Mantan Menkeu Era SBY: BLT Lebih Efektif dari Bansos, Perluas ke Kelas Menengah

Senin, 20 Juli 2020 - 15:20 WIB
loading...
Mantan Menkeu Era SBY:...
Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2013-2014 pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakni Chatib Basri, menyarankan pemerintah untuk memperluas penerima bantuan langsung tunai (BLT) kepada golongan menengah ke bawah. Foto/Dok
A A A
Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2013-2014 pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakni Chatib Basri, menyarankan pemerintah untuk memperluas penerima bantuan langsung tunai (BLT) kepada golongan menengah ke bawah. Dana yang disiapkan itu diproyeksi mencapai Rp 120 triliun.

Adapun, kebijakan BLT menurutnya lebih efektif dibandingkan bantuan sosial dalam bentuk lainnya, seperti sembako. Sebab menurutnya, kelas menengah akan menggunakan uang tunai tersebut untuk berbelanja yang diharapkan dapat mendorong konsumsi.

(Baca Juga: Pemberian Bansos hingga BLT Desa Akan Diperpanjang hingga Desember 2020 )

“Berikan pada kelompok menengah bawah. Kalau sekarang BLT hanya untuk kelompok miskin, bisa di-extend ke lowe middle income, paling efektif itu BLT, even dibandingkan dengan sembako, kalau cash akan jauh lebih efektif,” ujar Chatib Basri dalam webinar BPPK Kemenkeu, Senin (20/7/2020).

Chatib mencontohkan, saat ini jumlah golongan menengah ke bawah di Indonesia sekitar 115 juta orang atau 30 juta rumah tangga. Jika sebulannya mendapatkan Rp 1 juta, maka dana yang perlu disiapkan adalah Rp 30 triliun per bulan atau Rp 120 triliun untuk empat bulan.

“Saya sarankan aspiring middle class ada 115 juta orang di Indonesia atau 30 juta rumah tangga, kalau mereka dapat Rp 1 juta per bulan, itu berarti Rp 30 triliun. Kalau diextend empat bulan kita perlu tambahan BLT sekitar Rp 120 triliun,” jelasnya.

(Baca Juga: Mendes PDTT : Penyaluran BLT Dana Desa Capai Rp3,2 Triliun )

Dia menjelaskan, pandemi COVID-19 membuat aktivitas bisnis tak jalan. Masyarakat juga diminta untuk tetap berada di rumah. Untuk itu, kebijakan utama yang mesti didorong pemerintah untuk memulihkan perekonomian adalah konsumsi. Jika konsumsi jalan, maka kebijkan lainnya juga akan efektif.

“Yang dibutuhkan sekarang belanja. Kalau dulu ada hemat pangkal kaya, saya ingin katakan hari ini belanja pangkal pemulihan ekonomi. Bentuknya dalam bentuk BLT,” jelasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1949 seconds (0.1#10.140)