru terutama dari pihak swasta untuk merangsang mahasiswa mulai melakukan kegiatan usaha yang positif.
“Sesuai dengan harapan Program KM-MK ini para mahasiswa nanti bisa belajar di luar kampus yaitu di Technolife, sehingga kompetensi mereka semakin tinggi dan menjadi daya saing mereka dalam memasuki dunia kerja nanti,” ujar Tutik.
Penandatanganan MoU
Usai kuliah umum, dilakukan penandatanganan kerjasama atau MoU antara Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya) dengan PT Technolife Kreasi Indonesia dan juga dengan PT Indonesia Aviation School dan PT Liana Segrus Co. Ltd.
Dari Unsurya, penandatanganan dilakukan oleh Rektor, Marsekal Muda TNI (Purn.) Dr. Sungkono, S.E., M.Si, dari PT Technolife Kreasi Indonesia oleh pendirinya, Evi Lusviana, dari PT Indonesia Aviation School olehZulkifli Abas, dan pimpinan Segrus Co.Ltd, Mr/ Koguya.
Rektor, Marsekal Muda TNI (Purn.) Dr. Sungkono, S.E., M.Si,mengatakan, penandatangan MoU ini merupakan momen bersejarah karena Unsurya akan mengepakkan sayaknya lebih jauh, bahkan global.
“Dengan penandantanagan MoU ini menajdi kebanggaan bagi kami. Semoga ini berlanjut bagi kemajuan bersama mengingat hal ini dibangun atas dasar saling percaya, dan untuk kepentingan kita maisng-masing,” ujar Rektor Unsurya.
(akr)