Awas Kredit Macet di Tengah Terbatasnya Aktivitas Ekonomi Imbas Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terbatasnya aktivitas ekonomi akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus yang semakin cepat, justru menimbulkan masalah baru dimana berpotensi membuat kredit bermasalah. Ditambah Banyaknya angka pengangguran karena perusahaan tidak mampu lagi membayar gaji karyawan hingga cashflow yang mengalami defisit.
"Tekanan likuiditas di sektor riil akan membuat kredit bermasalah karena dunia usaha tidak ada arus kas yang cukup. Sehingga akan berdampak pada sektor keuangan dan berisiko pada krisis ekonomi," kata Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah saat diskusi virtual di Jakarta, Senin malam.
(Baca Juga: Prediksi BI: Kredit Baru Diperkirakan Tumbuh di Kuartal III/2020 )
Dengan berhentinya aktivitas ekonomi maka aliran modal juga akan terhenti. Maka dari itu adanya kebijakan pelonggaran aktivitas atau transmisi baru sangat berguna bagi keberlangsungan ekonomi. Menjaga ketahanan dan keberlangsungan dunia usaha sekaligus menjaga sektor keuangan menjadi penentu keberhasilan menghindari terjadinya krisis.
"Stimulus fiskal ditunjukan untuk penanganan wabah serta untuk tingkatkan daya tahan dunia usaha dan keuangan," ungkap dia.
(Baca Juga: Demand Harus Dicreate, Jika Tidak Kelonggaran Kredit Sepi Peminat )
Di sisi lain, adanya pelonggaran moneter ditujukan untuk menjaga likuiditas. Dia pun meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk berhati-hati dalam mendorong penyaluran kredit.
Menurutnya, Pemerintah harus fokus pada upaya mengurangi penyebaran virus corona. Sebab, ekonomi tidak akan puih jika kasus covid 19 masih terus bertambah. "Pemerintah harus tetap memberikan stimulus pada dunia usaha. Upaya ini dilakukan agar dunia usaha tak jatuh dan menjalar pada sektor keuangan," ungkap Piter.
"Tekanan likuiditas di sektor riil akan membuat kredit bermasalah karena dunia usaha tidak ada arus kas yang cukup. Sehingga akan berdampak pada sektor keuangan dan berisiko pada krisis ekonomi," kata Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah saat diskusi virtual di Jakarta, Senin malam.
(Baca Juga: Prediksi BI: Kredit Baru Diperkirakan Tumbuh di Kuartal III/2020 )
Dengan berhentinya aktivitas ekonomi maka aliran modal juga akan terhenti. Maka dari itu adanya kebijakan pelonggaran aktivitas atau transmisi baru sangat berguna bagi keberlangsungan ekonomi. Menjaga ketahanan dan keberlangsungan dunia usaha sekaligus menjaga sektor keuangan menjadi penentu keberhasilan menghindari terjadinya krisis.
"Stimulus fiskal ditunjukan untuk penanganan wabah serta untuk tingkatkan daya tahan dunia usaha dan keuangan," ungkap dia.
(Baca Juga: Demand Harus Dicreate, Jika Tidak Kelonggaran Kredit Sepi Peminat )
Di sisi lain, adanya pelonggaran moneter ditujukan untuk menjaga likuiditas. Dia pun meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk berhati-hati dalam mendorong penyaluran kredit.
Menurutnya, Pemerintah harus fokus pada upaya mengurangi penyebaran virus corona. Sebab, ekonomi tidak akan puih jika kasus covid 19 masih terus bertambah. "Pemerintah harus tetap memberikan stimulus pada dunia usaha. Upaya ini dilakukan agar dunia usaha tak jatuh dan menjalar pada sektor keuangan," ungkap Piter.
(akr)