Begini Nih Cara Dapat Cuan Lewat Bisnis F&B Korea
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berbisnis memang penuh tantangan. Tapi selama kita gigih menjalaninya, pasti membuahkan hasil Buddies! Itulah yang dirasakan oleh Dea Manggala, owner Haneul, “quick service restaurant” atau restoran siap saji Korea.
Dea membangun restoran karena bisnis “wedding photography” yang ia jalankan terdampak pandemi. Berdasarkan riset kecil-kecilan yang ia lakukan, pasar Korea selalu bertumbuh. Hal tersebut menginspirasi Dea untuk memulai bisnis “food and beverage” atau F&B yang mengusung hidangan ala Korea.
“Sangat besar potensinya, apalagi kalau kita lihat di Indonesia itu untuk K-popers nya nomor 1 di dunia. Jadi memang luar biasa banget peluangnya di sana. Memang orang yang ambil pasar Korea itu masih sedikit untuk brand dan kita mencoba create itu dengan memperkenalkan produk Korea yang juga kita asimilasi dengan rasa lidah Indonesia,” terang Dea.
Salah satu terobosan Dea adalah dengan memperkenalkan soju tanpa alkohol. Seperti kita ketahui Buddies, soju merupakan minuman beralkohol yang kerap diminum masyarakat Korea.
“Yang paling dicari pecinta K-drama dan K-popers itu kan dia sering lihat para idol makan contohnya mengkonsumsi soju yang beralkohol, tapi kebanyakan orang Indonesia adalah muslim. Jadi memang kita mau coba bagaimana pelanggan bisa minum soju tapi enggak ada alkoholnya. Kita buat itu dan ternyata diminati banyak orang,” jelasnya.
Mengawali bisnis F&B dengan konsep “grab and go”, kini Dea telah membuka beberapa cabang restoran yang di antaranya berlokasi Bekasi, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan. Omset yang diperolehnya pun cukup menjanjikan.
“Waktu grab and go itu kita hanya bisa menjual sebanyak 200 hingga 300 ribu dengan 3 orang karyawan. Setelah berpindah cabang, meningkat ke 700 hingga 800 ribu. Karyawan tetap 3 orang. Seiring jalannya waktu, kita matangkan kembali konsepnya hingga kita bisa meraih 8 hingga 9 juta perhari dengan total sebesar 100 juta rupiah perbulan. Sekarang kita sustain di 70 hingga 80 juta percabangnya,” ungkap Dea.
Lalu apa ya saran Dea buat Buddies yang ingin memulai bisnis F&B? Menurutnya berani memulai bisnis adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Setelah itu, milikilah strategi marketing yang bagus.
“Selanjutnya bisnis F and B itu perlku punya “arwah” atau “soul”. Makanan enak saja enggak cukup. Harus ada sesuatu yang membuat pelanggan ingin balik lagi setelah menikmati makanan,” pungkas Dea.
Dea membangun restoran karena bisnis “wedding photography” yang ia jalankan terdampak pandemi. Berdasarkan riset kecil-kecilan yang ia lakukan, pasar Korea selalu bertumbuh. Hal tersebut menginspirasi Dea untuk memulai bisnis “food and beverage” atau F&B yang mengusung hidangan ala Korea.
“Sangat besar potensinya, apalagi kalau kita lihat di Indonesia itu untuk K-popers nya nomor 1 di dunia. Jadi memang luar biasa banget peluangnya di sana. Memang orang yang ambil pasar Korea itu masih sedikit untuk brand dan kita mencoba create itu dengan memperkenalkan produk Korea yang juga kita asimilasi dengan rasa lidah Indonesia,” terang Dea.
Salah satu terobosan Dea adalah dengan memperkenalkan soju tanpa alkohol. Seperti kita ketahui Buddies, soju merupakan minuman beralkohol yang kerap diminum masyarakat Korea.
“Yang paling dicari pecinta K-drama dan K-popers itu kan dia sering lihat para idol makan contohnya mengkonsumsi soju yang beralkohol, tapi kebanyakan orang Indonesia adalah muslim. Jadi memang kita mau coba bagaimana pelanggan bisa minum soju tapi enggak ada alkoholnya. Kita buat itu dan ternyata diminati banyak orang,” jelasnya.
Mengawali bisnis F&B dengan konsep “grab and go”, kini Dea telah membuka beberapa cabang restoran yang di antaranya berlokasi Bekasi, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan. Omset yang diperolehnya pun cukup menjanjikan.
“Waktu grab and go itu kita hanya bisa menjual sebanyak 200 hingga 300 ribu dengan 3 orang karyawan. Setelah berpindah cabang, meningkat ke 700 hingga 800 ribu. Karyawan tetap 3 orang. Seiring jalannya waktu, kita matangkan kembali konsepnya hingga kita bisa meraih 8 hingga 9 juta perhari dengan total sebesar 100 juta rupiah perbulan. Sekarang kita sustain di 70 hingga 80 juta percabangnya,” ungkap Dea.
Lalu apa ya saran Dea buat Buddies yang ingin memulai bisnis F&B? Menurutnya berani memulai bisnis adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Setelah itu, milikilah strategi marketing yang bagus.
“Selanjutnya bisnis F and B itu perlku punya “arwah” atau “soul”. Makanan enak saja enggak cukup. Harus ada sesuatu yang membuat pelanggan ingin balik lagi setelah menikmati makanan,” pungkas Dea.
(akr)