Jauh-jauh Terbang ke China, Luhut cuma Dapat Potongan Bunga Utang Kereta Cepat 0,6 Persen
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa dari hasil negosiasi dengan Cina soal tingkat suku bunga pinjaman pembengkakan biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sudah mengalami penurunan. Angka tersebut turun 0,6% dari sebelumnya 4% menjadi 3,4%.
Meski begitu, Luhut mengatakan bahwa dirinya masih melakukan negosiasi untuk dapat menurunkan tingkat suku bunga ke posisi angka 2%.
"Soal bunga kemarin dia mau turun dari 4% menjadi 3,4% dan kita mau lebih rendah lagi ya maunya kita kan 2%, tapi kan enggak semua kita capai. Jadi kalau kita dapat 3,4% misalnya sampai situ, ya we're doing okay, walaupun enggak oke-oke amat," ujar Luhut dalam konferensi pers update Kerja Sama Indonesia-Tiongkok, Senin (10/4/2023).
Luhut menyebut, bunga pinjaman cost overrun sebesar 3,4% tersebut masih tergolong lebih rendah bila dibandingkan dengan meminjam biaya dari luar China. Nilai cost overrun KCJB sendiri telah disepakati sebesar USD1,2 miliar atau sekitar Rp17 triliun.
Sementara itu jumlah yang harus dibayar oleh Indonesia sekitar USD560 juta (sekitar Rp8,3 triliun) dengan target tenor sekitar 30-40 tahun.
Dia menambahkan bahwa kesepakatan tersebut akan rampung pada pekan depan. Luhut menegaskan bahwa Indonesia sanggup untuk membayar dari utang tersebut.
"Nggak ada masalah. Kok ragu dengan negara kita. Jangan under estimate, negara kita ini semakin baik lho. Lihat penerimaan pajak kita naik 48,6% karena Indonesia banyak batu bara segala macam tadi. Kita gak sadar keuangan kita dengan hilirisasi itu," pungkasnya.
Sepekan yang lalu, Luhut terbang ke China untuk menegosiasikan bunga terkait pinjaman tambahan untuk proyek kereta cepat. Luhut berharap China bersedia menurunkan bunga utangnya menjadi 2%.
Meski begitu, Luhut mengatakan bahwa dirinya masih melakukan negosiasi untuk dapat menurunkan tingkat suku bunga ke posisi angka 2%.
"Soal bunga kemarin dia mau turun dari 4% menjadi 3,4% dan kita mau lebih rendah lagi ya maunya kita kan 2%, tapi kan enggak semua kita capai. Jadi kalau kita dapat 3,4% misalnya sampai situ, ya we're doing okay, walaupun enggak oke-oke amat," ujar Luhut dalam konferensi pers update Kerja Sama Indonesia-Tiongkok, Senin (10/4/2023).
Luhut menyebut, bunga pinjaman cost overrun sebesar 3,4% tersebut masih tergolong lebih rendah bila dibandingkan dengan meminjam biaya dari luar China. Nilai cost overrun KCJB sendiri telah disepakati sebesar USD1,2 miliar atau sekitar Rp17 triliun.
Sementara itu jumlah yang harus dibayar oleh Indonesia sekitar USD560 juta (sekitar Rp8,3 triliun) dengan target tenor sekitar 30-40 tahun.
Dia menambahkan bahwa kesepakatan tersebut akan rampung pada pekan depan. Luhut menegaskan bahwa Indonesia sanggup untuk membayar dari utang tersebut.
"Nggak ada masalah. Kok ragu dengan negara kita. Jangan under estimate, negara kita ini semakin baik lho. Lihat penerimaan pajak kita naik 48,6% karena Indonesia banyak batu bara segala macam tadi. Kita gak sadar keuangan kita dengan hilirisasi itu," pungkasnya.
Sepekan yang lalu, Luhut terbang ke China untuk menegosiasikan bunga terkait pinjaman tambahan untuk proyek kereta cepat. Luhut berharap China bersedia menurunkan bunga utangnya menjadi 2%.
(uka)