Pembuat Roti Rusia Didenda dan Ditahan karena Kue Anti-Perang
loading...
A
A
A
MOSKOW - Seorang tukang roti Rusia telah didenda karena "mendiskreditkan" militer Moskow setelah membuat kue anti-perang . Anastasia Chernysheva mulai membagikan foto kue yang dihiasi warna kuning dan biru -bendera Ukraina- ke akun Instagram-nya dua bulan setelah Perang Rusia .
Satu kue berbentuk phallic dihiasi dengan frasa "F-k war". Awal pekan ini Chernysheva ditahan seperti dilaporkan situs pemantauan polisi OVD-Info mengutip pengacaranya Yulia Yevdokimova.
Dia kemudian dibebaskan setelah dituduh "mendiskreditkan" angkatan bersenjata Rusia, hal yang dianggap sebagai kejahatan oleh Kremlin setelah invasi ke Ukraina untuk menindak oposisi publik terhadap perang.
Pada hari Jumat kemarin waktu setempat, Chernysheva diperintahkan untuk membayar denda sebesar 35.000 rubel (setara 345 poundsterling) yang dirupiahkan mencapai Rp6,3 juta (Kurs Rp18.270 per Pounds) setelah dinyatakan bersalah di Pengadilan Distrik Izmailovsky Moskow.
Seperti dilansir the telegraph, Chernysheva mengaku tidak akan menentang keputusan denda tersebut yang menurutnya tuduhan itu tidak mengejutkan.
"Saya mendapat beberapa gelombang komentar pro-Rusia yang mengatakan bahwa saya seharusnya berada dalam penjara. Awalnya saya menertawakannya ... Tetapi pada titik tertentu saya berpikir bahwa, mereka melakukan hal itu kepada saya karena kue, dan kemudian saya akan bertindak sesuai dengan keadaan," katanya kepada Novaya Gazeta Eropa.
Penuntutan pidana dan hukuman penjara bakal jadi pertimbangan dia didakwa untuk kedua kalinya. Sementara itu beberapa kue hasil buatan Anastasia Chernysheva telah dilelang untuk amal, termasuk sumbangan kepada Yevgeny Roizman, seorang politisi oposisi.
Kasus ini menjadi yang terbaru dari serangkaian tindakan hukuman yang diambil Kremlin terhadap penentang perang Rusia. Awal bulan ini, kritikus vokal Kremlin Vladimir Kara-Murza dijatuhi hukuman 23 tahun penjara atas tuduhan yang mencakup pengkhianatan atas komentar kritis yang dia buat mengenai perang Rusia Ukraina.
Mantan jurnalis dan politisi Rusia-Inggris itu ditangkap pada April 2022, hanya beberapa jam setelah memberikan wawancara kepada CNN, di mana dia mengatakan Rusia dijalankan oleh "rezim pembunuh".
Satu kue berbentuk phallic dihiasi dengan frasa "F-k war". Awal pekan ini Chernysheva ditahan seperti dilaporkan situs pemantauan polisi OVD-Info mengutip pengacaranya Yulia Yevdokimova.
Dia kemudian dibebaskan setelah dituduh "mendiskreditkan" angkatan bersenjata Rusia, hal yang dianggap sebagai kejahatan oleh Kremlin setelah invasi ke Ukraina untuk menindak oposisi publik terhadap perang.
Pada hari Jumat kemarin waktu setempat, Chernysheva diperintahkan untuk membayar denda sebesar 35.000 rubel (setara 345 poundsterling) yang dirupiahkan mencapai Rp6,3 juta (Kurs Rp18.270 per Pounds) setelah dinyatakan bersalah di Pengadilan Distrik Izmailovsky Moskow.
Seperti dilansir the telegraph, Chernysheva mengaku tidak akan menentang keputusan denda tersebut yang menurutnya tuduhan itu tidak mengejutkan.
"Saya mendapat beberapa gelombang komentar pro-Rusia yang mengatakan bahwa saya seharusnya berada dalam penjara. Awalnya saya menertawakannya ... Tetapi pada titik tertentu saya berpikir bahwa, mereka melakukan hal itu kepada saya karena kue, dan kemudian saya akan bertindak sesuai dengan keadaan," katanya kepada Novaya Gazeta Eropa.
Penuntutan pidana dan hukuman penjara bakal jadi pertimbangan dia didakwa untuk kedua kalinya. Sementara itu beberapa kue hasil buatan Anastasia Chernysheva telah dilelang untuk amal, termasuk sumbangan kepada Yevgeny Roizman, seorang politisi oposisi.
Kasus ini menjadi yang terbaru dari serangkaian tindakan hukuman yang diambil Kremlin terhadap penentang perang Rusia. Awal bulan ini, kritikus vokal Kremlin Vladimir Kara-Murza dijatuhi hukuman 23 tahun penjara atas tuduhan yang mencakup pengkhianatan atas komentar kritis yang dia buat mengenai perang Rusia Ukraina.
Mantan jurnalis dan politisi Rusia-Inggris itu ditangkap pada April 2022, hanya beberapa jam setelah memberikan wawancara kepada CNN, di mana dia mengatakan Rusia dijalankan oleh "rezim pembunuh".
(akr)